Part 2

10 1 0
                                    

Tiba-tiba disampingku tlah berdiri sesosok pria tampan, rambutnya sylist  dengan rahang nya kokoh mirip dengan artis Restu Sinaga.Perlahan kubuka mataku,rasanya  tubuhku remuk sekali.
          "Kamu sudah sadar?,tanya lelaki seumur mamaku itu.aku coba untuk bangun,tapi tangan itu mencegahku.
          "Sudahlah,kamu tidur dulu tubuhmu masih lemah"ucapnya pelan.
         "kamu siapa?dan aku knapa?,tanyaku lemah.Tapi lelaki itu diam,saat itu suster perawat mengecek kondisiku.
          "Gmana suster?dia sudah stabil?",ucapnya pelan.Kulihat gurat kekhawatiran di wajahnya.
           "Kondisinya sudah stabil" gadis ini boleh pulang"ucap suster itu sembari pergi.
Perlahan lelaki seumur ayahku itu duduk."Saya akan mengantar kamu pulang,mamamu pasti khawatir".
Lelaki itu angkuh.tak ada segurat senyum di wajahnya.Hmmm... bisik hatiku.
       "Sebentar,cegahku,ketika lela ki itu beranjak pergi.ia menghen tikan langkahnya.
          "Kamu siapa?kenapa kamu diam",tanyaku penasarn.
         " Kamu tadi pingsan,aku tadi menemukanmu di jalan dan kamu bisa memanggilku om Adrian".

                  ¤♡♡♡¤

Mama jam segini belum pulang, lelaki itu pergi saat pembantuku muncul di balik pintu.Kepalaku masih pening.Perlahan kurebah kan kepalaku di atas kasur.
Hampa terasa,tidak ada mama, hampir tiap  malam dia baru pulang.Hanya pembantu,batin aku protes,kapan mama punya waktu buatku.
Pagi itu mentari bersembunyi di balik awan.Ketika mama mem buka tirai jendela.Kulihat mama disampingku sambil meraba ke  ningku.
       "Gmana kondisimu,kalau kamu sakit jangan sekolah dulu".
        "Aku cuma mau mama dsini nemeni Fanya,rengekku pada ma ma.
       "Jangan cengeng fanya,mama kerja buat kamu,kalau mama ti dak bekerja,apa kamu bsa hidup senyaman ini".
       " Aku gak butuh smua ini ma,aku cuma butuh mama,ja-ngan tinggalkan fanya ma?." Pin taku pada mama.
       "Mama harus kerja fanya"
ucap mama mencium keningku .
         "Mama egois,coba ada papa pasti dia manjain fanya",teriakku
          "Fanya!jangan sebut nama itu lagi,apa kasih sayang mama belum cukup?mikir fanya,mama kerja untuk kamu,mama pergi gak usah kemana-mana".
Perempuan yang kupanggil mama itu pergi,tanpa menghiraukan perasaanku
.

 

                 Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang