Menjauh

840 0 0
                                    

Aku jatuh cinta dan memilih menjauh


Kita takkan pernah menyadari, saat rasa yang hanya sekedar rasa berkembang jadi maniak indah kapan saja.
Ada yang bilang, "saat kau menemukan orang yang tepat. Kau akan lupa kapan kau jatuh cinta padanya"

Bukan!
Ini bukan seperti itu,
Bukan tentang yang tepat dan kurang tepat,
Tapi tentang jatuh dan kesulitan bangun.
Mudah saja bicara suka,
Tapi tidak semua orang mau berbagi luka.

Aku mengenalnya
Lewat jarak pandang mata
Aku pemerhati yang baik
Aku amati dari kejauhan
Selalu begitu,
Aku hanya jadi pengagum.
Awal yang tidak begitu baik,
Waktu menjadikannya indah,
Aku cerdas,
Aku menyadari semua hal,
Terkecil sekalipun,
Aku peka,
Dan lagi aku pakai rasa bukan logika,
Ah aku benci mengatakannya,
Namun inilah kenyataan,
Aku jatuh lagi.
Berbeda dengan banyak orang,
Kebanyakan mereka jatuh dan bahagia,
Tapi kenapa aku terluka?
Entahlah,
Aku tak begitu menyukai tebakan rasa.
Aku mulai lagi,
Memendamnya,
Aku benci di kedip olehnya,
Aku benci dirinya utuh,
Tapi aku terjebak memikirkannya,
Ilusi ku bekerja sangat baik,
Hingga aku lelah dibuatnya,

Aku takut,
Aku takut jatuh cinta,
Aku takut menjadikan penciptaku nomor dua,
Aku takut banyak konflik rasa,
Aku malas berdebat.

Aku benci luka,
Luka yang hanya ditemui ketika dua hati dipasangkan jadi satu
Aku bahkan mencintai diri sendiri,
Sangat,

Terlepas dari semuanya,
Aku takut ilusi ku sementara,
Aku takut sepihak ku selamanya,
Aku benci mengatakan,
Bahwa aku hanya jadi pengagum rahasia.

Sudahlah!
Bukankah semua memang sama saja,
Tempatku terbelakang,
Dimana tak banyak orang melihat,
Abel bilang: Aku tidak cocok berada di depan kamera.
Begitulah,
Adore?
Yaps just it,
I knew it work later.
Karna itulah aku memilih jauh,

Kurasa dengan menjauh,
Luka yang tergores bisa sedikit sembuh
Kupikir,
Aku akan mudah mengendalikan waktu,
Ternyata aku yang dikendalikan olehnya,

Waktu,
Bantu aku,
Menjauh,
Jauh kan rasa ini.
Jika raga belum mampu,
Maka bantu aku kendalikan hati ini,
Untuk menjauh,
Memilih untuk jauh,
Selamanya jauh,
Karna dekat bukan kita,
Kita hanya sepasang jauh.
Dekat itu aku dan Tuhanku,
Kau dan Tuhanmu,
Kita?
Mari menjauh.
Jangan lirik lagi,
Aku benci berada dalam kegeeran,
Tolong kerja sama.
Ku tau kau hanya main rasa,
Aku akan segera lupa,
Lihat saja.

Aku menjauh.
Segera.

Lalu aku kembali me-reka jarak tak berjejak
Menelan pahit dalam coklat
Kuraba jemari tanpa ganda
Cermin kutatap bermata dua,
Penuh tahanan airmata
Aku bangkit duduk dari sofa
Setelah amati jauh nya kata sapa
Aku terluka,
Tapi aku tertawa.
Begitu saja,
Sederhana,
Aku yang sederhana
Kau yang sempurna
Dan kita bukan takdir bersama.
Aku sungguh terluka, meski kau tidak pernah menyadarinya. Tidak akan.

PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang