Pertemuan pertama kami yang terjadi karena Ibuku di kafe milik Ibunya adalah suatu hal yang bisa di bilang kebetulan.
Saat aku melihat nya untuk pertama kali, aku hanya menyimpulkan satu kata yang ada di benak ku saat itu.
Aneh.
Seorang Shin Yeonra adalah gadis yang benar-benar aneh untuk ku. Dia tak berani menatap langsung orang yang tengah berbicara padanya, bahkan menjawab pun ia terlihat enggan.
Setelah pertemuan singkat itu, aku tak peduli walaupun seorang Kim Mingyu pernah ingin mempertemukan kami dengan alasan bahwa Yeonra adalah sosok gadis idaman ku.
Tapi ya, aku bahkan belum mengenal nya. Hingga kami bertemu untuk yang ke dua kali nya. Saat itu Ibu meminta Yeonra untuk memasak karena kedua orang tua kami pergi ke Busan untuk menghadiri acara pernikahan kerabat nya.
Aku bahkan merasa bingung pada Ibuku sendiri, dia bisa saja menyuruh aku dan Bohyuk memesan makanan cepat saji tanpa perlu repot-repot meminta gadis itu datang ke rumah di malam hari. Tapi jika tidak seperti itu, dia bukan lah Ibuku.
Ibuku yang memiliki wajah cantik di umur nya yang menginjak kepala empat itu terlalu terobsesi dengan hubungan ku yang bahkan tak pernah memiliki kekasih. Aku bukan seseorang pria yang tidak menyukai wanita cantik. Aku hanya mencari waktu yang tepat untuk memberikan hati ku pada wanita pilihan ku sendiri. Jika aku memberikan hatiku pada sembarang orang, hal itu akan menjadi penyesalan untuk ku nanti nya.
Memberikan hatiku satu-satu nya untuk seorang gadis, sangatlah sulit.
Rasa penasaran ku yang entah kenapa datang secara tiba-tiba itu mulai menuntun ku untuk bertanya tentang hal pribadi Yeonra. Walaupun gadis itu tak merespon apapun, dia hanya nampak kesal saat aku ingin tahu tentang nya.
Dan aku kembali merasa bahwa ini adalah proses yang mungkin tak bisa lagi aku hindari.
Apalagi saat itu aku sempat melihatnya memeluk seorang pria, rasa kesal itu muncul entah karena apa membawaku untuk terus memperhatikan mereka dengan lengan yang terkepal. Melihat bagaimana keakraban Yeonra dan pria yang tak aku ketahui namanya.
Setelah bertahan pada posisiku, aku harus melihat nya yang juga memandangku. Tatapan sayu itu membelah beberapa bagian di dalam organ tubuh ku, hingga aku harus berlari ke arah nya karena dia tak sadarkan diri ㅡbeberapa saat setelah mata nya bertemu pandang denganku.
Saat itu aku adalah satu-satu nya orang yang begitu panik melihat nya pingsan dengan suhu tubuh yang terbilang tinggi. Membawanya ke ruang kesehatan serta menunggunya tersadar adalah hal yang berada dalam otak ku saat itu.
Jika dia sakit, kenapa dia harus pergi ke universitas?
Hanya itu yang sempat aku pikirkan.
Mencoba untuk tak peduli lagi, saat ia tersadar dan menangis karena ucapan ku membuat aku semakin terlihat bodoh. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal ketika ia meminta untuk ku mengantar nya ke rumah krematorium.
Menemui Ayah nya yang hanya meninggalkan abu serta kenangan indah baginya.
Dia menangis lagi, mengingat bagaimana dirinya yang bodoh karena tak bisa melakukan apapun pada sosok Ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY LOVE [Wonwoo Ver.]
RomanceMenurut Jeon Wonwoo cinta itu butuh proses. Storyline By : MINKUK97