Naruto-kun Baka
Disclaimer of masashi kishimoto
Don't Copy my story
Baca dan nikmati
Naruto x Hinata
Sebelum baca, tolong di cermati dahulu, saya Hinata lovers!!! jadi kalau tidak suka dengan cerita saya, silahkan tekan back sebelum anda sakit mata, dan saya tidak akan membalas komentar apapun yang menyurutkan niat saya untuk menulis cerita tentang Hinata.
.
.
.
Naruto meregangkan punggungnya pada kursi kereta api yang keras itu, di sampingnya ada gadis yang sedang sibuk membaca buku dengan kacamata sebagai alat bantu. Naruto melemaskan bahunya, rutinitas sekolah yang membuat lelah kini bisa ia minimalisir dengan libur sebulan penuh.
Manik cerahnya kini beralih pada gadis di sampingnya yang sibuk dengan buku tebal yang bisa membuatnya sakit mata. Dia selalu ingin menebak apa yang gadis itu pikirkan, seperti sekarang.
"Hinata, apa yang kau lakukan selama liburan musim panas?" Naruto bertanya dengan menggeser punggungnya lebih dekat pada besi disampingnya, menyamankan punggungnya agar tak terasa kaku.
Hinata menurunkan buku yang telah menenggelamkan wajah manisnya, membuat raut muka berfikir lalu menjawab "ku rasa membaca novel yang belum sempat ku baca"
"Setelah itu?" Naruto ingin jawaban yang lain dari Hinata, atau lebih tepatnya pemuda itu berharap agar jawaban dari Hinata ada namanya yang tercetak di buku agenda.
"Mungkin memakan semangka dengan Hana-chan" gadis itu memberi jeda sebentar, melepas kaca mata yang membingkai mata pucatnya, lalu berkata "Kalau Naruto-kun?"
Musim panas kali ini, Naruto akan ke kyoto mengunjungi rumah kakeknya karena orangtuanya telah merencanakannya dari bulan lalu. Tapi dia punya rencana lain, mungkin mengganggu gadis yang ada di sampingnya atau membawanya kabur dari rumah untuk melihat ikan di sungai dekat rumah bisa menjadi acaranya untuk menghabiskan waktu.
"Aku ingin makan semangka besok" kata Naruto.
Tapi gadis di sampingnya ini memang tak pernah bisa dia tebak, Naruto juga tak pernah membuka isi kepalanya pada gadis yang telah dia kenal sejak kecil itu. Naruto hanya bisa mengganggu gadis itu atau memandangnya dari jauh.
"Kita bisa makan berdua, Bagaimana jika di sungai dekat rumah?" Naruto sedikit kaget karena lingual Hinata yang terlontar, teman semasa kecilnya itu memang seperti kejutan. Naruto selalu ingin tahu bagaimana Hinata bisa membaca pikirannya.
"Ide bagus"
.
.
.
"Apa kau lama menunggu?" Naruto tiba dengan nafas yang tersenggal.
Hinata nyaris tersentak ketika ada suara di belakangnya, manik pucatnya menelusuri wajah hingga tubuh Naruto yang sekarang terduduk karena kelelahan berlari untuk kabur dari rumah, Salah satu kebiasaan Naruto jika dia enggan bertata krama.
"Naruto-kun?! Kau habis lari?" tanya Hinata yang sekarang mengikuti Naruto untuk duduk, Pemuda dengan manik cerah itu mengangguk sebagai ganti jawabannya.
"Apa kau bawa minuman?" tanya Naruto dengan menelan ludah, jika tadi kakaknya tak memergokinya keluar rumah diam-diam, dia tak akan berlari untuk sampai di tempat tujuan.
'Karin yang menyebalkan' itu title khusus yang di berikan Naruto pada kakaknya, dari kecil hingga dewasa Karin selalu menggodanya dengan segala macam candaan yang bisa membuatnya marah dan cemberut selama seminggu penuh.