She truly loves you.

147 31 25
                                    


Luke masih berusaha mencerna perkataan terakhir Brendon. Matanya bahkan melebar tak berkedip selama akhirnya ia bisa menyadari apa arti dari perkataan Brendon.

"What the fuck?" Luke menggumam, hampir tak terdengar namun hal itu berhasil menurunkan emosinya sehingga ia bisa berfikir dengan jernih sekarang ini.

Brendon mengangguk seraya Luke mulai merendahkan dirinya dan akhirnya terduduk di lantai mendongak menatap wajah Brendon. "Are you for real?" tanya Luke masih tidak percaya.

Brendon membalas, "ya, she's my sister. My biological sister." Seraya ia mengulurkan tangannya untuk membantu Luke bangkit dan kemudian duduk di sampingnya di kursi tunggu.

Ashton dan Michael hanya diam. Hanya saja Ashton sempat mengeluarkan reaksi yang sama, mata melebar dan mulut menganga tak percaya, namun ketika kepalanya ia arahkan pada Michael, gitaris band 5SOS tersebut hanya mengangguk. Ia memang sudah tau semuanya.

"Kenapa kau tidak bilang jika Alysha selama ini adalah adikmu? Selama 10 tahun kami bersama yang aku tahu hanyalah dia sudah tidak mempunyai orang tua bahkan saudara!" Luke terdengar frustasi, ia bahkan mengacak rambutnya bingung.

"Calm down, Luke. Aku tau ini mengejutkan bagimu. Tapi dia punya alasan tersendiri untuk hal itu." Brendon masih mencoba menenangkan.

Pria berambut hitam itu pun menoleh ke arah Ashton dan Michael, melempar tatapan pada keduanya agar meninggalkan ia dan Luke seorang diri.

Tanpa babibu, Ashton dan Michael segera menyingkir dari tempat itu dan pamit pergi. "Hubungi aku jika ada apa-apa," kata Michael sebagai pengganti salam perpisahan.

Brendon menghela nafas dalam-dalam ketika masih didapatinya tatapan tajam Luke yang mengarah ke wajahnya. Pria itu bingung harus memulai darimana. Sudah lama sekali ia tak menyinggung tentang kisah hidupnya dan membicarakannya terang-terangan dengan orang lain selain dengan Isabela.

Dan sekarang, hanya demi Luke. Dan hanya untuk ketenangan hati pria itu, Brendon harus kembali membuka lagi lembaran-lembaran yang sudah lama ditutupnya.

"Alysha dan aku adalah kakak-adik. Kami hidup dari keluarga yang bisa kau katakan kurang mampu. Ayah dan ibu kami membanting tulang dan menguras keringat habis-habisan hanya untuk menghidupiku dan Alysha. Ayah kami hanya seorang jurnalis yang bahkan bekerja serabutan untuk kami. Sedangkan ibu kami tidak bekerja meskipun dia berasal dari kalangan keluarga atas, dari Italia.

Hingga suatu hari, ketika Alysha menginjak junior high school dan saat itu aku sudah berada di senior high school, ayah dipecat dari pekerjaannya, minggu demi minggu berlalu sampai akhirnya aku tak pernah melihat wajah ayah lagi. Saat itu ibu langsung mengambil alih posisi ayah dengan mencari pekerjaan seadanya. Dan aku selalu meyakinkan diriku bahwa ayah akan kembali suatu saat nanti.

Tapi saat itulah dimana aku terakhir melihat wajahnya. Alhasil ibu berhasil bertahan dalam keadaan terpuruk itu untuk waktu yang lumayan lama hingga akhirnya aku berhasil lulus dari senior high school dan memulai karirku sebagai band member Panic! At The Disco.

Saat-saat indah itu tidak berlangsung lama, karena setelah keberangkatan pertamaku untuk tour, ibuku bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke kereta api. Sehingga membuatku dan Alysha harus terpisah karena kemudian dia hidup bersama paman kami dan diangkat beliau sebagai anak, meninggalkanku seorang diri.

Ku akui dulu kakek, ayah dari ibuku juga meninggal karena bunuh diri dan aku tidak mau kutukan itu menurun padaku atau Alysha. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan hal itu terjadi pada salah satu diantara kami berdua."

Brendon memamungkasi ceritanya sembari mengusap air mata yang menetes sealiran di pipi kanannya. "I'm sorry, aku suka cengeng kalau menceritakan soal ini."

Luke berfikir keras, ia bahkan tak bisa berfikir, tapi hanya mencoba. Semua yang Brendon ceritakan padanya berputar dan mengendap di otaknya bak lem perekat yang tak mau lepas.

"Brendon, I just—I—" Luke masih kebingungan merangkai kata dari mulutnya. Lidahnya terasa kelu membayangkan kembali masa-masa dirinya dan Alysha masih bersama dahulu.

Dimana gadis itu selalu menyemangatinya ketika ia bertengkar dengan mom Liz atau dad Andy hanya karena masalah sepele.

Selalu tersenyum dan memeluknya ketika Ben atau Jack mentertawakannya dan membully-nya sebagai anak bungsu di keluarga.

Alysha selalu bilang keluarga adalah tempat dimana kau memulai dan berakhir. Karena kau takkan menjadi apa-apa tanpa dukungan keluarga.

Gadis itu mengatakannya selalu dengan senyuman tulus di wajahnya. Meyakinkan Luke seolah-olah semua itu benar. Seolah Alysha berasal dari keluarga yang hangat.

Namun kini dirinya sadar bahwa ia salah besar. Alysha hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan Luke agar pria itu tidak khawatir.

Dan gadis itu melakukannya karena satu hal.

Alysha mencintai Luke lebih dari Luke mencintainya.

"I--I just want--I want you to know that I love her more than I love myself."



vote + comment + follow

2 in one a.k.a. double update.





Alysha: Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang