Aku terbiasa melangkah sendirian
Tak peduli malam membayang
Siang enggan menyapa
Aku dan senja tak pernah berteman
Aku mengharap ia lama,
Namun senja ingkar,
Ia berakhir sementaraAku berkhayal malam terang bulan,
Malamku di guyur hujan,
Lalu dingin hingga pagi menjelang.Seketika aku ingin pagi cerah,
Lalu badai menerpa hingga siang,
Matahariku sembunyi dibalik awan,
Aku menanti hangat,
Tubuhku menggigil karna hujan,
Aku menanti seseorang untuk memasangkan jaketnya di bahu yang gemetaran.
Aku sadari,
Tak seorang pun datang.Cerita senja yang sementara,
Lalu malam tanpa bulan,
Pagi gulana,
Dan siang?
Panasnya lebih membakar hatiku, bukan tubuhku.
Maaf tuhan...
Jika aku bukan manusia tak bersyukur
Maaf tuhan...
Aku mengeluh atas banyak hal
Maaf tuhan...
Aku ingin banyak hal,
Sementara engkau belum ridhai.Pepatah lama bilang, "Allah sengaja mematahkan hatimu untuk menjauhkanmu dari orang yang salah"
Begitulah.
Secara tak sengaja, aku banyak menemui salah dalam hidupku. Tanpa jelas mana yang benar lagi baik bagiku, awalnya aku coba abai.
Awalnya aku benci takdirku, awalnya aku terbawa nafsu cerita teman2ku.Namun akhirnya aku percaya, yang maha kuasa dan kuasa. Pasti punya rencana sesudahnya.
Usai hujan kutemui pelangi,
Akhir senja kuabadikan sunset,
Dan dipenghujung malam adanya matahari pagi,
Angin sepoi berhembus sedu di siang hari,
Kusadari tiada sia ciptaan tuhan,
Semua indah padaNya.Lalu ketika aku patah hati,
Aku bertanya,
Kenapa aku?
Aku benci menyadari,
Karna masi sejuta rindu untukmu,
Masi segenggam mimpi tentangmu,
Khayalku mati rasa mengenangmu.Dan lalu lagi,
Kesudahan yang kutemui hanya sepi
Menyadarkan aku,
Bahwa kau bukan yang terbaik.Aku tau,
Tak ingin aku terlihat menyedihkan dimatamu
Namun lihat, aku sudah teramat memalukan. Bukan?
Aku tidak kunjung bisa mengontrol diriku,
Untuk lebih jadi seperti biasa.
Aku harus berhenti sekarang?
Begitukan?Banyak sepi aku lewatkan,
Sekian rindu kau abaikan,
Aku yang tak pernah ada dimatamu,
Aku yang tak ada lebihnya darinya,
Aku yang kecil dan menyedihkan.Tidak pernah di prioritaskan,
Dari sekian banyak tetes hujan, aku hanyalah tetes paling tidak diharapkan.
Aku berlari mencari harap,
Dan pembenaran,
Lalu yang kutemui hanya bait luka dalam diam.
Aku yang mencintai diam2,
Tak pernah begitu menonjol,
Aku biasa saja,
Perempuan alay anak ayah ibu,
Suka merajuk dan bertingkah aneh,
Aku yang mengagumi,
Menunggu matamu berbalik pandang,
Aku yang melihat dari kejauhan,
Aku yang sendirian,Tidak! Allah bersamaku, kataku lagi.
Kataku memang sendiri, sejujurnya sendiri tak pernah begitu sepi.
Aku ramai dengan diriku sendiri,
Rasanya aku tak butuh apapun selain diriku sendiri,
Lalu obsesi ku padamu,
Kurasa hanya sisi lain dari kesukaanku seorang diri.
Aku tak benar2 sungguh akan ini,
Karna bahkan,
Aku lebih mencintai diriku sendiri.
Lalu,
Bagaimana bisa aku mencintaimu?
Jika mencintai diriku sendiri saja menurutku, masi belum cukup.Aku yang senang sendiri.
Kamu yang jauh dimata juga dihati.
Aku yang ingin di prioritaskan,
Karna kecintaanku terhadap aku teramat besar.
Kamu mungkin banyak prioritas,
Sehingga tak punya waktu meski hanya sekedar bertatap muka dijalan.
Kamu tak pernah menjadikan aku satu2nya alasan untuk diprioritaskan,
Lalu mengapa aku memaksa diri menjadikan kau segalanya?Sementara ego ku masi childish.
Aku yang tak pernah bisa jadi dewasa,
Belum,
Sekuat apa aku mencoba,
Terkadang, aku memang selfish.
Cinta adl saling berkorban,
Bahkan aku ragu dan bertanya,
"apa yang akan ku korbankan padamu?"
Sementara untuk diriku. Aku masih belum cukup!Yah.
Lalu kupikir kembali,
Mungkin belum waktunya, Allah mengendalikan semua.
Aku masih belum mau berbagi dengan orang lain, bahkan dengan teman terdekatku saat ini.Kelak,
Insyaallah,
Ketika aku sudah membuka diri,
Aku akan berbagi hidupku,
Dengan seseorang yang diizinkan Allah.
Bukan lagi sebagai secret admired,
Ketika aku membagi ceritaku dengan seorang,
Aku memperlihatkan sisi lemahku,
Karna aku yakin dia akan menjagaku,
Maka saat itu,
Saat itulah aku jatuh hati.Dan cinta sementara yang banyak kutemui saat ini,
Hanyalah bagian cinta monyet,
Ah aku saja tak ingin dia tau aku mengagumi,
Bagaimana bisa aku berbagi?
Debar sementara ini akan segera pudar,
Bersama pergantian cuaca tak karuan,
Aku hanya jatuh cinta...
Bukan jatuh hati!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI
Romance"Berbagi cerita, berbagi puisi" Halo kenalin gue penulis Amatir yang bercita2 jadi profesional. Amiiin! Ga kaya cerita lain di wattpad, disini gue bakal nulis puisi2 dan kata2 galau dan bikin pembaca baper. So, stay tune yaaa