"Merdeka!"
Jimin menghampiri Jungkook dan Hoseok yang menunggu di pinggir lapangan futsal dengan muka cerah. Ia sudah mengganti seragam sekolahnya yang basah kehujanan dengan baju bola.
Di lapangan futsal masih ada tim lain yang bermain. Jimin dan teman-temannya masih menunggu giliran.
Dengan muka serius Jungkook dan Hoseok menatap Jimin yang duduk diantara mereka. "Udah gila lo?" tuduh Hoseok.
"Hahahaha, sialan!''
"Elo abis putus dari Seulgi ya?" sambar Jungkook. Sebelum Jimin sampai di tempat futsal, Hoseok dan Jungkook sudah membaca status twitter Seulgi.
"Iya," jawab Jimin tak peduli. Matanya fokus melihat pemain futssal didepannya.
"Lo selinggkuh ya?' tuduh Jungkook.
"Jimin melirik Jungkook lalu tertawa sinis. "Lihat dong muka gue. Muka pas-pasan kayak gini mana biisa selingkuh."
Hoseok mengangguk. "Setuju! Gue jamin dulu si Seulgi juga khilaf pacaran sama lo."
"Sialan!" Jimin menyikut Jungkook dan Hoseok yang tertawa geli.
"Hahahaha, sorry, Min. Taoi coba ya lu pikir. Seulgi itu bisa dibilang masuk sepuluh besar cewek cantik di angkatan kita. Dia tinggi, cantik,putih,pinter, anak IPA, kaya pula. Rambutnya lurus. Badannya bagus. Pokoknya perfect lah. Dan tiba-tiba dia mau diajak pacaran sama lu. Padahal elo itu kebalikannya dia.
"Tinggi lo biasa aja, muka juga seadanya. Belum lagi rambut acak-acakan lo. Badan kurus. Elo masuk IPS karna otak lo nggak sanggup ke IPA. Pokoknya nggak mungkin banget lah kalo Seulgi mau sama lo. Makanya gue yakin kalo elo nggak pake dukun, ya berarti si Seulgi khilaf," ujar Hoseok panjang lebar, tidak peduli muka Jimin yang sudah ditekuk.
''Udah, Seok. Ntar pulang diculik Jim baru tahu rasa lho!" Jungkook memperingatkan.
Jimin menjitak kepala kedua temannya itu dengan gemas. Hoseok dan Jungkook hanya bisa meringis melihat temannya kesal, sambil mengusap kepala mereka yang sakit.
"Gimana rasanya putus cinta?" lanjut Hoseok setelah Jimin tidak lagi cemberut.
"Rasanyaaaa...." Jimin menggantungkan kalimatnya sebentar. "Bebas! Merdeka!"
Hoseok dan Jungkook melongo melihat ekpresi Jimin tidak seperti mereka bayangkan. Sebelum Jimin datang, Hoseok dan Jungkook sudah membayangkan Jimin akan datang ke tempat futsal dengan muka sedih dan mata merah karena menangis. Tapi nyatanya Jimin terlihat terlalu senang untuk orang yang lagi putus cinta.
"Maksud lo?" Jungkook bingung
''Ya gitu. Bebas. Merdeka. Masa lo nggak ngerti? Tadinya sih gue pikir gue bakal sedih. Tapi ternyata enggak tuh. Kesel sedikit sih, tapi ya udah. Rasa kesalnya sebentar doang. Gue jadi mikir, oh... gini ya rasanya putus cinta. Ternyata enak juga ya. Tahu gitu gue putus dari dulu aja!'' seru Jimin dengan muka semangat.
''Kok gitu sih? Kayaknya dulu pas gue putus cinta rasanya nggak kayak gitu," protes Hoseok. "Kalian ingat nggak sama Moonbyul?"
Jimin dan Jungkook mengangguk. Mereka masih ingat sama cewek cantik di tempat les Bahasa Inggris yang entah kenapa mau sama Hoseok yang penampilannya tidak jauh dari Jimin.
