Chapter V: FALL APART.

1.4K 99 16
                                    


304th Study Room Fanfic

—After 304th Study Room [Behind The Heartless]—

Benedict E.J. & Desyca T.

Disclaimer: Felicia Huang

Fic ini terbit atas izin langsung dari Felicia Huang

—DLDR—

CHAPTER V: FALL APART.

.

.

.

Enjoy reading.

.

Desyca benar-benar merasa beban dihatinya hilang begitu saja. Tapi ketika kakinya melangkah masuk ke kampus, beban yang hilang semalam seolah tersedot masuk kembali ke hati dan pikirannya. Hari ini ia berangkat sendiri, jangan tanya kemana Juna yang biasanya selalu berangkat bersama. Desyca hari ini kesiangan, ia memberitahukan Juna untuk berangkat duluan. Karena semalaman tidak tidur dan kerjanya hanya joget-joget gak jelas di Hello Night dengan Reihan membuatnya lelah pagi ini. Bahkan ia masih mengantuk. Desyca berdiri di depan lift, menunggu sampai liftnya tiba di lantai satu. Ia mulai merasa aneh, semua tatapan mahasiswa disini menatap ke arahnya. Ia makin bingung setelah bisik-bisik mereka mulai terdengar di telinga Desyca. Apa yang salah dengannya?

TRING.

Lift tiba di lantai satu, Desyca masuk sendiri. Tidak ada satu orang pun yang mau satu lift dengannya. Desyca menghela napas kasar, mulai merasa canggung dengan keadaan ini. Lift terbuka di lantai delapan, belum sampai kakinya menginjak lantai, ia dikejutkan oleh kehadiran Benedict disana. Enggan keluar dari lift karena tatapan menusuk mantan kekasihnya, tangan Desyca justru ditarik dengan kasar oleh Benedict.

"Lepasin!" teriak Desyca di lorong sepi menuju kelas, ia berjalan dengan terburu-buru karena langkah Benedict begitu cepat menariknya.

Desyca memukul pergelangan tangan Benedict, "Sakit tahu! Lepasin!"

Benedict menariknya lagi, lalu menghempaskan tubuh Desyca begitu saja. Hampir saja ia jatuh tersungkur ke lantai, kalau saja tidak ada tangan Arjuna yang menahannya. Desyca semakin terkejut ketika dilihatnya Benedict membawanya ke balkon Fakultas Teknik yang kosong. Tidak, tidak kosong. Ada Irene, Rievalisha, dan juga Arjuna disana.

PLAK!

Satu tamparan tepat mengenai pipi kanan Desyca, Irene pelakunya. Gadis bersurai panjang itu hendak melayangkan tangannya lagi, sebelum tangan Juna menepisnya dengan kuat, dan Benedict yang menarik Desyca ke dalam dekapannya.

Juna menatap Irene garang, "Sekali lagi lu sentuh Desyca, gua patahin tangan lu." Ucapnya sembari menepis kasar tangan Irene.

Desyca tertawa, "Apa-apaan ini? Hahaha."

Semua menatapnya ngeri, kecuali Irene yang emosinya masih meledak-ledak.

"Penghianat! Pertama Benedict, lalu Arjuna, sekarang Reihan. Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Desyca?!" teriak Irene.

"KALIAN YANG APA-APAAN?! MENYERETKU KEMARI, MENAMPARKU TANPA ALASAN! BERTERIAK DI HADAPANKU!" Balas Desyca.

"Desyca," suara Benedict memanggilnya, sendu.

Desyca menoleh, raut wajahnya menampakkan banyak pertanyaan. Tapi, Benedict tersenyum sendu disana.

"Aku...khawatir," ucap Benedict pelan, "Semalam aku ke rumahmu, khawatir kamu sendirian di rumah. Kemana kamu semalam?"

After 304th Study Room [Behind The Heartless]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang