3. Friend?

505 25 5
                                    

Aku akan melanjutkan ceritaku walaupun tidak ada yang membacanya. Aku senang jika para pembaca senang, aku membuat cerita karena menyenangkan, tapi mungkin aku akan tidak puas, aku akan berpikir 'ceritaku harus jadi yang pertama' maaf jika aku berpikiran seperti itu:(. Tapi aku akan melakukan yang terbaik!

Terimakasih udah mau baca dan vote dan komentarnya yang tidak ada hehehe:(

(^w^)

Fika POV

Gue bangun dari tidur panjang gue, dan ketika bangun hidung gue ada yang nyumpel, oh iya gue habis mimisan gara gara ngeliat body sixpack di foto tadi. Tiba tiba sekumpulan nenek nenek gila memeluk gue, eh gak deng maksud gue 3 orang yang buat gue mimisan tadi memeluk gue.

"Untunglah lo gak mati Fika!" ujar Diana lebay dan dia semakin mempererat pelukannya.

"Di-di-d-i-a-na!" kata gue sesak dan mereka menyadari kalau gue hampir mati ditangan mereka."Alhamdulillah, untung gue gak mati"

"Iya, untung lo gak mati. Ni gara gara dua kecurut ini ngasih foto sixpack ke lo. Dan lo aneh banget ngeliat sixpack langsung mimisan dan pingsan" kata Diana dan menunjuk Alya dan Nisa.

Iya gue aneh banget bisa pingsan gara gara ngeliat sixpack. Entah kenapa dari dulu gue suka sama cowok yang badannya oke banget dan kalau gue nyari cowok gue ngeliat badannya. Seperti dia anak basket, renang dan yang berotot deh. Tapi kalau berotot gak pintar gue juga gak mau, gue tipe yang pemilih.

"Heh! Mau jadi Uztadza itu dijaga mulutnya" nasehat Nisa ke Diana.

"Gue ganti cita-cita. Awalnya ya gue mau masuk pesantren eh malah masuk sma negeri terus sama dengan Fika, lah kuliah juga sama dengan kalian. Apa ini nasib gue?" katanya dengan mengelap matanya yang tidak sama sekali ada air.

"Gak usah lebay deh" kata Alya.

“Jadi gimana kesehatan lo?” tanya Nisa.

“Baik kok, darimana kalian dapat foto sixpack gitu? Ganteng bangett” ujar gue semangat dan tipa tipa jidat gue disentil oleh diana.

“Aduh” ringis gue sambil memegang jidat gue yang disentil oleh Diana.”Kalau jidat gue bolong gimana? Eh cara kalian angkat gue kesini gimana? Naik naga atau elang?”

“Kepala lo gak akan bolong” jawab Diana singkat.

“Ditolongin sama mahasiswa disini” jawab Nisa singkat dan dia mengkode agar Alya saja yang menceritakannya.

“Jadi gini, lo diselamettin oleh iblis berwajah malaikat. Untung saja dia gak minat ambil nyawa lo, dia baik hati tapi sayang dia kayaknya tipe lo deh ‘Bad Boy’” kata Alya sambil menekan kata bad boy.

Iblis berwajah malaikat? Dan dia gak ngambil nyawa gue? Lah berarti dia itu penyabut nyawa dong? Kok mereka bisa lihat, jadi yang bisa lihat cuman cewek cewek alim aja ya? Alya gak cewek alim malah sebaliknya, dia kan suka gonta ganti pacar. Sering curhat lagi kalau dia sering kelahi sama nyokapnya yang kece abis.

Alya melanjutkan-nya lagi. ”Terus dengan senang hati dia mengantarkan lo kesini dengan tumpangan mobilnya, gue gak tau tu mobil bakal dibersihin sama dia, namanya Aprillio Mailano” katanya dengan mata berbinar binar

“Siapa? Aprillio Mailano?” tanya gue heran masa nama belakangnya ‘o’o’.

“Iya, dia populer loh” kata Nisa semangat.

“Populer apanya? Muka gak ganteng gitu?” cemooh Diana. Yang begini mau jadi Uztadza?

“Emang Aprillio Mailano itu siapa?” tanya gue polos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Morning CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang