#6

2.7K 100 0
                                    

" syifa syifa " arnold menarik tangan syifa.

" Apaan sih " syifa menghempaskan tangan arnold.

" Gue mohon syifa, pikir ulang lagi soal loe mau ikut turnamen itu "

" Kenapa sih loe ribet urusin gue, urus aja hidup loe sendiri " jawab syifa kesal.

" Syifa, Robi itu jahat dia jadiin loe alat taruhan dia sama lawan main, kalau loe sampe kalah dia bakal nerima uang dari mereka " Arnold mencoba meyakinkan syifa.

" Arnold, jangan sekali-kali kamu fitnah ka Robi yah, Robi tuh baik sama gue, dia juga yang ngajarin support gue ikut turnamen itu, mana mungkin dia jadiin gue bahan taruhannya " syifa beranjak pergi tapi di tahan oleh arnold.

" Syiifaaa .. "

Lagi lagi syifa menghempaskan tangan arnold. Arnold hanya menatap punggung syifa lesu.

***
" Ayoo syifa kamu bisa " seru Robi.

Tapi syifa sudah kewalahan melawan teman fight nya. Arnold khawatir melihat syifa. Arnold berdiri dan menghampiri Robi.

" Sorry kalau gue ga sopan " Arnold menatap Robi tajam.

" Kenapa loe " Robi mengernyit kan keningnya.

" Berhenti, loe ga liat syifa udah kewalahan hah?? "

Eric menarik Arnold.

" Arnold udah "

" Diem ric, gue benar-benar muak sama orang munafik ini " bentak arnold.

" Eh loe gue gini-gini juga senior loe, jangan mentang-mentang loe juara satu, loe bisa seenaknya sama gue " jelas Robi.

" Ga usah munafik deh loe " tapi tiba-tiba terdengar suara syifa kesakitan.

" Aaawhhhhh " syifa terjatuh, Arnold spontan menghampiri syifa.

" Loe gapapa?? Kalau loe ga kuat jangan di paksain " tanya Arnold khawatir.

Tapi syifa malah membentak Arnold.

" Ga usah loe so peduli sama gue " Robi menghampiri syifa dan membangunkan syifa dan pergi meninggalkan Arnold sendiri, Eric menepuk pundak Arnold.

" Sabar bro "

Arnold hanya tersenyum.

***
Malam itu Arnold, Eric dan El, hangout bareng di sebuah cafe.

" Gue udah bilang sama sahabat loe soal Robi, tapi dia ga percaya sama gue " jelas Arnold.

" Gue ga nyangka banget sejahat itu ka Robi " pekik El.

" Terus rencana loe apa?? " Tanya Eric.

" Gue bakal jagain syifa, walau dia membenci gue, gue ga mau dia kenapa-kenapa, gue sayang sama dia " jawab Arnold lesu.

" Nold, gue bakal bantu loe buat jelasin sama syifa kalau ka Robi itu jahat " El menyemangati Arnold. Arnold hanya tersenyum dan menyeruput minumannya.

***
Dering handphone Arnold berbunyi, ada nama bilqis tertera di sana.

" Hallo de, kenapa?? "

" Kaka dimana, cepat pulang, mamah sama papah berantem lagi ka " jawab bilqis dengan nada suara seperti sedang menangis.

" Iya iya, Kaka lagi di jalan, kamu tenang yah de " arnold menutup telpon bilqis dan menancap gas mobilnya.

Sesampainya di rumah, semua barang-barang di rumah berantakan. Terdengar suara ribut di ruang keluarga. Papah hampir memukul mamah namun Arnold segera melindungi mamahnya dan akhirnya Arnold yang kena pukul papah.

Praaakkk .. tamparan keras itu mendarat di pipi Arnold sampai bibir Arnold berdarah. Arnold menatap tajam mata papahnya.

" Pah, oh ni papah yang sekarang papah udah berani maen tangan, pukul pah pukul Arnold sesuka papah, tapi jangan pernah sekali pun papah mukul mamah, nih pukul " Arnold berkata dengan berurai air mata, begitu juga dengan mamahnya, bilqis melihat kejadian itu di balik pintu.

" Papah ga ada maksud mukul kamu nak, papah hanya mengingatkan mamah untuk lebih bisa menghormati papah " jelas papah.

" Arnold ga ngerti sama kalian, setiap hari setiap kalian ada di rumah berantem berantem terus, apa sih yang kalian ributin, ga cape kalian hah?? Papah mamah ngerti ga sih perasaan arnold sama bilqis, ngerti ga " Arnold menepuk-nepuk dadanya dan tertunduk lesu " ngerti ga pah mah " tangis Arnold makin pecah, begitu juga dengan bilqis.

" Nak .. "

mamah menyentuh pundak Arnold, namun di hempas oleh arnold, Arnold berdiri namun tiba-tiba tubuh Arnold terkulai lemas jatuh ke lantai dan akhirnya dia tak sadarkan diri.

" Kakaaaaaaaa " teriak bilqis dan keluar dari balik pintu.

***

Mengejar Cinta SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang