Musim Semi (2)

47 12 0
                                    

"Kak, rambutku cocoknya gimana?"
"Gerai aja, like you're style,"
"Tapi kak, aku mau tampil beda, lebih kekinian gitu,"
"Hhh.. ya udah, sini lo, gue bagusin,"
"Yess!, lo emang terbaik kak,"
"Lo nya aja yang ga bisa dandan, udah mau seventeen juga,"
"Hehe, aku kan belum puber kak, tunggu aja, ntar aku berbuah 180˚,"
"Ga salah, lo berbuah?, hahaha,"
"Berubah kak, maksudnyaaa,"
"Ngomong aja belum bener, apalagi puber,"
"Kakak ngolok terus, gue bete deh,"
"Ya udah, ga usah ngambek kali,"

Walau tampil sederhana, aku tetap senang karena bisa makan gratis hehe.
Dan, memang benar, banyak sekali makanan ringan, seperti cupcakes, mini muffin, brownies, macaroon, dan mini pie. Oh, bersyukur sekali diriku malam ini. Makanan enak sepanjang mata memandang dan aku melewatkannya?, BIG NO! INI MALAM KEMENANGANKU!.

Dari sekian banyak kue manis yang kucicipi, macaroon selalu menjadi andalanku. Kak Ayu terlihat sibuk dengan teman - temannya, dan aku tidak peduli. Aku sibuk dengan duniaku. Jejeran macaroon  coklat menjadi sasaranku berikutnya.

"Sya?"

Baru saja ketika aku hendak mencomot sepotong choco macaroon ketiga ku, gerakanku terhenti karena sebuah suara menyebalkan. Silahkan tebak!. Sudah pasti dia!.

"Babi rakus harusnya ga disini," ujarnya mengejekku.

"Mau lo apa?!, ganggu gue makan aja," sejenak moodku untuk melanjutkan makan terhenti, berganti emosi memenuhi dadaku.

Dia tersenyum.

"Gue ga larang lo makan, silahkan aja lo lanjutkan, tapi gue ga tanggung jawab kalau foto lo gue sebar di sosmed," matanya mengedip padaku. Sebenarnya dia mau apa sih?

"Oke, oke. Lo mau apa?"

"Ikut gue sekarang,"

Tangannya menggenggam tanganku kuat, sejenak kurasakan aliran listrik statis yang mengalir, terasa hangat dan menarik. Entah mengapa aku merasa nyaman.

Arrggghh..... lo mikir apa sih Sya...

Hatiku berdegup kencang ditangan seorang Neptunus yang menyebalkan.

                                                                                                                ....

"Lo darimana?"

"Ketemu temen sebentar," sahutku.

"Perasaan gue, lo ga punya kenalan di pesta ini," ujar Kak Ayu curiga.

"Ah, udah ah. Pulang aja yuk, capek nih!" jawabku ngeles.

"Ya udah deh,"

Kelap - kelip lampu sepanjang jalan Juanda menghiasi perjalanan pulangku. Kak Ayu sudah terlelap dari tadi, pasti Ia sangat lelah. Aku pun sebenarnya sangat lelah, tetapi pikiranku terus berkecamuk.

Ah, ada sedikit perasaan menyesal dihatiku karena hadir di pesta ini.





Next chapter besok ya, btw happy ied mubarak all!  Author udh lulus SMA cihuy!. Dont forget for like ❤. Xoxo






My NeptuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang