Yugyeom saat ini sedang duduk dan membuka-buka ponselnya sambil melamun. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sore tadi, semuanya mengalir begitu saja. Padahal, selama ini Yugyeom tidak pernah berani berharap sampai sejauh itu. Menurutnya, dengan mengagumi diam-diam saja sudah cukup. Tapi, jika Dewi Fortuna sedang berpihak padanya, mau bagaimana lagi?
"Sejak kapan acara komedi pindah di ponselmu Gyeom?" tanya Jinyoung membuyarkan lamunannya. Jinyoung berkata seperti itu hanya ingin menyindir sebenarnya. Ekspresi Yugyeom menatap layar ponsel itu terlihat seperti sedang menonton acara komedi. Senyum-senyum sendiri tepatnya.
"Hyung, sejak kapan ada di sini?" jawabnya pelan.
"Beberapa menit yang lalu,"- jawab Jinyoung mencacahkan dirinya pada kursi di samping Yugyeom.
"Oh," gumam Yugyeom.
"Sepertinya kau sedang bahagia,"- Jinyoung membuka jas dan menyampirkannya di belakang kursi yang ia duduki, "apa karena hari esok?" lanjutnya.
"Mmm?"-Yugyeom menatap Jinyoung dengan sebelah alis yang terangkat, "tau darimana?" tanyanya lagi.
Dengan cepat Jinyoung menunjuk Jackson yang sedang bermain dengan triplets di ruangan sebelah. Yugyeom mengedarkan pandangannya untuk melihat Jackson yang di tunjuk Jinyoung. Kelihatannya triplets sedang melukis, terlihat dari baju yang mereka pakai, penuh noda cat. Yugyeom hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, bukan karena noda cat yang ada di baju triplets. Tapi, karena Jackson yang tidak memakai baju dan tubuhnya penuh dengan gambar yang di buat triplets. Ada-ada saja pikirnya.
"Lihatlah,"-Yugyeom memberikan ponselnya pada Jinyoung.
"Apa?" tanya Jinyoung lalu menerima ponsel yang diberikan Yugyeom. Yang ditanya hanya mengendikan bahu.
Jinyoung membuka lockscreen ponsel Yugyeom dan langsung mendapati riwayat panggilan, di sana terdapat satu panggilan tidak terjawab dengan nomor baru. Keningnya berkerut, Jinyoung hanya heran apa maksudnya Yugyeom menunjukan riwayat panggilan pada dirinya? Jinyoung hendak menanyakan itu semua. Namun, sepertinya Yugyeom menangkap keheranannya. Maka dengan cepat Yugyeom menjelaskan dan menceritakan semuanya.
Mulai dari permainan patung, kejadian mengantar Suzy dan yang terakhir pertukaran nomor ponsel Yugyeom ceritakan dengan sangat antusias. Jinyoung yang mendengarkan tidak kalah antusiasnya. Sesekali dia hanya menyela dengan kata, terus, oh, lalu, dan tertawa. Jinyoung hanya tidak menyangka saja kenapa bisa seperti ini. Semuanya terdengar seperti konyol, tapi ini nyata.
Melupakan keheranan yang sedang di pikirkannya, jinyoung lebih bahagia, karena pada akhirnya, selama lima tahun sejak triplets datang di kehidupan Yugyeom, dan orang yang sangat di cintai Yugyeom meninggalkan dirinya hanya karena tidak percaya dengan Yugyeom, sekarang teman yang sudah ia anggap adik yang sedang berada di hadapannya ini sedang bahagia menceritakan tentang cinta. Awal yang baik menurutnya.
Bukan hanya Yugyeom yang sangat antusias menceritakan apa yang sudah terjadi, Suzy pun sama. Saat ini dia sedang menceritakan kejadian sore tadi pada adiknya, wajahnya tampak bahagia, gelak tawanya tidak berhenti sedari awal dia bercerita. Adiknya yang mendengarkan tidak kalah bahagia, baru kali ini Eoninya begitu terlihat bahagia lepas soalnya.
"Jadi tadi hanya mempermainkannya?" tanya Somi, dengan tangannya yang masih sibuk mengepang rambut Suzy. Yang ditanya hanya mengangguk lalu tertawa lagi. Sepertinya Suzy benar-benar sangat bahagia.
"Tidak melihat saja rasanya aku sangat bahagia, apalagi aku bisa melihat ekspresinya," ucap Suzy "besok bantu siap-siap yah?" lanjutnya.
"Laksanakan!" jawab Somi dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOON {HIATUS}
FanficKarena kehidupan itu hanya sebuah perputaran, di atas dan di bawah. Bahagia tidaknya dalam kehidupan kita yang menentukan. Seorang pria tampan berusia 18 tahun, kehidupannya mendadak berubah drastis hanya karena tiga orang anak yang tiba-tiba hadir...