Pria itu membimbing Claudia menyusuri koridor putih nan panjang yang seakan tak pernah berakhir. Setelah menjemputnya tadi pria itu tak berkata sepatah katapun, hal itu membuat Claudia penasaran, mau dibawa kemana sebenarnya dirinya.
Claudia memandang sekelilingnya. Benar-benar tidak ada apapun, hanya dinding putih sepanjang yang dilihatnya.
"Ahemm!" Claudia berdahem keras untuk menarik perhatian orang yang berjalan di depannya itu. Pria itu meliriknya dari balik bahu "Sebenarnya kita mau kemana?" suara Claudia terdengar sedikit tercekik ketika berbicara, ia belum terbiasa bicara lagi setelah sekian lama tidak bicara.
Pria itu meliriknya sekali lagi, "Kau harus bertemu dokter setelah kau sadar, itu adalah protokol wajib setiap orang sepertimu disini."
"Orang-orang seperti aku?" tanya Claudia, penjelasan pria itu membingungkan.
"Orang-orang yang membeku di kapsul waktu seperti dirimu." jawab pria itu.
"Ada berapa orang yang seperti aku disini sebenarnya?" tanya Claudia penasaran.Selama ini ia mengira bahwa satu-satunya orang yang dibekukan dalam kapsul waktu hanyalah dirinya.
"Ada 7 orang, kau salah satunya." jawab pria itu sambil berjalan menyusuri koridor.
"7 orang..." kata Claudia lebih kepada dirinya sendiri, 7 orang tidaklah sedikit mengingat harga pembuatan mesin itu sangat mahal, ia tak pernah mengira benda itu akan diciptakan sebanyak itu.
"Boleh aku menanyakan sesuatu?" tanyanya lagi.
"Silahkan." sahut pria itu tanpa menengok ke belakang.
"Apa sebenarnya tujuan kalian dari semua ini?" tanya Claudia.
Pria itu tiba-tiba berhenti dan memandang Claudia. Ia terlihat agak gugup ketika hendak bicara, "Maaf, bukan tugasku untuk menjelsakan hal itu." Pria itu menoleh kekanan. "Kita sudah sampai." ucapnya sambil mengayunkan tangannya kearah dinding.
Claudia terbengong ketika melihat pria itu melambai-lambaikan tangannya ke dinding, "Apa yang kau lakukan? Kau mau menyihir dinding?"
"Tidak, aku sedang membuka pintu." jawab pria itu.
"Ah, siapa namamu?"
"T-205." jawab pria itu singkat.
"Hah, apa?"
Dinding kosong itu mulai bergetar ketita T-205 mengayunkan tangannya untuk ketiga kalinya. Lalu sebuah ukiran muncul perlahaan membentuk sebuah pintu besi berukiran sederhana.
T-205 menoleh kearah Claudia yang masih terbengong memandang pintu dan tercengang mendengar namanya.
"Semua orang disini tidak memakai nama selain kalian." ucap T-205
"Apa kau robot?" tanya Claudia. T-205 hanya mengedikan bahu dan membuka pintu.
"Bukan," T- menggelengkan kepalanya "Aku setengah robot." lanjut T-205 dengan seringai di wajahnya.Sebuah ruangan putih nan lebar dengan jendela-jendela hitam lebar berlatar ruang hampa di setiap sisinya terhampar diseberang pintu yang terbuka. Claudia menghirup napas dalam dan menahannya sebentar sebelum mengehembuskannya lalu berkata "wow."
"Silahkan masuk." Ujar T-205 .Claudia melangkah masuk dengan perasaan asing sekaligus terpana menyelimuti dirinya. Ini terasa aneh baginya, dulu sebelum tertidur lama tak pernah ada ruangan yang seperti itu bahkan jika ia memimpikannya saat tidur sekalipun.Grekkk.. Pintu budar tadi menutup tiba-tiba. Menyisakan Claudia sendirian di dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah
Science FictionClaudia terbangun di luar angkasa setelah 50 tahun membeku di dalam kapsul waktu. Apa yang akan terjadi selanjutnya?