Semua berawal saat Eunha masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Usianya masih 17 waktu itu. Satu sore di penghujung bulan Juni, Eunha baru saja terbangun dari tidurnya. Ia berjalan menuju balkon kamarnya dan mendapati hujan tengah turun dengan intensitas sedang. Tidak ada yang dilakukannya selain diam dan berdiri di sana. Merasakan wajahnya basah karena percikan air hujan. Eunha menyukai hujan dan juga baunya.
Tiba-tiba saja ketenangannya sedikit terusik karena sang ibu masuk ke dalam kamarnya. Tanpa mengetuk pintu atau apapun. Meskipun itu dilakukan oleh ibunya sendiri, Eunha tidak suka. Tidak ada yang boleh masuk ke kamarnya tanpa ijin. Menurutnya itu lancang.
"Kenapa ibu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" protes Eunha. Meskipun tidak ada nada kesal dalam suaranya, jelas sekali gadis itu tidak menyukai kehadiran mendadak ibunya.
Atau lebih tepatnya ibu tirinya.
"Kenapa kau belum bersiap-siap?" Tanya perempuan 35 tahun bernama asli Ahn Hwayoung itu. Namun karena menikah dengan ayah Eunha, ibu tirinya berhak atas marga Jung yang kini melekat di namanya.
"Untuk apa?"
"Kita akan bertemu keluarga Kwon hari ini, Eunbi."
"Hanya ayah yang mempunyai urusan dengan keluarga Kwon. Aku tidak."
"Jung Eunbi, jangan buat ayahmu marah. Cepat ganti pakaianmu dan beriaslah."
Eunha –atau Eunbi lantas membalikkan badannya. Maju beberapa langkah mendekati ibunya dan berkata, "Katakan pada ayah kalau aku menolak keputusannya."
"Tidak bisa, Eunbi. Kau harus mengikuti keputusan ayahmu, atau ayahmu akan dijebloskan ke penjara. Jadi jangan membuat masalah dan cepatlah bersiap-siap. Ayah sudah menunggumu di bawah."
"Suruh ayah menungguku tiga puluh menit lagi."
Tanpa berkata apa-apa, Jung Hwayoung meninggalkan Eunha. Sambil menghela nafas dengan berat. Akhirnya dengan terpaksa Eunha mengganti pakaiannya dengan sebuah dress manis berwarna biru, dengan hiasan pita di sepanjang lingkaran pinggangnya. Make-up tipis ia bubuhkan di wajah cantiknya. Terakhir, Eunha mengenakan sepasang heels hitam yang memperindah kakinya. Juga sebuah sling bag berwarna sepadan dengan bajunya ia sampirkan di bahunya. Sebelum keluar dari kamarnya, Eunha kembali melihat rintik hujan dari balkon. Ia tersenyum pahit dan batinnya berkata, "Ayo lihat permainan apa lagi yang akan dibuat orang tuamu, Jung Eunbi."
Eunha lantas keluar dari kamarnya, menemui kedua orang tuanya yang menunggu di ruang tamu di lantai satu. Saat melihat anak gadisnya, Jung Sang Hun —ayah Eunha tersenyum. Putrinya benar-benar cantik.
"Ayo kita temui keluarga Kwon, sayang." Ujar Jung Sang Hun sambil menggenggam tangan Eunha. Mengajak anak gadisnya ke dalam mobil mewah yang sudah terparkir di depan rumahnya. Meskipun sebenarnya Eunha bisa sendiri. Namun ia tidak menolak genggaman tangan dari sang ayah.
Mobil melaju perlahan dengan kecepatan semakin bertambah saat memasuki jalan raya. Hujan masih turun, menciptakan titik-titik air dan embun pada kaca mobil. Eunha hanya diam memperhatikan jalanan yang mereka dilaluinya. Ia tidak begitu tahu kemana ayahnya akan membawanya. Namun yang jelas, Eunha sudah tahu rencana apa yang dimiliki oleh sang ayah.
"Keluarga Kwon begitu tertarik denganmu, Eunbi. Mereka ingin menjodohkan putra semata wayangnya dengan dirimu. Dan mereka merasa kalau kau adalah gadis yang tepat untuk mendampingi putranya, Kwon Soonyoung. Selain itu, ada kabar baik lagi. Presiden direktur di Kwon corporation akan menambah saham dan suntikan dana di perusahaan ayah."
Air mata Eunha meluncur dengan cepat melewati pipinya. Nyaris tidak meninggalkan jejak karena Eunha segera menyekanya. Ini sama saja seperti ayahnya menjualnya pada keluarga Kwon agar perusahaan yang dipimpinnya semakin meningkat. Eunha tahu perusahaan ayahnya tengah mengalami krisis saat ini. Dan dengan menjodohkan dirinya, maka ayahnya menganggap satu 'masalah' di perusahaannya dapat teratasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan 🌸 Jungkook-Eunha ⛔️
FanfictionTentang Jungkook si pecinta hujan dan Eunha yang hidup dalam luka lama juga trauma. ©autumn quartz 27092016