Ray duduk malas di bangku kelasnya, kebosanan melandanya. Yang dia lakukan hanyalah menjatuhkan kepalanya di atas lengannya yang di luruskan.
Pikirannya melayang entah kemana, namun satu nama yang membuatnya mengingat satu nama. Cut Izoura Moully.
Wanita itu, ck. Bikin aku keki saat berhadapan sama dia.
Pikirannya melayang ketika pagi itu dia menyatroni apartemen Ira, entah kenapa ban sepeda motonya mengelinding menuju arah Apartemennya dia.
Kepalang tanggung, akhirnya Ray memberanikan diri naik keatas dan mengetuk pintunya.
Ini bukanlah dirinya yang seperti biasa, tidak biasanya dia kebingungan saat mendekati anak gadis orang. Nalurinya sebagai playboy langsung moden on seketika jika melihat cewek cantik, layaknya layang-layang yaang akan bergerak drngan sendiri jika ada angin. Seperti itu lah Ray jika bertemu dengan wanita cantik.
Tapi, semuanya tiba-tiba mampet tak terkira saat berhadapan dengan Ira. Gadis Aceh blesteran Amerika.
Perpaduan yang aneh bukan.
Tapi keaneham itu lah yang membuat Ira semakin menonjolkan dirinya, bahkan waniya matang itu tak mempan dengan pesona seorang Ray Amur.
Menyebalkan!
Baru kali ini dia seperti ini, mati kutu dihadapan wanita. Sekilas memang tak ada perubahan dari sikap Ray saat berhadapan dengan Ira, karena jauh di dalam dirinya ia merasakan hal aneh saat berdekatan dengan Ira.
"Woi, bro. Ngelamun aja pekerjaanmu." Celutuk Raiz yang langsung duduk di atas meja, tempat Ray meletakkan kepalanya.
"Aiish, menganggu saja kalian." Tukas Ray yang membawa kepalanya tegak kembali.
"Elo kenapa sih? Jadi melow gaje kek gitu?" Tanya Dimas yang duduk di kursi sebelah Ray.
"Ada yang aneh," selorohnya singkat membuat kedua sahabatnya menegakkan badannya. Memandang Ray penuh selidik.
"Aneh apaan?"
"Elo diputisin sama Vannie?"
Ray menggelengkan kepalanya.
"Sama Mega."
"Sama Winda, Gita, Andy."
Hanya gelengan kepala yang mereka terima.
Bersama mereka menghela nafas bersamaan. "Lalu, apanya yang aneh?" Decak Raiz kesal. "Bagi gue yang aneh itu, kalo elo diputisin sama cewek-cewek yang bapernya gak ketulungan sama elo."
Ray menghela nafas panjangnya, kemudian menunjukan dadanya. "Kenapa sama dada lo?"
"Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul, pas gue ngedeketin dia rasanya deg-degan. Bukannya jurus merayu udah luntu, tapi gue jadi keki pas deketan sama dia."
Dan mereka spechless
"Hah! Fix elo lagi jatuh cinta."
Ding dong deng
Seperti lonceng yang bergetar ketika berbunyi, sekarang diotaknya lonceng itu berbunyi dengan sangat lantang dan memekakan telinga. Membuat orang yang mendengarkan akan mengalami kesakitan.
Lain halnya dengan Ray, dia hanya diam mematung dengan pandangan kosong menatap udara kosong. Pikirannya benar-benar melayang.
Kedua temannya pun juga heran dengan Ray, merka tak pernah melihat Ray yang seperti sekarang ini. Mereka berdua saling bertatapan, saling mempertanyakan keanehan sikap Ray barusan.
"Mana mungkin?" Elak Ray setelah tersadar dari tatapan kosongnya.
"Ya elah, ngelak aja terus."
"Elo itu lagi jatuh cinta." Tegas Raiz yang mendapatkan lemparan tutup bolpoin yang sedari tadi dimainkan Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ruined LOVE (PROSES REVISI)
ChickLit*********************** Pertemuan dengan bocah berstatus mahasiswa menjungkir balikan kehidupan tenang Ira. Meraup semua kesedihan dan mengantinya dengn kebahagiaan. Sayangnya semua itu semu, karena Ira kembali jatuh dan tak mampu lagi bertahan. Ray...