CHAPTER 9

454 32 1
                                    

Author POV

"Eomma...lihatlah...aku membawakanmu piala ini...aku memenangkan lomba band di ultah sekolah..." Kata Yonghwa pada ibunya yang sedang memasak di dapur.

Yonghwa bermaksud memeluk ibunya dari belakang.  Sambil menggenggam piala ditangannya menghampiri ibunya yang sedang mencincang beberapa sayuran.

"Pergilah...ibu sudah tidak tahan denganmu...kau....akan jadi seperti ayahmu jika kau sudah besar nanti..."Ibu Yonghwa menepis pelukan Yonghwa, sehingga Yonghwa terhuyung-huyung dan tangannya tanpa sengaja menyenggol panci dengan air yang mendidih.

"Ibuuu....!!"

Yonghw POV

Aku terbangun dari tidur dengan keringat yang membanjiri tubuhku.  Tak kupungkiri, semenjak kejadian kesalahpahaman malam itu mimpi buruk itu sesekali datang, meski tak sesering dulu.  Dari hari kehari ketakutan itu masih saja menghantuiku.  Ketakutan akan ditinggalkan lagi oleh orang yang kusayangi. 

*****
Author POV

"Bagaimana kabarmu?"

"Kau tidak perlu khawatir sajangnim..kekasihku mengurusku dengan baik...jadi akhir-akhir ini aku jarang kemari...kekeke"

"Aigoo..syukurlah.  Aku bisa tenang saat kau bersama dengan Seohyun." Kata Kim sajang seraya menaruh lauk di mangkok nasi Yonghwa.

"Kau masih belum bertemu dengan ibumu?"

"Hmm, masih tetap sama..mungkin ia sudah bahagia...dan bahkan memiliki keluarga baru..."

"...karena itu mungkin saja ia sudah lupa bahwa ia juga punya anak seperti aku."kata Yonghwa.  Ada guratan sedih dimatanya. 

"Yonghwa..., ingat hal ini.... ibumu ..seperti apapun dia...ia tetap seorang ibu.." Kata Kim sajang. Yonghwa hanya membalas perkataan Kim sajangnim dengan senyum tipis.  Dalam hatinya tentu saja ia ingin mempercayai kata-kata Kim sajang. Tapi jika memang seperti itu, kenapa ia bahkan menghilang dan tidak berusaha mencarinya?

"Kau datang?" Kim sajang terlihat menyambut seorang tamu yang baru saja memasuki kedainya.

"Anyeonghaseyo...kim sajangnim.."katanya dengan senyum serta membungkukkan badan sebagai tanda hormatnya pada perempuan paruh baya itu.

"Duduklah, ... Yonghwa sudah menunggumu...aku akan membawakanmu dwaejjang jiggae....nikmati waktumu." Kim sajang lalu beranjak dari tempat duduknya.  Meninggalkan mereka berdua.

"Maaf memintamu bertemu di sini..."

"Anieyo Oppa...kwenchana.., aku juga sudah lama tidak mengunjungi sajangnim beberapa minggu ini.

"Ah...Kangjoon Oppa memintaku untuk memberikan ini padamu..."
Kata Seohyun sambil mengulurkan sebuah buku pada Yonghwa.

"Apa ini? Catatan kuliah?"kata Yonghwa sambil bertanya-tanya.

"Kenapa ia tidak memberikannya langsung padaku?"katanya lagi.

"Emm...itu....." Seohyun tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Hm??" Yonghwa mengernyitkan keningnya.

"Katanya ....Oppa tidak pernah sering menemuinya lagi semenjak .....pacaran denganku..."Seohyun menyelesaikan kalimatnya dengan wajah memerah.

Yonghwa tertawa mendengarnya.

"Aku yakin, Kangjoon sekarang lebih senang karena sering menghabiskan waktunya dengan Taeyeon daripada denganku..."

"Eh?"

"Kau tidak tahu? Oppamu dan Taeyeon pacaran, bahkan sebelum kita.  Jadi itu semua hanya alasannya saja menjadikan kita kambing hitamnya..." Yonghwa kembali tertawa melihat reaksi terkejut Seohyun.  Ia bahkan tidak tahu kalau kakaknya sedang menjalin kasih dengan sahabatnya.

Healing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang