happy birthday Jason!

176 9 1
                                    

Sebelum membaca chapter ini tolong di vote terlebih dahulu, thanks!

-yoloaoo.






Jane Pov.

Aku berdiri didepan pintu gereja sambil memegang perut rataku. Ku elus perutku dengan lembut dan sambil tersenyum aku membuka pintu gereja.

Suasana didalam gereja sangat gelap, aku terus melangkah dan berdiri tepat di depan patung Jesus.

Aku mengambil lilin dan korek api didalam tasku lalu ku hidupkan lilin dan memegangnya.

Aku bersimpuh didepan kaki patung Jesus. Seketika air mata yang sejak tadi ku tahan keluar begitu saja. Aku terisak, hatiku sakit, hatiku hancur, aku kesepian, aku hancur, aku rapuh.

Menangis..

Ya, hanya menangis yang aku bisa saat ini.

Aku terus menangis didepan Patung Jesus.

Aku mulai berbicara pada patung Jesus di hadapanku.

"Mengapa semua menjadi begini? Mengapa dia sangat jahat? Mengapa dia tega pergi meninggalkanku? Mengapa dia pergi meninggalkan calon anaknya? Mengapa aku harus hancur seperti ini? Mengapa aku tak bahagia? Mengapa aku harus mengenalnya? Mengapa aku harus mencintainya? " aku berbicara histeris sambil menahan panasnya cairan lilin yang mengenai tanganku.

Aku terus bertanya padanya, walau ku tau beliau tak mungkin langsung membalas pertanyaanku.

Aku meletakkan lilin yang kupegang di atas lantai. Aku mulai menghapus air mata yang terus keluar dari kedua mataku.

"Apakah aku bisa merawat nya sendirian? " tanyaku pada patung Jesus.

Hanya kesunyian yang aku rasakan.

Aku kembali terisak sambil terus mengelus perut rataku.

Aku benar-benar hancur.
Bahkan sangat-sangat hancur!

Aku berdiri lalu melipat kedua tanganku didepan dada sambil memejamkan mataku. Aku mulai berdoa.

"Tuhan, jika ini sudah takdirku tolong berilah aku kekuatan. Aku akan siap mendengar semua perkataan orang-orang yang akan memakiku bahkan orangtuaku sendiri. Tolong bantu aku menjaga malaikat kecilku. Jangan biarkan dia merasakan kesedihan yang aku rasakan. Tolong bantu aku menghadapi semua ini. Tolong bantu aku membesarkannya agar menjadi anak yang baik. Hanya itu yang aku inginkan. " doa ku dalam hati.

Aku menghapus airmataku lalu mulai berdiri dan mengambil lilin ku dan berjalan kearah pintu gereja. Aku harus kembali kerumah.












Empat bulan berlalu.

Aku masih menyembunyikan kehamilan ku dari kedua orangtuaku. Aku tak ingin mereka tau dulu. Aku akan memberitahu jika waktunya sudah tepat.

Setelah aku wisuda aku mulai bekerja disalah satu perusahaan menjadi asissten sekretaris.

Sebelum berangkat ke kantor aku berdir di depan kaca dan melihat bahwa perutku mulai membesar.

Sialan!

Aku mulai panik. Bagaimana jika orang-orang mulai curiga? Aku masih belum siap menerima makian orang-orang yang mengatakan aku hamil diluar nikah.

COME BACK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang