Pagi biasa di hari senin.
Rutinitas biasa.
Dan aktivitas biasa seperti pada umumnya.SMA HARAPAN BANGSA
"Gue Neo,"
Tangannya terjulur padaku, pandangan matanya memperhatikan setiap inchi tubuhku. Tubuhnya tinggi dan tegap, bisa kutebak dia rajin berolahraga, hidungnya mancung dan bibir tipis melengkapi wajahnya. Aku terpesona!. Apalagi alisnya yang tebal dan bulu mata lentiknya. Sial, tampan sekali dia. Lalu, ia menghela nafas.
"Ga usah bengong kalau liat cowok ganteng kaya gue, biasa aja,"
Mampus!, dia bisa baca pikiran gue.
"Oh.. Gue Tasya," sahutku terkejut.
"Tasya siapa?"
"Tasya Ananda Putri,"
"Oh."Begitulah perkenalan awalku dengan Neo, setidaknya aku tau namanya. Selain itu?, tidak penting.
Aku benci makhluk tampan yang dapat membaca pikiran ini. Aku benci terlihat bodoh dihadapannya. Dan aku benci tertangkap basah mengangguminya. Tapi, itulah faktanya."Sya, siapa murid baru tadi?"
"Kenapa emangnya?, lo naksir ya?"
"Yeee, siapa yang ga naksir.. Cakep tau,"
Dasar sahabat mata keranjang, please Ra, ga semua cowo ganteng itu baik. Lo belum tau aja aslinya gimana, rutukku dalam hati."Idih, lo ga tau aja kalau dia tu nyebelin orangnya,"
"Oh ya?, kalau gitu gue deketin boleh ya? Lo ga minat kayaknya,"
"Ambil aja gih, bukan tipe gue," jawabku malas.
"Jadi gue bukan tipe lo?"
Neo muncul dibelakangku sambil tersenyum. Sontak aku berhenti bicara, ini makhluk kok muncul gitu aja, ketahuan deh lagi ngomongin dia. Hedeuuhhh.
"Gue ulangin Tasya Ananda Putri, JADI GUE BUKAN TIPE LO?"
Aku berusaha berdiri menghadapnya, pandangannya menatap tajam mataku, aku yang masih kaget tidak tau harus berkata apa, hanya bisa bengong melihat tingkahnya yang seakan ingin menerkamku.
"Woi, budek. Gue ga tau ya lo itu budek atau apa, tapi siapa yang ga suka sama gue? Dan lo, Tasya Ananda Putri, lo salah, bilang gue bukan tipe lo. Gue bakal naklukin lo. Liat aja,"
Neo melengos pergi. Menuju arah kantin. Aku menghela nafas. Hari yang berat dan penuh dengan orang-orang aneh. Kupandang Rara sahabatku yang sedari tadi masih mematung melihat diriku kena semprot Neo, entah tadi itu bisa dibilang keberuntungan atau justru kutukan baru dihidupku.
"Lo beruntung banget Tasyaaa!"
"Beruntung darimana? Gue ketahuan ngeggosipin dia, dan sekarang dia justru mau naklukin gue,"
"Kalau gue jadi lo, gue dengan senang hati ditaklukin sama dia," angguk Rara mantap.
"Ye, lo ambil aja sono, gue males," ucapku kesal, aku pergi ke toilet meninggalkan Rara yang masih mengimpikan Neo.
Apa sih bagusnya Neo itu?.
Selain ketampanannya?.
Ga ada!.
I hate u Neo.Kubasuh wajahku dan kurapikan sedikit rambut hitamku yang tergerai rapi dipundak. Sebenarnya apa yang menarik dari diriku?. Well, aku memiliki wajah yang standart, hanya lesung pipit yang menjadi bonus khusus. Selebihnya, biasa saja.
Kembali kekelas, aku berusaha bersikap sewajarnya. Berusaha tidak menarik perhatian. Berusaha tidak mencolok dan membuat masalah. Hingga tiba - tiba ia tersenyum padaku.
Seketika kualihkan pandangan. Gawat, jantungku seperti akan meledak. Perasaan apa ini? Aku bisa mati mendadak!.Neo.
Apa sebenarnya salahku?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neptune
RomanceNeo, putra konglomerat menyukai Tasya, gadis biasa yang trauma akan masa lalunya. Namun Tasya menolak mentah - mentah cinta Neo. Apa yang membuat Neo jatuh cinta?. Apakah Tasya akan menerima cinta Neo?.