1

28 0 0
                                    

Salma memasuki kelasnya, ia memang sengaja datang pagi karena disuruh oleh Fani, temannya.

Ketika ia membuka pintu kelas, kelasnya gelap. Lalu tangannya ada yang menarik.

"Eh aduh, siapa sih?"jengit Salma.

Lalu lampunya nyala.

"Tari?"

Tari mengangguk, "Woi Salma dah dateng, udah ngumpul semua berarti"

Salma lalu melihat ke belakang kelasnya. Sekitar sepuluh anak sudah berkumupul duduk dilantai belakang kelas.

Salma dan Tari pun lalu langsung duduk disana.

"Kenapa sih subuh-subuh gini suruh ke kelas? Kan masuk masih jam tujuhh"keluh Rara yang biasanya masuk pas mendekati bell masuk.

Amanda mengangkat kedua bahunya, "Gatau tuh si jidun sama Fani sama Ferdian"

"Kenapa sih?"tanya Salma yang mukanya masih mengantuk.

"Besok kan sekolah libur. Kalian semua harus ikut gue"kata jidun dengan sok cool nya itu.

Fani dan Ferdian mengangguk.

"Kita bakal jadi detektif, kita besok malem nginep disekolah. Oke?"kata Ferdian. Membuat lima pasang mata milik Salma, Amanda, Ica, Tari, dan Rara membelo.

"GILA!"

"HAH?!"

"APA?!"

"LO GA NGIGO KAN?!"

"PARAH PARAH!"

Dumel yang perempuan.

Fani memgangguk, "Gausah lebay deh kalian para cewek. Ini demi nama sekolah kita ga terkenal angker lagi. Kita harus mastiin apa yang bikin sekolah kita angker"

Salma meneguk ludahnya, "Gila. Gak. Gue gak ikut"

"Gak ikut, berarti nilai rapot lo turun"ucap Jidun.

"Lah? Kok?"tanya Ica.

Tari mendecak, lalu memegang kedua alisnya pening, "Lo lupa Ca? Si Jidun kan anak bu kepsek, bu Rikrik. Dia bisa lakuin apa aja"

Amanda mendengus, "Bener juga. Terus gimana? Gue ngikut Salma aja deh"

"Gue juga ngikut Salma"ucap Rara.

"Gue juga"Tari.

"Nah, gue juga ngikut Salma deh"Ica.

Salma menatap bingung teman perempuannya.

Lalu dia ingin mengatakan tidak akan ikut pada anak laki-laki.

"Gue gak mau ik--"

Ucapan Salma terpotong karena pelototan dari Jidun. Dengan tatapan oke, nilai lo bakal turun.

"Arghhh iya dah, gue ikut!!"kata Salma sebal.

"berarti gue juga harus dong"ucap Rara. "Ah yaudah deh, banyakan ini yang penting"

"jadi, semua setuju gak?"tanya Ferdian.

Fani dan Jidun mengangguk semangat, sedangkan anak perempuannya mengangguk lemas.

"Oke. Besok kalian bawa peralatan kaya senter gitulahya, pastiin senternya batrenya ga abis."peringat Fani.

Semua mengangguk. Dan pintu kelas terbuka.

"Woi. Lo semua pada ngapain disitu? Gue kira kalian semua setan anjir"ucap Puri dengan muka yang kaget.

Kegabutan Anak KepsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang