chapter 17

4.1K 163 9
                                    

Holla ^^
I'am come back ^°^
Udah ah, langsung aja next ceritanya ^_^

Chekidot

Author pov

Amanda perlahan-lahan membuka matanya yang terasa berat, tubuhnya merasakan hangatnya badan seseorang. Saat mata Amanda terbuka sempurna, dada bidang seseorang yang ia lihat. Amanda mendongakkan kepalanya dan mendapati wajah Angga yang tidur damai, namun peluh membanjiri wajahnya yang nyaris hampir sempurna.

Dengan pelan, Amanda menjauhkan tangan kanan Angga yang mendarat dipinggang-nya. Ia bangkit duduk dan mengambil anduk kecil yang sudah sedikit kering, lalu ia berdiri memutari ranjang dan mencelupkan anduk kecil tersebut kedalam air yang sebelumnya ia ganti terlebih dahulu. Setelah diperas, Amanda meletakkan anduk kecil tersebut ke dahi Angga. Amanda melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 00:45 malam. Setelah Amanda menyelimuti tubuh Angga sebatas dada, ia langsung beranjak namun, baru lima langkah ia kembali berbalik dan mendekatkan kepalanya ke telinga Angga lalu berbisik.

" Get well soon, Angga " bisik Amanda lalu kembali berbalik dan hilang dibalik pintu kamar yang ia tutup dari luar.

Amanda berjalan diatas anak tangga, lampu pun sudah dimatikan, mungkin sama pa Didi pikir Amanda seraya mengehentakkan kedua bahunya acuh. Lalu ia kembali berjalan sambil berpegangan pada pagar tangga namun, langkah Amanda terhenti disaat melihat seseorang berjubahkan sarung masuk kedalam gudang rumahnya. Karena Amanda sangat penasaran, ia langsung berjalan mengendap-endap tidak ingin membuat suara.

Amanda mencari sesuatu yang bisa ia pakai untuk memukul orang tersebut karena sudah berani memasuki rumah orang tanpa ketuk pintu terlebih dahulu, Amanda mengambil tongkat baseball yang lumayan cukup besar lalu ia kembali berjalan mengendap-endap dan merepetkan punggungnya dengan tembok tepat disamping pintu gudang.

Cklek

Pintu gudang perlahan-lahan terbuka, fix orang tersebut mengerubungkan badannya dengan sarung.

Bugh

Orang tersebut menutup pintu gudang tanpa menengok kebelakang, tangannya memegang sesuatu yang Amanda lihat memancarkan cahaya namun, ia tidak bisa melihat apa benda itu. Amanda mengikutinya perlahan dari belakang, ia memberanikan diri mengulurkan tangannya lalu menepuk bahu orang tersebut pelan, orang itu membalikkan badannya lalu..

" AAAAAAAAAA !!! " teriak keduanya memecah keheningan malam yang sudah melewati puncaknya, orang yang ditepuk bahunya itu pun ikut berteriak karena kaget mendengar teriakkan Amanda.

" Non, ini pa Didi " ucap orang tersebut yang ternyata adalah pa Didi, satpam penjaga rumahnya. Amanda menghentikkan teriakannya lalu menatap pa Didi kesal.

" Ish, pa Didi ngapain sih pake sarung gituan kan dikiranya maling " gerutu Amanda, Amanda kaget karena ia melihat pa Didi yang ternyata membawa senter dan tepat saat pa Didi berbalik Amanda langsung berteriak ketakutan karena senter yang dipegang pa Didi diarahkan ke bawah, membuat pa Didi seperti hantu yang ada di film-film disertai dengan wajah pa Didi yang sedikit keriput membuat-nya semakin menakutkan.

" Hehe maap non, tadi pa Didi habis ngambil senter digudang soalnya mau cek keliling rumah dan pa Didi lupa bawa senternya, karena diluar dingin, pa Didi pake sarung deh " ucap pa Didi memberikan Amanda penjelasan.

" Yaudah deh nggak apa-apa, pa Didi jaga rumah yah takut ada maling " pesan Amanda lalu diangguki oleh pa Didi. Amanda kembali kelantai atas menuju ke kamarnya, sesampainya dikamarnya Amanda langsung merebahkan dirinya dikasur king size nya seraya mengatur nafasnya yang sedikit tersengal setelah berteriak tadi, lalu setelah nafasnya sudah teratur Amanda menarik bed cover nya lalu menyelimuti tubuhnya sebatas perut, sebelum memejamkan matanya Amanda mematikan lampu tidur yang berada diatas nakas lalu semuanya langsung gelap, hanya ada sinar bulan yang menembus tirai transparan kamar Amanda.

My BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang