September 2012
Sepenuhnya aku sadar, semangat yang ku dapat untuk memperjuangkan cintaku datang karena aku melihat kesempatan masih ada. Revan terlihat tidak tertarik pada siapapun, tidak mendekati siapapun meski pun ia memperlakukanku berbeda.
"Ly, hari ini aku melihat hal yang gak pernah aku liat sebelumnya" Sarah melipat baju-nya dan memasukkannya ke dalam lemari.
Aku tidur di ranjangnya, malam ini aku memutuskan untuk tidur di kamar Sarah.
"Aku lihat Revan menatap punggungmu dengan tatapan yang berbeda Ly, saat kau berjalan dengan anak tadi"
Aku mengendus sebal, pasti Sarah mencoba menghiburku dengan angan-angan palsu.
"Beneran deh, Revan bahkan tersenyum" Sarah menerawang "Aku pikir Revan sudah mulai suka denganmu"
Aku diam. Revan suka denganku? Yang benar saja, hari ini saat aku berjalan berdua dengannya di candi, tidak ada pembicaraan-pembicaraan yang berarti.
"Minggu ini, mulai ajak dia makan siang lagi" Sarah duduk disampingku "Jangan pikirkan soal Revan yang tahu kalau kau menyukainya, setidaknya ia tidak menjauhimu, maksudku setidaknya ia masih bersikap sama"
"Itu yang aku pikirkan, dia tahu tapi dia tidak merespon apapun" aku memeluk bantal guling "kalau dia suka, mana mungkin dia diam saja setelah tahu aku menyukainya. Dibandingkan dengan teman-teman kuliahnya yang baru dia kenal, hubunganku dengannya tidak ada apa-apanya"
Sarah diam sejenak, berfikir "mungkin kau perlu menanyakan perasaanmu padanya. Atau kau perlu bicarakan perasaanmu pada Revan"
"Tidak itu memalukan"
"Tapi kau sudah lama menyukainya, tiga tahun lebih, ku rasa Revan bukan orang yang gampangan. Ayolah Ly! Hanya mengutarakan. Kau hanya bilang alasanmu menyukainya"
Aku menggeleng dan membenamkan wajahku diatas bantal, Sarah mulai gila.
***
Oktober 2012
Hari ini mulai ujian tengah semester. Aku belajar mati-matian. Kuliah tidak semudah apa yang aku bayangkan. Urusan cinta sementara waktu aku kesampingkan. Ternyata bukan hanya saat ujian masuk kuliah aku harus berjuang, bertahan di tempat ini pun aku harus berjuang keras. Pengantar Akuntansi, Matematika Ekonomi, Pengantar Manajemen, aku tak tahu kalau aku harus serius dalam tiga pelajaran ini, aku sibuk memikirkan cinta padahal banyak materi yang perlu aku pelajari dibandingkan aku memikirkan soal Revan.
"Besok ujian Pengantar akuntansi" Riri teman satu kelasku merenggangkan tangannya setelah kami keluar dari ruang ujian "Dan aku tidak tahu harus belajar apa"
"Sebaiknya kita makan siang dulu, aku lapar, aku tidak ingin memikirkan ujian besok" aku benar-benar tidak mengerti, kenapa aku harus masuk jurusan ini. Jurusan yang sebenarnya tidak ku sukai saat sekolah menengah.
"Tidak pergi ke kantin fakultas kedokteran? Atau ke FISIP?" Riri menyelidik. Sejak awal masuk kuliah, aku dekat dengannya. Beberapa kali aku menolaknya pergi makan siang bersama, karena aku pergi makan siang bersama Revan atau Sarah.
Aku menggeleng. Sejak hari itu, hari dimana nenek tidak sengaja mengucapkan aku menyukai Revan, aku tidak pernah menghubungi Revan lagi. Bahkan setelah Sarah mengatakan Revan menyukaiku, aku belum berani menghubunginya. Tapi secara diam-diam aku menelfonnya seperti kebiasaanku saat sekolah, dengan nomorku yang lain aku menelfonnya, dan seperti biasa ia selalu mengangkat telfonku, setelah ku dengar suaranya, dengan cepat aku mematikan sambungan telfonku.
"Kau sedang bertengkar dengan pacarmu?" Riri bertanya lagi.
"Pacar?" Aku bingung.
"Bukankah kalau kau ke fakultas kedokteran kau menemui pacarmu? Ada kakak kelas yang bertanya padaku, katanya kau punya pacar tapi sebelumnya ia tidak tahu kalau kau punya pacar, dan aku fikir kau ke fakultas kedokteran untuk menemui pacarmu, karena aku tahu kalau kau ke FISIP, kau pasti menemui Sarah, temanmu itu" Riri mengenal Sarah saat Sarah datang ke fakultas ku untuk makan siang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable Feeling
RomanceAku tidak habis pikir bagaimana bisa aku kembali bertemu dengannya. Seseorang yang selalu angkuh dan arogan. Di rumah sakit ini, saat aku dengan bodohnya mabuk bersama teman-temanku, pingsan setelah kehilangan keseimbangan dan terjerembap di anak-an...