Chapter 2 : Witch

50 1 0
                                    

Roy terus berjalan dengan perut kosong. Sejak tadi pagi perutnya terus berbunyi karena kelaparan. Menemukan sebuah tempat makan yang kelihatan murah, dia segera berlari kesana dan memesan sebuah makanan dan segelas minuman.

"Hey, kau sudah dengar? Katanya tinggal satu kontestan lagi yang kurang untuk 'God Game' loh" Kata seorang pria yang duduk di sampingnya. Dilihat dari tubuhnya yang besar, dan rambutnya yang merah, serta tanduk di kepalanya, orang akan menebak dia seorang keturunan iblis.

"Benarkah? Wah, berarti sebentar lagi ya? Semoga saja mereka tidak bertarung di sini" Jawab pria pemilik tempat makan tersebut.

"Yah, desa ini bisa hancur karena hal itu"

"Maaf paman, bolehkah aku bertanya? God game itu apa?" Kata Roy yang tertarik dengan hal yang mereka sebut dengan God game itu.

"Oh, kau tidak tahu ya anak muda? Apa kau seorang pengembara?"

"Ya"

"Hm... sesuai namanya, God Games itu-"

"Kyaaa, ampuni kami tuan!" penjelasan pria bertubuh besar itu terhentikan oleh teriakan seorang wanita. Para warga mengerumuni suatu tempat didekat mereka. Di tengah kerumunan itu, tampak 3 orang pria yang menaiki kuda. Salah seorang diantaranya menarik rambut seorang wanita. Wanita itu tampak kesakitan dengan perlakuan pria itu.

"Ada apa ini?" Tanya Roy kepada seorang wanita tua yang ikut kerumunan itu.

"Mereka adalah pasukan dari pusat. Mereka selalu minta pajak dengan harga tinggi kepada kami, dengan alasan untuk keamanan desa dari monster, padahal mereka tidak pernah membantu menyelamatkan desa dari monster"

"Dengar ya, kalian harus membayar pajak kalian sekarang! Cepat kumpulkan uang kalian, atau wanita ini kubunuh" Kata pria yang memegang wanita tadi. Mendengar hal itu, para warga itu mulai protes, banyak diantara mereka yang tidak setuju untuk mengumpulkan harta mereka.

"Kalian tidak berhak untuk protes, apa kalian ingin desa ini kami bakar?"

Mendengar hal itu, para warga mulai diam. Mereka tampak takut dengan ancaman pria itu.
Pria tersebut tersenyum dengan sombongnya. Tetapi dalam sekejap kesombongannya berubah dengan tangan kirinya yang menarik rambut wanita itu, terpontong. Cairan merah segar keluar begitu deras dari tangannya itu. Dia mulai berteriak kesakitan.

"Hentikan sikapmu itu, dasar sialan" kata Roy yang berdiri tidak jauh darinya.

"Mbak, larilah dari sini" Katanya mempersilahkan wanita tadi pergi. Wanita itu mengikuti perkataan Roy dan pergi dari sana.

Dua pria lainnya yang ikut datang dari pusat segera mengarahkan senjata mereka kepada Roy.

"Siapa kau?" Tanya salah seorang diantara mereka.

"Elfaul" Kata Roy pelan diikutin sebuah jentikan jari. Dari tanah tempat dua pria itu berdiri, kobaran api keluar membakar pria-pria itu bersama dengan kuda mereka. Teriakan kesakitan terdengar dari mereka hingga akhirnya api padam meninggalkan jasad yang terbakar.

Roy mendekati pria yang tangannya terputus tadi. Pria tersebut tampak ketakutan kepadanya.

"Sekarang, pergilah kau kepusat dan katakan kepada mereka untuk tidak menginjakan kaki kesini lagi" Perintahnya. Pria tersebut mengangguk dengan rasa takut. Dia segera membawa lari kudanya dan pergi meninggalkan desa tersebut.

Warga yang menyaksikan kejadian tersebut tidak dapat berkata apa-apa. Mereka hanya terdiam melihat kekuatan Roy yang luar biasa.

Roy kembali ke tempat dia makan tadi seolah tidak terjadi apa-apa.

"Paman, berapa harga makananku dengan minumanku tadi?"

"A-ah, untukmu gratis saja karena sudah menyelamatkan desa"

"Benarkah? Kalau begitu terima kasih" Jawabnya, dan langsung pergi meninggalkan desa tersebut.

GOD GAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang