Chapter I: ABOUT US.

3.2K 138 9
                                    




                  

304th Study Room Fanfic

—After 304th Study Room [Behind The Heartless]—

Benedict E.J. & Desyca T.

Disclaimer: Felicia Huang

Fic ini terbit atas izin langsung dari Felicia Huang

—DLDR—

CHAPTER I: ABOUT US.

.

.

.

Enjoy reading.

.

Desyca Taniadi, mahasiswi tingkat lima Fakultas Teknik jurusan Arsitektur itu berlarian kesana-kemari, sesekali kembali lagi ke meja belajarnya untuk mengambil barang-barang yang ia lupakan. Dirinya menggerutu, menyesali sifatnya yang kelewat take it easy. Tugas-tugasnya memang selesai tepat waktu, tapi karena rasa kantuknya lebih besar, jadi ia lebih memilih tidur ketimbang membereskan barang-barang apa yang sekiranya akan ia bawa ke kampus. Hatinya semakin gelisah mengingat Toyota Camry hitam yang sudah terparkir di depan rumahnya sejak sepuluh menit yang lalu. Mengikat rambut seadanya, berlari menyusuri anak tangga, kemudian menyambar sepotong roti yang sudah tersedia di atas meja makan, lalu pamit sembari berlari menuju pintu keluar.

BLAM.

"Yuk jalan, mas."

Benedict Elliot Johansson. Pemuda berambut pirang dengan iris biru itu menggeleng pasrah menatap gadis yang baru saja masuk dengan kasar ke dalam mobilnya. Pemuda itu tersenyum kecil dan mengacak rambut Desyca dengan lembut, tapi memang Desyca dasarnya cuek, jadi dia bersikap biasa saja dan langsung melempar tas beserta tabung gambarnya ke kursi belakang.

"Memangnya tutup pintu pelan-pelan ndak bisa toh, dek?" ucap Benedict dengan logat Jawa khasnya. Desyca hanya tersenyum sembari mengunyah rotinya.

Benedict Elliot Johansson, mahasiswa tingkat tujuh yang sedang bersiap-siap untuk menghadapi TA (Tugas Akhir). Dirinya satu fakultas dengan Desyca, tapi berbeda jurusan. Benedict mengambil jurusan Perminyakan, sesuatu yang memang sudah lama ia impikan. Mereka berdua sudah saling kenal sejak SMA, tepatnya ketika mengikuti Olimpiade Fisika tingkat Nasional. Mereka cukup akrab sebagai sahabat, untuk urusan asmara sendiri memang Benedict mengesampingkan itu semua sampai mereka lulus sekolah. Niat untuk fokus belajar di kuliah saat itu terkikis ketika dirinya bertemu kembali dengan Desyca. Berkali-kali menyangkal perasaan yang timbul di hatinya, tapi kalah juga ketika melihat Reihan—salah satu sahabat sekaligus juniornya—mendekati Desyca lagi.

Tersenyum kecil, hanya itu yang Benedict lakukan ketika ia tak sengaja mengenang masa-masa dulu saat dirinya mulai bertemu dengan Desyca. Bisa dibilang kala itu ia mengutuk dirinya sendiri yang secara tiba-tiba menghampiri Desyca di tempat parkir, dengan tampang tanpa dosa, tanpa basa-basi dirinya bertanya langsung pada Desyca yang saat itu baru keluar dari mobilnya dan bahkan belum sempat menekan tombol lock pada kunci mobilnya.

"Desyca, ayo kita pacaran."

Dan reaksi Desyca? Saat itu hanya menampilkan wajah bingung dengan mulut terbuka. Demi Tuhan, jika saat itu Benedict diberi permintaan oleh jin iprit maka ia akan meminta dirinya menghilang begitu saja. Salah tingkah, Benedict yang saat itu memang tidak pernah mengutarakan perasaannya pada perempuan jadi bingung sendiri. Dirinya hanya pergi begitu saja sembari menutup wajahnya yang malu setengah mati.

"Mas Bejo, tunggu! Aku mau kok jadi pacarnya mas, aku juga suka sama mas Bejo."

Mengingat itu semua membuat Benedict mengutuk dirinya sendiri, mengatai dirinya bodoh dan segala macamnya. Mahasiswa tingkat tiga bernama Benedict itu pun esoknya langsung menjadi bahan pembicaraan seantreo kampus. Penerus CEO Petropacific berpacaran dengan gadis biasa macam Desyca Taniadi. Semua gadis mentertawakannya, merasa Benedict telah salah memilih seorang gadis untuk bersamanya. Tapi Benedict mentertawakan orang-orang yang menghina kekasihnya, setidaknya Benedict tidak memilih gadis-gadis yang tukang bergosip, dandan ke kampus yang berlebihan, atau melihat Benedict sebagai penerus CEO Petropacific. Desyca Taniadi melihatnya sebagai Benedict, sebagai seorang laki-laki biasa.

After 304th Study Room [Behind The Heartless]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang