[Play the multimedia first, then enjoy the story]
"you are the cause of my euphoria"
---
Jungkook mengerjapkan kedua matanya. Mencoba mencerna kalimat yang baru saja meluncur dari mulut Eunha. Dan ia pun menyimpulkan kalau Eunha hanya main-main dengan ucapannya. Meskipun seharusnya Jungkook bahagia. Namun Jungkook seolah melupakan apa yang selama ini ia rasakan setiap kali berada di dekat Eunha. Debaran jantungnya yang menggila, kekhawatiran dan kecemasan jika ia harus pulang larut malam dan membuat Eunha harus sendirian di apartemen.
Karena jika ia membiarkan perasaannya tumbuh dan benar-benar menjadi cinta, maka ia akan menambah masalah yang dihadapi Eunha.
"Ternyata kau pintar membuat lelucon, Eunha." Ujar Jungkook dengan tawa keringnya.
"Jadi kau menganggap itu hanya sebuah lelucon?" ekspresi wajah Eunha langsung berubah 180 derajat. Ia tidak menyangka jika Jungkook hanya menanggapi ucapannya sebagai lawakan saja.
"Eunha, saat ini kita masih dalam keadaan yang sulit. Maksudku, jika kau jatuh cinta padaku, dan aku juga jatuh cinta padamu. Aku hanya tidak mau menambah masalah bagimu. Jadi aku tidak bisa—"
"Menurutmu jika aku jatuh cinta padamu, itu adalah sebuah masalah? Aku tahu apa yang aku lakukan, Jungkook."
"Kenapa harus aku, Eunha?"
"Kau tidak mau? Kau tidak suka jika aku mencintaimu?"
"Bukan begitu. Maksudku..."
"Maaf. Aku terlalu lancang, kurasa."
"Eunha—"
"Aku ke kamar saja."
Jungkook hendak menahan Eunha, namun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia membiarkan gadis itu beranjak menuju kamar dan mengunci diri disana. Dengan kesal, Jungkook meremas rambutnya sendiri. Ia benar-benar tidak bermaksud menyakiti perasaan Eunha. Namun kondisinya memang benar-benar sulit. Eunha adalah tunangan Soonyoung yang kabur dan saat ini tengah menginap di rumah musuh terbesarnya. Bayangkan jika sampai Jungkook dan Eunha berpacaran, atau setidaknya saling mencintai. Apa yang akan terjadi pada keduanya? Soonyoung mungkin bisa membunuh keduanya kalau pria itu sampai tahu.
Atau setidaknya Soonyoung akan membunuh Jungkook.
Jungkook merasa dirinya begitu egois karena berusaha mengabaikan perasaan Eunha hanya karena mengkhawatikan dirinya sendiri. Tidak. Ia juga sangat mengkhawatirkan keselamatan Eunha. Jadi untuk sementara, Jungkook akan bersikap seperti biasa. Seolah-olah tidak ada yang dirasakan di antara keduanya. Meskipun sebenarnya, Jungkook juga merasakan apa yang Eunha rasakan.
Sementara itu, Eunha termenung di dalam kamar. Mendadak ia menyesal karena rasanya semua ini terlalu cepat. Ia terburu-buru mengungkapkan perasaannya pada Jungkook, kan? Tapi Eunha tidak bisa menahannya. Ia khawatir Jungkook akan jatuh cinta pada wanita lain. Dan Eunha tidak pernah menemukan laki-laki seperti Jungkook. Dimana ia merasa begitu nyaman hanya dengan memandang wajahnya. Merasa aman hanya dengan mendengar suaranya. Dan bisa tersenyum jika Jungkook tersenyum. Entahlah, unha hanya bisa mendapatkan semua perasaan itu jika sedang bersama Jungkook.
Tapi yang terjadi, Jungkook justru menganggap ucapannya tadi hanya lelucon. Eunha bahkan tahu kalau Jungkook hanya memaksakan tawanya. Apakah Jungkook sama sekali tidak tertarik padanya? Memalukan sekali. Dan Eunha yakin beberapa hari ke depan, suasana di antara keduanya akan semakin canggung. Bahkan kecanggungan selama ini sudah mencekik Eunha begitu kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan 🌸 Jungkook-Eunha ⛔️
FanfictionTentang Jungkook si pecinta hujan dan Eunha yang hidup dalam luka lama juga trauma. ©autumn quartz 27092016