You My Namja, Araso

3.4K 338 15
                                    

Aku ada bersamamu. Agar aku memiliki alasan untukku tetap hidup...

(Seungkwan Pov)

"Masuklah nak. Dia masih tidur" Aku mendengar suara pintu terbuka dan ayah yang mempersilahkan seseorang masuk. Aku sudah bangun sejak tadi dan pindah ke sofa ruang tamu. Tapi aku enggan membuka mataku. Aku masih bingung dengan semua cerita ayah. Kenapa pria bernama Seungcheol itu mau membunuhku? Apa hubunganku dengan si Harimau kecil yang baru ku ingat bahwa namanya adalah Vernon. Aku terlalu fokus dengan sebutan yang aku buat hingga aku lupa dengan nama aslinya. Aku baru mengenalnya sebentar. Akupun jarang pergi dengan si harimau kecil dan tiap kali aku bersamanya, wajahnya selalu murung. Tak ada kebahagiaan sama sekali. Kenapa pemuda bernama Seungcheol mengatakan aku membuat si harimau  bahagia. Aku memukul-mukul keningku pelan.

"Seungkwan-ah"Ayah membangunkanku dengan menggoyang pelan kakiku.

"Ne Appa" Aku terperanjak. Bagaimna tidak. Pagi-pagi sekali Aku harus kedatangan tamu tak diundang. Dengan refleks aku menutup bibirku. Takut jika dia berusaha menempelkan bibirnya secara paksa.

"Boo" Apa ini. Kenapa dia seperti orang lain sekarang. Kemana pria yang suka membentak-bentak. Mencium tiba-tiba dan berwajah menyedihkan. Yang ada hanya pria yang masih tetap bule namun dengan wajah yang entahlah, yang membuat jantungku tak teratur. Tiba-tiba ada bayangan yang melintas di kepalaku.

Dua orang namja di sebuah kamar sedang berusaha bertahan dengan kaki naik ke atas, mereka sedang Senam lilin. Wajah mereka memerah menahan berat kaki mereka masing-masing. Mereka saling menatap lalu tersenyum. "Apa yang membuatmu memyukaiku?Karena aku pikir kau hanya baik pada semua orang" namja dengan rambut gondrong dan mata coklat menyala tiba-tiba bertanya sambil menatap lekat pada wajah namja yang ada disampingnya. Namja Itu aku. "Kenapa aku ada bersama harimau kecil." Aku berpikir keras.  Namja gondrong dengan mata coklat itu adalah tuan muda Vernon, si harimau kecil. "Ada apa ini". Kepalaku rasanya sakit sekali, tapi Aku berusaha bertahan. Aku ingin melihat kenapa aku bisa bersama dengan harimau brengsek ini.

"Awalnya Aku menyukai wajah kesepianmu. Rasanya ingin sekali aku memelukmu saat itu juga. Tapi aku hanya bisa melihatmu. Melihat seorang namja dengan pandangan kosong duduk di pinggir lapangan yang gersang dipagi hari." Aku menyentuh lembut pipi si harimau kecil. Bagaimana ini bisa terjadi "Aku menyukaimu saat pertama kali aku datang ke sini. Saat aku menunggu ayahku di dekat gerbang. Aku melihatmu sedang menatap awan di dalam kelas. Aku tahu itu kau karena rambut panjangmu itu. Saat itu, aku merasakan sesuatu yang aneh menjalar di tubuhku. Sesuatu yang tak bisa kutolak. Aku menanyakan namamu saat ingin mendaftar. Tidak sulit  bagi mereka memahami siapa yang kumaksud. Itu lagi -lagi karena rambut panjangmu itu. Untungnya kita ada di tingkatan yang sama. Itulah yang membuat aku memohon kepada ayahku agar aku dimasukkan keruangan ke 6, lantai 4 dari timur bangunan." Aku sudah tidak kuat. Rasanya  seluruh tempurung kepalaku retak." AAARRRGGGGHHH" Aku berteriak dan akhirnya bayangan itu hilang. "Hahh...haaahhh...Haaaahh" Aku lelah. Seluruh tubuhku terasa sakit. Akupun tertidur. Aku masih sempat mendengar si harimau kecil berteriak memanggil-manggil namaku dan secara refleks tanganku menyentuh pipinya dan akhirnya aku tak sadarkan diri.

*****

(Vernon Pov)

"Aku ada bersamamu. Agar aku memiliki alasan untukku tetap hidup. Tapi jika sangat menyakitkan. Biarkan saja kau tetap tidak mengingatku. Asalkan kau tetap hidup" Aku mengusap dahi Seungkwan dengan lap basah. Keringat dari tubuhnya seperti gambaran bagaimana seluruh tubuhnya saling bertarung untuk merasakan dan mengingat masa lalunya.

"Tenanglah nak. Sebentar lagi Dia akan bangun. Dia tidak akan menyerah seperti ini" Ayah Seungkwan menyentuh pundakku dengan lembut lalu menekannya. Lalu dia pergi entah kemana. Setelah beberapa jam, aku merasakan gerakan kecil dari kepala Seungkwan. Aku memang meletakkan kepala seungkwan dipangkuanku.

YOU'RE MY NAMJA, ARASSEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang