***
Seorang wanita tuna asmara yang haus akan kasih sayang seorang pria baik nan bijaksana. Memandang hanya dari kejauhan. Hatinya terpikat sebab tutur katanya yang halus, parasnya yang indah, dan tubuhnya yang gagah. Wanita itu berkata, "Mataku yang memandang tapi mengapa hatiku yang bergetar?". Memang wanita ini sudah lama sekali "Sendiri" dalam arti, dia hanya menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman-teman saja. Belum ada sosok lelaki yang cocok yang dapat menyelinap dihatinya kala itu. Jadi, setelah pertemuannya di kampus ketika hari pertama ia menjadi mahasiswi, dapat dikatakan ia sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Dia itu dewasa, aku pikir cocok denganku yang terkadang masih kekanak-kanakan, aku suka suaranya, aku suka wajahnya, abis dia lucu. Aku mengatakan, 'Hidupku hampa 45% tanpa musik' tapi aku rasa setelah dia hadir dalam duniaku dia jadi seperti musik kehidupanku. Musik itu banyak jenisnya, tapi aku menempatkannya pada musik klasik yang alirannya menenangkan hati. Dia seperti musik-belum bisa ku sentuh tapi mataku, hatiku, jantungku, otakku semua yang ada di diriku menikmati keindahan itu-Ya kamu! Kalau aku menempatkan kamu seperti musik, aku mau kamu jadi melodi yang tenang, yang mengantarkan aku pada sebuah mimpi yang indah dalam tidur nyenyakku, yang dalam mimpi itu hanya ada aku dan kamu saja. Aku juga ingin kamu membangunkanku pagi harinya dengan senyuman manis, pelukan dan kecupan mesra. Alirannya mendekapku hangat juga menenangkanku, apalagi saat ini sedang musim hujan. Aku menginginkan tubuh yang mendekapku dikala aku sedang sakit, penat, sedih atau apapun itu rasa yang tidak mengenakkan. Aku membutuhkanmu. Bukan hanya sebagai musik kehidupanku tapi sebagai pelengkap hidupku. Ah tapi aku bisa apa? mereka bilang 'Wanita hanya bisa menunggu, lelaki yang pantas memulai dahulu.' Aku hanya ingin kau tahu. Aku wanita pengagummu yang menginginkanmu lebih dari sekedar musik kesukaanku."
Ketika perasaannya dan cintanya sedang merekah, dia hanya berharap, "Semoga kamu dan hatimu belum dimiliki wanita lain selain ibumu, sebab aku ingin jadi wanita kedua setelah ibumu yang menetap dalam hatimu. Ah itu hal nomer sekian. Yang penting kau tahu dulu..... Aku- menginginkanmu dan... Hati ini mengatakan apakah kamu mau denganku?" Katanya lagi. "Mulutku belum mampu berucap, kamu harus tau, 'Hati dan mata tidak pernah bohong' dan ini adalah suara hatiku."***
Andai sang mentari dapat membuat hangat nya hati ini setiap hari. Mentari ini kamu. Aku menyalakan musik setiap langkahku menuju kampus. Musik ini sangat indah! Ini adalah lagu favorite ku, seketika saat ku menolehkan kepalaku, aku baru menyadari bahwa aku telah berjalan lima menit disampingmu! Aku ingin menjadi kupu-kupu yang selalu berdampingan dengan bunga yang indah.
Dalam seketika akupun berhenti dan mematikan musikku. Aku terdiam hingga dia berjalan melewati tangga.
