Jungkook membalik halaman baru di buku catatannya. Kedua matanya sibuk membaca dari buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan. Sementara tangannya mencatat kalimat inti dari setiap paragraf yang ia baca. Begitulah Jeon Jungkook. Selalu fokus pada apapun yang tengah dikerjakannya. Sebisa mungkin Jungkook memanfaatkan waktu luangnya. Seperti saat ini, saat pergantian mata kuliah. Ia akan kembali masuk kelas pukul 1 siang nanti. Sementara ini masih pukul 12 siang. Jadi Jungkook memanfaatkannya untuk mengerjakan tugasnya yang mulai gila-gilaan itu.
Sambil sesekali memakan permen yang ia simpan di dalam tasnya. Juga meminum air mineral dari botol yang ada di samping buku-bukunya. Mulutnya sesekali berkomat-kamit membaca kalimat demi kalimat. Namun konsentrasinya sedikit terpecah saat ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari Eunha.
"Jangan lewatkan makan siangmu. Kau ingin aku masak apa untuk makan malam?"
Jungkook tersenyum saat membaca pesan dari Eunha. Gadis itu benar-benar perhatian padanya. Dan Jungkook amat sangat bersyukur bisa bertemu dengannya. Namun jika harus menyadari kembali, kalau Eunha adalah tunangan Soonyoung, kenyataan itu menghantam Jungkook begitu keras. Dadanya terasa sakit. Kalau saja ia dan Eunha dipertemukan beberapa tahun lebih cepat, mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Tapi Jungkook bukanlah tipikal seseorang yang suka meratapi masa lalu. Ia tahu posisinya tidak akan pernah aman. Ia juga sadar kalau ia tidak akan bisa selamanya menyembunyikan Eunha. Suatu saat nanti pasti Soonyoung menemukan mereka. Namun Jungkook akan mengulur waktu selama mungkin. Selama mungkin sampai Soonyoung merasa lelah dan akhirnya benar-benar melepaskan Eunha.
Jungkook juga tidak peduli bagaimana masa lalu Eunha. Itu sama sekali tidak penting baginya, karena yang terpenting baginya saat ini adalah membahagiakan Eunha. Membuat gadis itu tersenyum setiap hari, itu cukup bagi Jungkook.
"Aku tidak pernah menolak apapun yang kau masak, kan? Buatkan apa saja, aku pasti akan menyukainya :3"
"Baiklah. Kalau begitu aku ingin membuat samyupsal denganmu. Kau mau?"
"Ide yang bagus."
Jungkook menatap wallpaper di ponselnya. Itu foto dirinya bersama Eunha ketika keduanya jalan-jalan untuk pertama kali. Hatinya menghangat setiap kali melihat senyuman manis Eunha. Jungkook sangat mencintai gadis itu dan sekuat mungkin tidak akan ia lepaskan.
"Kau tidak makan siang, Kook?" Tanya Mingyu begitu duduk di hadapan Jungkook. Jungkook hanya menggeleng sambil tersenyum tipis, lantas kembali menatap layar ponselnya. Karena penasaran, Mingyu merebut ponsel milik Jungkook dan melihat apa yang membuat temannya itu senyum-senyum sendiri.
"Oh, pantas saja kuperhatikan daritadi kau tersenyum sambil melihat ponselmu. Dia pacarmu?" goda Mingyu seraya mengembalikan ponsel Jungkook.
"Hm, begitulah. Dia cantik, kan?"
"Cantik. Bahkan lebih cantik dari gadis pirang yang mengaku sebagai mantan pacarmu itu. Seleramu semakin meningkat, Kook. Kim Hyena pun tidak ada apa-apanya dengan gadis itu."
"Sudahlah, aku tidak ingin membahas gadis-gadis itu. Kau sendiri, bagaimana hubunganmu dengan Junhee?"
"Ah, entahlah. Junhee masih belum memberiku jawaban. Aku juga tidak mau membuatnya merasa tertekan."
"Gyu, aku pernah mendengar pepatah ini. Jika kau mencintai seseorang, maka lepaskanlah. Kalau dia kembali, itu artinya memang dia tercipta untukmu."
"Woah, kau sudah seperti Kahlil Gibran saja, Kook!"
"Ya! Kau ini sedang di perpustakaan. Lebih baik kau diam atau diusir oleh petugas."
Mingyu menutup mulutnya, lantas mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Ia pun seperti Jungkook, mengerjakan sebagian tugasnya yang sudah hampir mendekati deadline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan 🌸 Jungkook-Eunha ⛔️
FanfictionTentang Jungkook si pecinta hujan dan Eunha yang hidup dalam luka lama juga trauma. ©autumn quartz 27092016