Joy tengah duduk diserambi depan paviliun milik Tuan Kang setelah selesai belajar bersama dengan Kang Yeon Ha, saudara laki-laki Yeon Seo. Ini adalah kegiatan rutin mingguan yang dilakukan Yeon Ha dan Joy semenjak Yeon Seo dianggap hilang ingatan.
Joy mengeluarkan surat dari Sohyeon untuknya. Diamatinya tiap huruf per huruf yang tertulis disana. Joy benar-benar penasaran apa yang ditulis oleh Sohyeon untuknya. Joy membolak-balikkan surat itu sesekali ia terlihat seperti sedang mengibas-ibaskannya. Ini sudah hampir lima bulan sejak kejadian waktu itu, tapi belum ada satupun kata yang berhasil Joy baca.
Arrgghh.. Ini benar-benar berbeda dengan Hangeul. tulisan macam apa ini. Hurufnya saja sudah asing, apalagi dibuat semacam kaligrafi seperti ini. Bagaimana cara membacanya? Ini seperti menterjemahkan transkrip kuno. Harusnya kemarin aku mengambil kelas sastra. Huuftt..
Joy menghela nafas pasrah. Iapun melipat surat itu dan memasukan kembali kedalam hanboknya. Pelajaran membaca dengan kakak laki-laki Yeon Seo benar-benar tidak bisa membantunya. Kang Yeon Ha tidak sabar menghadapi Joy karena harus mengajarinya dari awal. Hopeless hanya itu yang Joy rasakan.
Akankah surat ini selamanya menjadi sebuah misteri? Aku harus menguburnya disuatu tempat. Siapa tahu akan menjadi surat berharga di masa depan. Jika suatu saat aku kembali kemasa depan aku bisa meminta seseorang untuk membacakannya. Hmm.. apakah aku bisa kembali kemasa depan?
Joy sedih mengingat kelanjutan nasibnya. Tapi dirinya memang sudah pasrah seandainya memang harus terjebak disini. Dia sudah memiliki keluarga baru disini.
Kemudian terdengar pintu gerbang depan kediaman Tuan Kang ada yang mengetuk. Joy segera memerintahkan pelayan untuk membuka gerbang tersebut.
Pintu gerbangpun dibuka, terpampang wajah rekan Tuan Kang yang dulu pernah bertandang.
Bukankah itu teman Tuan Kang yang waktu itu? Ada berita apa ya?
Joy langsung berdiri dan menundukkan kepala isyarat memberi hormat pada rekan Tuan Kang. Gadis itu kemudian berlalu seolah meninggalkan area tersebut, padahal Joy langsung bersembunyi dibelakang tangga batu dibawah bawah paviliun Kerja Tuang Kang. Mencoba menguping tentang kabar apa yang dibawa tuan itu untuk Tuan Kang.
"Ibu Suri memerintahkan saya untuk memanggil Anda, Daegam." Suara tamu itu mengema.
"Sudah kuduga. Sekarang sudah waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan dengan Ibu Suri."
Pembicaraan apa? sebenarnya mereka sedang bersekongkol tentang apa ya?
"Daegam, langit benar-benar berpihak pada kita. Siapa sangka tanpa kita melakukan apapun Gadis itu mangkat secepat ini sebelum penetapannya sebagai Putri Mahkota. Ini benar-benar keberuntungan yang tidak disangka." Ucap rekan Tuan Kang disusul tawa serempak antara Tuan Kang dan rekannya.
APA?! Calon Putri Mahkota telah meninggal. Sepertinya aku belum pernah mendengar ini dalam sejarah. Benarkah? Bagaimana perasaan Putra Mahkota yang ditinggal calon mempelainya seperti ini?
"Baiklah. Aku akan segera menemui Ibu Suri kupastikan kita tidak akan terlambat." Jawab Tuan Kang.
***
Minggu berikutnya, Joy tengah menunggu untuk pelajaran Kang Yeon Ha, tapi orang yang ditunggu tak kunjung datang. Malah Tuan Kang muncul untuk menyuruh Joy mengantar Gingseng pesanan Ibu Suri ke Istana.
Joy sampai digerbang utama istana dan menunjukan surat dari Tuan Kang. Teryata dibalik gerbang istana sudah ada dua dayang yang menunggunya.
"Silahkan mengikuti kami. Ibu suri sudah menanti anda." kata salah satu dayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
True love - End
FanfictionHalloo.. Aku? Namaku Park Sooyoung, tapi teman-temanku biasa memanggilku Joy. Aku adalah seorang anak yatim piatu, aku tinggal bersama paman dan bibi. Oh ya. Aku adalah seorang siswi tingkat pertama di Anyang Art High School. Oh ayolah tentu kalian...