Janji Rara(1)

87 14 6
                                    

Line!

Tasya menggeliat, siapa yang mengiriminya pesan sepagi ini?.

"Ah paling OA ga jelas," Tasya pun kembali bergelung dengan selimutnya.

Line!

Line!

Line!

"Siapa sih?!," dengan mata setengah tertidur ia membuka Line dan segera mengetahui bahwa chat tersebut berasal dari orang yang ia temui semalam. Tanpa ragu segera ia matikan handphone, melepas baterainya dan kembali tidur.

SMA HARAPAN BANGSA

"Sya, tumben lo datang rada siang," sapa Rara.

"Tidur gue keganggu, makanya gue masih ngantuk,"

"Lo ga lupa kan, hari ini presentasi makalah Biologi?"

Alis Tasya mengerut, pertanda ia sedang mengingat jadwal pelajarannya hari ini beserta tugas - tugasnya.

"Lo ga lupa kan?" selidik Rara curiga.

"Hehe,"

"Wah, pertanda ga baik nih,"

"Yeee, gue lupa!, lagian gue bukan ketua kelompok, jadi nyante aja lagi,"

"Anggota juga wajib presentasi Tasya, kalau engga lo dihukum sesuai konsekuensi,"

"Se..seriu..us lo?"

"Gue serius kali ini, nih materi gue udah gue hapalin semalam,"

Keringat dingin Tasya mulai bercucuran begitu mengingat konsekuensi yang akan ia dapatkan.

...

"Saya rasa kita sudah memiliki perjanjian mengenai tugas yang akan dipresentasikan, bukan begitu Tasya?"

"Benar bu,"

"Dan saya sudah menjelaskan mengenai konsekuensi yang harus dikerjakan, benar kan Neo?"

"Iya bu,"

Ah, Tasya gue ga bisa nolongin lo kalau udah berurusan sama Bu Dwi , sesal Rara. Ia juga heran mengapa sahabatnya bisa lupa tugas sepenting ini. Apa ada sesuatu yang Tasya sembunyikan darinya?.

KOLAM BELAKANG SEKOLAH

Kok gue apes banget ya?, udah dihukum bersihin kolam, ditambah keberadaan Neo manusia neptunus!. Ah mati aja gue! .

Tasya mulai menggulung lengan tangannya lalu mulai memunguti sampah - sampah yang ada di dalam kolam. Beberapa siswa yang beristirahat di pinggiran kolam terkadang suka membuang bungkus makanan ke dalamnya, yang menyebabkan kolam menjadi kotor. Padahal papan peringatan sudah dipajang dengan jelas di pinggir kolam.

"Sya,"

Tanpa harus menoleh Tasya tau pemilik suara tersebut. Jujur saja ia sudah lelah dengan Neo, ia lelah dengan semuanya. Semenjak bertemu dengan Neo, ia merasa dunianya berubah.

"Sya, lo dipanggil diam aja, lo marah sama gue,"

"Hm,"

"Lo beneran marah?"

"Udah lo ga usah ngomong sama gue lagi, jauh – jauh dari gue,"

"Sya, gue beneran suka sama lo. Gue ga bercanda,"

"GUE JUGA GA LAGI BERCANDA NEO!,"

"Lo kalau marah lucu,"

"GA ADA YANG LUCU!"

Neo terkikik melihat wajah cemberut Tasya, begitu manis. Ingin rasanya memeluk Tasya supaya amarahnya reda, tapi ia yakin bukannya tambah reda Tasya pasti akan lebih mengamuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My NeptuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang