prolog

234 0 0
                                    

Raka dan rafa berlari lari mengintari taman rumahnya yang luas, lalu albert dan adriana datang menghampiri mereka sambil mengadahkan kedua tangannya. raka dan rafa lansung menghampiri mereka dengan wajah berseri seri. Rafa memeluk ayahnya erat.

Ayah sudah pulangkerja ? kenapa sangat lama ? rafa capek nunggunya." Ucap rafa kesal.

Ayah tersenyum sambil mencubit hudung rafa dan tertawa." Maafkan ayah!" ayah ada banyak pekerjaan di kantor . rafa masih cemberut.

Ayah mengangkat rafa tinggi tinggi. Rafa tertawa bahagia. Raka melihat mereka dari kejauhan, menatapnya dengan iri. Ia ingin seperti rafa yang bisa di gendong oleh ayah dan bermain bersamanya.

Tapi ia selalu saja tidak bisa, rafa selalu menempel pada ayah dan melarangnya untuk mendekati ayah karena baginya ayah itu adalah miliknya. Adriana datang dan medudukannya di sampingnya, ia menatap raka dengan kasih sayang. Ia tahu apa yang di rasakan putranya itu.

Jangan sedih! masih ada ibu di sini, apa yang kau inginkan? Kau ingin degendong seperti rafa ? tanya ibu lembut. Raka tersenyum menggelengkan kepalanya.

Tidak, yang kuinginkan sekarang adalah ibu, ibu harus tetap bersamaku di sini, aku akan kesepian jika tidak ada ibu.

Adriada kembali tersenyum mengusap kepala raka yang ada di pangkuannya.

Tentu ibu tidak akan meninggalkanmu kamu jangan sedih ya .!

Raka mengangguk bersemangat. Ia tidak lagi sedih melihar rafa dan ayahnya, karena baginya sekarang telah mempunyai seorang ibu yang sangat menyayanginya.

Adriana melihat raka yang sedang bercerita tentang sekolahnya. Adriana tersenyum lalu berdiri menghampiri pianonya di sudut ruang tamu.

"karena raka dapat nilai yang tinggi di sekolah, maka ibu akan menyanyikan sebuah lagu untuk raka."

Raka tersenyum sambil mengikuti ibunya dan duduk disampingnya sambil memberikan senyumannya yang paling lebar.

Lagu because of you ." Ucapnya semangat. Adriana mengerutkan keningnyaheran. Raka selalu saja ingin mendengarkan lagu itu.

Kenapa raka selalu memilih lagu itu?

Karena aku suka saja.!"

Adriana tesenyum sambil menusap kepala raka. Ia mulai menekan tuts pianonya dan memainkan lagu favorit raka. Raka mendengarnya dengan antusias, ia melihat gerakan tangan ibunya yang sedang memainkan pianonya dengan begitu indahnya. Inilah salah satu kegemarannya, ia selalu melihat penampilan ibunya disetiap panggung. Ia berharap satu saat nanti ia bisa menjadi seperti ibunya, menjadi seorang pianis yang hebat.

Rafa berlari menhampiri adriana dan duduk di sampingnya. Menyingkirkan raka yang sedang duduk melihat ibunya.

Ibu ibu berhenti main pianonya! Ibu lihat raportku nilainya bagus." Adriana tersenyum menutup pianonya dan melihat buku raport milik rafa. Nilainya sangat bagus, ia memuji kerja keras rafa karna ia telah bekerja keras. Raka menundukan kepalanya, ia berjalan menjauhi ibunya. Ia tidak inin mengganggu rafa dan ibunya.

Hey! ayah cari-cari raka, ternyata ada di sini. Ucap ayah tiba tiba

Raka mengangkat kepalanyadan menatap ayahnya heran. Biasanya ayahnya itu selalu bersama rafa dan mengacuhkannya.

Jangan heran begitu! Ayah hanya ingin bersamamu saja ucap albert merangkul raka, raka semakin keheranan melihat tingkah ayahnya.

Ayah minta maaf jika selama ini mengacuhkanmu. Raka tersenyum menggelengkan kepalanya.

Tidak apa apa lagi pula ayang terlihat senang jika bersama rafa, dan aku ikut senang melihatnya.

Albrt tehenyuh mendengar kalimat raka yang sederhana tapu menusuk kedalam hatinya. Ia memang tidak becus menjadi ayah dan ia sangat beruntung mempunyaai putra seperti raka yang pengertian.

"raka kau ingin apa? Mimpi atau cinta?tanya albert raka diam tampak berfikir lalu menatap ayahnya serius."

"ayah pasti sudah menanyakannyapada rafa duluan, apa yang dipilih rafa?"

Albert mengangkat alisnya ketika mendengar pertanyaan raka. Lelaki itu sungguh cerdas tapi nilainya selalu di bawah rafa.

"rafa memilih mimpi, dia bialang akan menjadi pianis hebat seperti ibu"

Raka menganggukkan kepalanya lalu tersenyum manis.

Kalu begitu aku memilih cinta. Albert mengerutkan keningnya ingin tahu kenapa raka memilih cinta di bangkan mimpinya, raka masih tersenyum.

"rafa memilih impinya dan aku tidak ingin menyainginya, aku tidak ingin melihat rafa sedih karna memilih barang yang sama dengannya. Aku memilih cinta saja agar rafa senang."

Ayah terdiam lalu memeluk raka erat. Harusnya ia melihat raka dari dulu, bukannya mengacuhkannya. Raka memiliki hati yang baik dan tidak egois, ia selalu mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Albert tersenyum memandang raka.

"raka suatu hari nanti kamu akan menanggung beban yang berat yang munkin tidak bisa kamu tanggung, tapi ayah percaya kalau kau pasti bisa menanggung beban itu dan menyelesaikannya."

Raka tersenyum menganggukkan kepalanya.

"aku akan menanggung beban yang ayah berikan walaupun beban itu sangat berat, asalkan ayah ayah mengajariku dan bahagia, beban itu akan terasa mudah bagiku."

Ayah menundukkan kepalanya dan memeluk putranya itu dengan erat. Raka terdiam, ini pertama kalinya ia merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Seseorang ayang sangat ia inginkan berada di sini, bersamanya, memeluknya dengan kasih sayang yang ia berikan kepadanya

"ayah menyayangimu, kau harus ingat itu!"

Raka tersenyum dan menganggukan kepalanya


bagi yang udah baca cerita ini aku minta maaf banget karena ceritanya aku rombak dulu. dari beberapa bagian aku jadiin satu karena part yang aku post kemaren" itu terlalu pendek jadi aku putusin digabungin aja. so sekali lagi maapin hayati yang plin plan ini 


#masihpemulabarubelajar


because of youWhere stories live. Discover now