Dalam hatiku berkata "Dia disampingku! Aduh, tadi aku bersikap apa ya? Duh aku malu!". Aku merasa pipiku berubah menjadi warna merah seperti tomat. Sekejap pikiranku tersambar "Aku hanya seorang maba yang mengagumi tanpa berani menyapa. Untuk berkata "Hai!" -pun aku tak mampu. Saat matahari mulai panas, aku berjalan keluar kelasku yang sejuk. Cuacanya teduh, tapi, ada matahari. Aku melihat dia bersama seorang wanita yang indah dalam hal berpakaian. Sesaat aku merasa aku tak sempurna dan seketika aku menjadi bukan diriku.***
Sepasang mata ini bagai teropong. Teropong yang hanya menyorot satu bintang. Kamulah satu-satunya bintang dalam langit kalbuku. Seolah tak peduli hati yang mulai meretak tatkala melihat seorang wanita berada disisimu, namun tetap saja aku mampu bersemi sekadar melihatmu sekalipun dengan cara tidak disengaja.
Senyumku yang gugur mulai merekah, lagi. Siang itu teduh, aku tersenyum begitu pula dengan hatiku, dia ikut serta tersenyum untukmu yang berlalu di hadapanku. Ingin kusapa kamu, tapi apalah dayaku sebagai pecundang yang kerap kelu bila melihatmu. Aku memilih bersembunyi dibalik rasaku meski itu menyiksa. Kunikmati penyesalan itu seorang diri, menyesal sebab tak berani menyapamu. Kupaksa kakiku melangkah bersama seorang teman lalu menyebrangi jalan. Aku kembali melihatmu. Kamu ada di sebrang jalan- kamu menyebrangi jalan. Entah kali ini hatiku bersemi atau gugur, sebab aku melihat wanita disisimu, kamu memang tak berdua saja, tetapi... Ah! Sudahlah, malas kurincikan perasaan hampaku saat itu. Aku memang pecundang, aku makin membatu seiring langkahmu mendekatiku. Ya, aku sadar bukan aku tujuanmu. Kurasakan aroma tubuhmu, bayanganmu melintas dibelakangku, membungkus kebekuanku. Kuhembuskan napas dengan kecewa pada diriku sendiri. Lisanku tetap kelu, aku gagal menyapamu.***
Aku berjalan menyusuri jalan. Ah- sial! Wajahnya kembali terbayang. Mengapa aku memikirkannya? Mengapa dia selalu menghantuiku? Aku merasa senang, tapi- sedikit terganggu karena aku hanya bisa membayanginya-
Aku meminggirkan kendaraan lalu memasangkan earphone sambil memutar lagu kesukaanku. Laguku sangat indah, sama seperti kamu. Laguku hanya dapat kurasa, tak dapat kumiliki, sama seperti kamu. Aku kembali mengendarai motorku. Tiba-tiba saja...
Ah! Ini dia! Ini wanginya! Aku mengikuti wangi tersebut hingga akhirnya aku kehilangan jejak. Ini hanya wanginya, bukan sosoknya. Tapi, mengapa begitu berarti?
Aku masih terbayang wajahnya, aku masih teringat tingkah konyolnya, dan- aku- masih ingat senyumnya..
Sebelumnya, aku merasa bosan. Aku merasa jenuh, aku merasa tak ada lagi yang harus ku perjuangkan.
Kemudian, kamu hadir. Kamu membuat bibirku melengkung dengan sempurna. Kamu membuatku ingin memperjuangkan. Kamu membuatku merasa hidup kembali. Namun sekarang semua kembali seperti awalnya. Bibirku yang tadinya melengkung dengan sempurna, kini kembali merata. Bibirku terus bergetar. Aku ingin sekali berteriak. Ingin berteriak mengeluhkan semua yang aku rasa. Tapi bibirku tak mampu berkata apapun. Hingga akhirnya dadaku bergetar, hatiku merasakannya. Merasakan sakit yang amat dalam, hatiku tak mampu menahan, hingga mataku yang berhasil mengeluhkan semuanya..***
Ini ada part selanjutnya yaa! Nanti dipost di akun iKonicBomi . See you next stories~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia
Short StoryLaguku sangat indah, sama seperti kamu. Laguku hanya dapat kurasa, tanpa dapat kumiliki, sama seperti kamu. Cepen ini terbuat dari rangkaian kata-kata yang disusun oleh Aku dan tiga temanku; Dania, Via, Fanis. Enjoy it guys~