"Dulu waktu dia bilang putus rasanya kayak disamber petir di siang bolong. Sakit, men! Gue sedih sampe sebulan. Ingat,kan?" tanya Hoseok dengan nada sedih. Sepertinya dia masih belum bisa melupakan kejadian pahit itu.
"Iya. Gue inget," jawab Jungkook sambil menepuk pundak Hoseok. "Setiap pulang les, lo pasti main ke warnet sampai berjam-jam cuma buat ngelupain dia."
Jimin tertawa geli melihat kelakuan kedua temanya yang tiba-tiba melankonis. "Kalian kenapa sih? Aneh banget."
"Elo yang aneh!" sembur Jungkook. "Orang putus cinta itu harusnya kayak Hoseok. Gue yang jomblo dari lahir aja bisa tahu rasanya putus cinta. Elo sih nggak punya perasaan. Patung!"
"Kok jadi marah sama gue?' tanya Jimin bingung. "Setiap orang kan beda-beda. Si Hoseok sedih waktu putus dari Moonbyul karna dia cengeng. Kalo gue sih enggak, jadi nggak bakal sedih putus sama Seulgi."
"Sombong," cibir Hoseok. "Lo yakin nggak bakal nyesel putus dari Seulgi?"
"Enggak," jawab Jimin yakin.
"Coba pikirin lagi lah, MIn," saran Jungkook. "Kapan lagi ada cewek cantik yang mau sama lo? Ini kesempetan buat memperbaiki keturunan,"
Jimin melirik Jungkook sebal. Di dalam hati dia sangat ingin menendang bola ke kepala Jungkook. "Gue pulang aja, ah. Nggak asyik lo!" ujar Jimin kesal.
Jungkook menahan Jimin. "Sorry, Min. Kita cuma bercanda."
Jimin kembali duduk di sebelah Jungkook. "Kalian tuh harusnya seneng gue putus dari Seulgi. Itu artinya kita bertiga jomblo lagi. Itu berarti kita bisa cari cewek bareng-bareng. Ya, kan?"
"Tapi nggak akan ada cewek yang mau sama cowok standar kayak kita," gumam Hoseok pelan.
"Apa?'' Jimin mengerutkan dahinya.
Hoseok langsung menggelengkan kepala. "Enggak! Yah gue cuma gak mau elo nyesal aja. Jadi jomblo tuh nggak enak tau. Kesepian!"
"Iya, betul!" tambah Jungkook. "Hape sepi. Tiap malem cuma bisa baca timeline Twitter karena nggak ada yang bisa diajak ngobrol. Terus tiap malam minggu cuma bisa main game online karena nggak ada yang bisa diapelin,"
Hoseok mengangguk setuju. "Nggak ada yang duduk di jok belakang motor lu. Nggak ada yang memeluk lu dari belakang. Nggak ada yang pegang tangan lo. Nggak ada yang mencium lo...."
Jimin kembali menjitak Hoseok. "Mesum lo!"
"Hehehe..." Hoseok tersenyum usil. "Ya emang bener kan. Makanya gue enggak mau elo menyesal. Kalo masih bisa diperbaiki ya diperbaiki aja lah. Nggak usah ngikutin emosi. Kalo Seulgi jomblo, gue yakin besok dia bisa punya pacar lagi. Kalo elo jomblo, sampai kita lulus SMA nanti juga enggak ada yang mau."
Jimin menatap kedua sahabatnya dan menggelengkan kepalanya, menyesal. Kenapa gue bisa punya temen kayak mereka?
Peluit panjang akhirnya berbunyi. Permainan futsal di lapangan sudah berakhir. Sekarang giliran Jimin dan teman-temannya yang main. Dengan penuh semangat Jimin langsung masuk kedalam lapangan untuk pemanasan, meninggalkan Hoseok dan Jungkook dibelakang. Sekarang Jimin hanya akan fokus beramain futsal, bukan memikirkan Seulgi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
hai! maaf baru aku update ya, makasih yang udh voment!- with love Ye Na
KAMU SEDANG MEMBACA
We Quit Us | seulmin
FanficKarena dari sejuta orang, tetap hanya dirimu. Park Jimin - Kang Seulgi [ remake. original made by : Ria Destriana ] sad ending.