Cinta, jika berbicara dan bertanya tentang cinta, percayalah sampai dunia kiamat pun, tidak akan pernah ada penjelasan yang mutlak tentangnya. Akan selalu berbeda arti dari satu kata cinta, tergantung dari sudut mana kata itu di pandang. Yang pasti cinta hanya satu kata yang tersusun dari lima huruf. Lima huruf yang mempunyai efek luar biasa.
Berjalan dengan mengaitkan jemari satu sama lain, mencoba saling menjaga setiap langkah dari kaki-kaki kecil mereka. Hentakan dan loncatan, sering kali mereka lakukan di sela derap langkah yang diiringi tawa riang yang sesekali terdengar, karena celotehan yang keluar dari mulut-mulut mungil yang saat ini sedang berada di depannya. Yugyeom terus menerus mengembangkan senyuman. Menurutnya ini sangat luar biasa, hanya mengantar triplets ke taman bermain yang tak jauh dari rumahnya. Tapi sungguh, kebahagian yang dia rasakan tak bisa dia ungkapkan. Belum lagi ada sesuatu yang selalu ingin dia lihat setiap pagi, bahkan setiap harinya.
Seorang gadis cantik berkacamata menggunakan dress bermotif bunga yang dipadukan dengan sweater coklat rajut, rambut yang ia cepol asal, dan sepatu converse yang di pakainya. Jangan lupakan juga senyum yang terus menerus menampakan rentetan gigi putihnya. Gadis itu saat ini dia sedang berdiri di depan toko yang bersebelahan dengan taman bermain. Membereskan beberapa buah yang ia rasa berantakan.
Yugyeom yang melihat pemandangan itu saat akan berjalan melewati toko, dengan reflek dia membenarkan posisi topi yang di pakainya, padahal sedari tadi tak berubah sedikit pun, merapihkan bajunya dan berdehem mencoba untuk menetralkan perasaan yang sedang ia rasakan saat ini. Perasaan dia yang tak karuan. Jantung yang berdetak dengan cepat, keringat yang tiba- tiba mengalir dan napas yang sedikit menyesak.
Perasaan itulah yang selalu dia rasakan selama satu tahun belakangan, jika melihat gadis itu. Satu tahun? Ya, satu tahun Yugyeom diam-diam menaruh hati pada gadis itu tanpa melakukan apa pun, hanya memperhatikannya, dalam artian benar benar hanya memperhatikan tanpa usaha ingin mendekatinya sedikit pun.
Bukan tak ingin melakukan usaha! Yugyeom hanya menyadari posisi dia saat ini. Gadis mana yang mengingingkan seorang pria dengan tiga bonus putra yang dimilikinya? Kalau pun ada seorang gadis yang menyukai dirinya, belum tentu juga gadis itu menerima tiga putranya. Padahal Yugyeom dan tiga putranya merupakan satu paket bagaikan celana dan baju. Akan terasa aneh kalau hanya memakai satu diantara baju dan celana setiap waktunya. Butuh keduanya untuk terlihat sempurna.
"Pagi noona," sapa triplets penuh ceria pada gadis yang sedang membereskan buah anggur di hadapannya. Dengan cepat gadis itu menoleh, tersenyum dan membungkukan sedikit badannya memberikan salam pada Yugyeom yang berdiri di belakang.
"Pagi juga jagoan, mau makan anggur di pagi hari?" - menyodorkan seikat anggur hijau.
Ketiga bocah itu hanya saling bertukar pandang, lalu dengan serempak mereka menoleh ke belakang, menatap Yugyeom memasang wajah penuh pengharapan. Dengan seringainya Yugyeom hanya menggeleng menjawab permohonan tatapan tiga putranya.
"Yah! maaf noona? Appa melarangnya," ucap Minguk yang di barengi anggukan Daehan dan Manse.
"Ah. Mianhe?" - gadis itu menarik cepat tangan yang terulur dengan seikat anggur di genggamannya.
"Anny, anny tolong jangan tersinggung, mereka hanya akan mengotori bajunya jika memakan buah buahan," ucap Yugyeom dengan nada penuh penyesalan. Tepatnya menyesal karena telah membuat Bae Suzy merasa tidak enak dengan penolakan yang dia lakukan.
Bae Suzy? Ya, nama seorang gadis cantik berusia dua puluh lima tahun, seorang anak pemilik toko buah yang berada di pinggir taman bermain. Seorang gadis yang selalu membuat Yugyeom merasakan keanehan setiap kali bertemu. Kalau boleh diceritakan, saat ini saja wajah Yugyeom sudah sangat terlihat pucat, dari tadi dia berusaha menahan debaran jantung dan desiran darah di tubuhnya. Entahlah, dia selalu seperti ini setiap berhadapan dengan gadis pujaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOON {HIATUS}
FanfictionKarena kehidupan itu hanya sebuah perputaran, di atas dan di bawah. Bahagia tidaknya dalam kehidupan kita yang menentukan. Seorang pria tampan berusia 18 tahun, kehidupannya mendadak berubah drastis hanya karena tiga orang anak yang tiba-tiba hadir...