Chapter 1

792 59 29
                                    

Bertemu kalian sama halnya dengan mendapatkan sebuah lotre, bahkan jackpot yang di dapatkan tanpa sengaja yang merubah hidup pemenangnya secara drastis.
Kalian telah menjadi sebagian oksigen dalam hidupku yang selalu ingin kuraup.
-Kim Yugyeom-

"Appa, syalku kau simpan dimana?" terlihat seorang anak lelaki berumur lima tahun memakai baju ungu tangan panjang, tepatnya kaos ungu dengan gambar robocar poli di depannya dan celana pendek selutut berwarna coklat, sedang berdiri dihadapan Appanya menampakan wajah yang sedikit ditekuk, bibirnya sedikit dia monyongkan dan pipinya sedikit dia kembungkan.
Sungguh pemandangan itu malah membuat gemas si Appa yang sedari tadi memperhatikan tingkah anaknya sambil memotong wortel.

Tanpa menjawab pertanyaan dia berjongkok untuk mensejajarkan diri dengan tubuh anaknya "Kau selalu terlihat menggemaskan saat kau bertingkah seperti ini," - tersenyum manis lalu mencubit pelan pipi si anak yg masih mengembung.

"Kotor." si anak menyeka pipinya dengan tangan mungilnya dan tambah memonyongkan bibirnya lagi. Lagi-lagi si Appa hanya tersenyum manis dan langsung menggendong anaknya ke dalam kamar.

"Kalian sudah siapkan jagoan Appa?" tanyanya saat di dalam kamar pada dua anak sama persis memakai baju yang dipakai dengan anak yang ada dalam gendongan.

"Neee." dengan serempak jawab mereka berdua sambil mengacungkan jempolnya.

"Pintar," - menurunkan anak yang ada digendongannya lalu mengusap pucuk kepala dua anaknya yang sedari tadi sibuk dengan syal warna kuningnya masing-masing. Sedangkan dia sendiri setelah mengambil syal dari atas nakas sekarang terlihat sibuk memakaikan syal pada anaknya yg masih saja terlihat cemberut.

"Naaah sekarang kalian bertiga sudah benar-benar siap, kajja kita makan," - menuntun mereka bertiga menuju pantry yang ada di dapur.

Bertiga? Yah mereka bertiga ituh tiga anak kembar yang tidak begitu identik, anak pertama yang memiliki wajah oval lebih terlihat kalem dan lebih pemalu itu namanya adalah Kim Daehan, anak kedua dengan wajah terlihat bulat dan pipi yang lebih chabi dan sedikit cerewet itu namanya Kim Minguk, sedangkan si adik bungsu yang memiliki wajah kotak, sedikit manja dan sangat aktif itu adalah Kim Manse. Mereka bermarga Kim? Yaa Kim mengikuti si Appa, siapa lagi kalau bukan Kim Yugyeom.

Tepatnya mereka bertiga adalah anak yang membuat hidup Kim Yugyeom berubah drastis pada lima tahun yang lalu, anak yang membuat dia harus merelakan cita-cita dan masa depannya hanya untuk mengurus mereka, anak yang mengharuskannya melupakan tentang cinta padahal usianya waktu itu masih delapan belas tahun.

"Hmm," - menjawab panggilan yang masuk di handphonenya hanya dengan gumamman.

     ",,,,,,"

"Nanti kalau beres audisiku eoma," - duduk bersandar di tembok menyeka setiap butiran keringat yang keluar dari seluruh wajah dengan handuk kecil yang berwarna biru langit yang sedari tadi ia sampirkan di pundaknya.

Sekarang dia menyimpan handphonenya di lantai tanpa memasang loadspeaker, sengaja tak mendengarkan, tepatnya membiarkan eomanya mengomel di sebrang sana. Mengambil botol air minum yang berada disampingnya, menenggak air yang di dalam botol hingga menyisakan setengah dari isi sebelumnya.

"Eoma.... Sinyalnyaa jeleeek!" sedikit berteriak, mengambil handphonenya, menekan tombol merah yang berada di layar tuuuut. Yugyeom mematikan panggilannya. Dia hanya mengulas senyum membayangkan omelan apa yang sedang eomanya keluarkan di sebrang sana gara-gara panggilannya dia matikan mendadak.

Mungkin dia terlihat sangat egois dan jahat karena telah bersikap buruk pada eomanya. Tapi kalau tak begitu dapat diperkirakan eomanya akan terus mengomel sepanjang hari sampai dia mengiyakan keinginan eomanya.

BOON {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang