Ira mengosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil, tanpa sengaja matanya melirik ke arah sandal jepit hijau yang tergeletak begitu saja.
Ira memandang sandal jepit tersebut, ingatanya kembali pada kejadian sejam yang lalu.
Ira ingat betul saat Ray akan pergi, tiba-tiba saja Ira mencium keninh Ray dan mengucapkan terima kasih kemudian berlalu begitu saja. Tanpa sempat Ray membalas ucapannya.
"Hadeeegh, kenapa jadi aku yang salting sih." Gerutunya pelan.
Ira menutup wajahnya dan menenggelamkannya di bantal kursinya, masih memandang sandal jepit itu. Sungguh dia begitu malu, bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu.
Ira meraba dadanya yang berdenyut cepat, berdebar-debar. Kenapa dia se-berdebar- ini, dia hanya ingat kejadian itu. Bahkan orangnya pun tak ada disini.
Dasar gila.
Ira mengeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir bayangan sejam yang lalu.
Kembali ira meraih ponselnya dan men-speed dial angka dua yang berisi nomor ponsel Fajar.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan servis area. Cobalah beberapa saat lagi.
Sekali lagi Ira mendesah, ketika operator yang kembali menjawab panggilannya.
"Kamu kemana Jar?"
Mengkhawatirkanmu sama saja membuatku gila karena tak menemukanmu.
**************
Seperti biasa, hal yang pertama Ira lakukan ketika sampai di Hotel adalah melakukan morning briefing. Setelah itu baru lah Ira berkeliling ke seluruh area Hotel.Saat akan kembali ke ruangannya, Ira sedikit melihat keributan di depan konter resepsionis.
Seorang wanita ber rambut sasak sedang mengomeli salah satu staf resepsionisnya, dengan langkah pasti Ira mendekati ibu tersebut.
"Selamat pagi, dengan saya Cut Izoura Moully. Bisa saya bantu Ibu."
Wanita tambun itu menoleh cepat ke arah Ira dengan tatapan menusuk dan menyelidik.
"Kamu," sebutnya dengan menunjuk ke muka Ira. "Cepat katakan padaku di mana suami ku menginap? Hah! Kalo enggak, aku akan melaporkan hal ini pada atasanmu." Teriak wanita itu dengan tatapan murka.
"Maaf Ibu, kalo boleh tahu siapa nama suami Ibu?"
"Handoko Setiabudi"
Secepat kilat Chaca mengecek di sistem komputer resepsionis, tak lama kemudian Chaca membisikan sesuatu ditelinga Ira yang dibalas dengan anggukan.
"Maaf, Ibu Setiabudi. Beliau tidak menginap disini, jadi kami tidak bisa memberi tahu Anda."
"BOHONG! aku tahu duami menginap di sini dengan wanita jalang itu." Teriak Nyonya Setiabudi dengan murka, wajahnya memerah dan gignya bergemelatuk.
"Maaf, Ibu Setiabudi. Kami benar-benar meminta maaf, tapi memang Bapak Setiabudi tidak menginap disini."
"Panggil kan GM kalian, aku ingin bicara dengannya." Ucap Nyonya Setiabudi dengan suara tajam.
"Saya lah yang bertanggung jawab disini Nyonya, jadi anda bisa komplain dengan saya."
"Tapi saya yakin, suami saya ada disini. Dia bersama dengan wanita jalang itu."
"Nyonya bisakah anda memelankan suara Anda, karena itu sangat menganggu tamu-tamu kami yang lainnya."
"Sebelum saya bertemu dengan suami saya, saya gak akan diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ruined LOVE (PROSES REVISI)
ChickLit*********************** Pertemuan dengan bocah berstatus mahasiswa menjungkir balikan kehidupan tenang Ira. Meraup semua kesedihan dan mengantinya dengn kebahagiaan. Sayangnya semua itu semu, karena Ira kembali jatuh dan tak mampu lagi bertahan. Ray...