Gerakan mencari kata typo
Fanda melangkah masuk kedalam sekolah sambil menghentakkan kakinya. Dia masih merasa kesal terhadap Gerry karena kejadian itu.
'Liat aja nanti. Gue bakal bales perlakuan lo' batin Fanda.
Fanda berjalan menyusuri koridor ditemani tatapan tatapan para siswa yang menuju ke arahnya. Tapi Fanda tidak memperdulikan semua itu.
Fanda masuk kedalam kelasnya lalu duduk dan langsung disambut oleh mulut yoa Vani.
"FAANNNN!!" Teriak Vani. "Aduuhh apaan, sih, Van? Jangan bikin gue tambah kesel deh" ucap Fanda lalu menidurkan kepalanya di atas meja. Vani langsung duduk dibangkunya lalu menarik tubuh Fanda agar bangun.
"Iihhh denger dulu deh" ucap Vani. "Apaa?" Tanya Fanda. "Lo harus jawab jujur. Tadi pagi lo dianter kesekolah sama cowok ganteng?" Tanya Vani serius.
Tubuh Fanda langsung menegang dan matanya membulat menjadi besar. Dia pun mencoba mencari cari alasan.
"Ah.. eehh.. engga ko, gue gak dianter siapa siapa" elak Fanda. "Udah deh lo gak usah ngelak. Banyak yang liat lo dianter sama tuh cowok termasuk gue. Lo gak usah ngelak lagi elahh" ucap Vani.
"Hhhh" Fanda menghela nafasnya pasrah. "Iya gue emang dianter sama cowok tapi bukan cowok ganteng" jawab Fanda. "Serah lo deh tapi bagi gue dia ganteng. Ya dia ganteng tapi gue gak tertarik sih sama tuh cowo" ucap Vani. "Serius lo gak tertarik?" Tanya Fanda meyakinkan. "Eh eemm sebenernyaa..."
~LostbutLoved~
Gerry sedang melangkah menuju kelasnya setelah memarkirkan motornya dari halaman sekolah.
"Ger!" Seseorang memanggilnya dari belakang dan dia pun membalikan badannya.
Gerry hanya mengangkat sebelah tangannya sambil tersenyum.
"Baru juga masuk udah dapet cewe lagi aja lo. Murid famous pula" ucap Rafi teman sebangku Gerry. "Maksud lo? Fanda? Fanda famous?" Tanya Gerry. "Lo gak tau? Dia murid paling pinter disekolah ini makanya dia terkenal alias famous di sekolah ini" jelas Rafi.
Gerry hanya ber-oh ria. Pantas saja saat dia membonceng Fanda, seluruh tatapan mata para siswa tertuju pada mereka dan Gerry baru menyadari akan hal itu.
Mereka sampai di ambang pintu kelas. Rafi masuk kedalam kelas dan menyimpan tas nya sedangkan Gerry, Gerry berdiri di tembok pintu sambil mengangkat dan menekuk sebelah kakinya ke tembok dengan tas yang masih menggantung disebelah tangannya.
Banyak siswi yang memperhatikannya karena bagi mereka Gerry terlihat sangat cool. Sedangakan perhatian Gerry hanya tertuju pada Franda yang sedang berjalan bersama satu temannya.
'Dari kelakuannya sama sekali gak nunjukin kalau dia itu murid yang pinter. Pinter bikin masalah sih iya' batin Gerry.
"Oh lo lagi liatin Fanda? Lo suka? Oh iya lo kan baru jadian, ya?" Goda Rafi.
Pandangan Gerry terhenti karena Rafi. "Berisik lo. Gak mungkin gue suka sama tuh cewe. Lagian tuh cewe bukan tipe gue" balas Gerry.
"Sini deh gue mau ngasih tau sesuatu sama lo. Lo liat kan orang yang bareng sama Fanda?" Tanya Rafi.
Gerry merasa sedikit bingung dan mengangkat sebelah alisnya. "Iya kenapa? Lo suka?" Tanya Gerry. "Gak lah, gue gak tau cuma gue ngerasa aneh aja sih. Gue ngerasa kalau tuh cewe sering liatin gue. Bukannya gue geer, tapi udah beberapa kali gue mergokin dia pas dia liat ke gue" jelas Rafi.
"Terus?" Tanya Gerry. "Yaa pokonya dia sering ngeliatin gue aja" jawab Rafi. "Terus?" Tanya Gerry. "Kayanya tuh cewe suka deh sama gue" jawab Rafi lagi. "Terus?". "Yaelah lo terus terus mulu dah. Mau jadi tukang parkir lo, Ger?" Ucap Rafi lalu masuk ke kelasnya diikuti oleh Gerry sambil menertawai temannya itu.
~LostbutLoved~
Flashback on
Vani pergi menuju ke pintu utama sekolah untuk melihat dibalik keramaian semua siswa. Dia benar benar penasaran apa yang sedang terjadi sampai semua siswa berbondong bondong ke pintu utama.
Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke lab biologi. Dia masih berjalan sambil mencari celah untuk lewat.
"Aduh sempit banget sih, gue tau kalau gue itu langsing tapi disini semua pada gak nyadar body" keluhnya.
Vani berjalan dengan susah payah ditengah kerumunan siswa hanya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dia berhasil keluar dari kerumunan para siswa dan..
"Aduh, sorry sorry gue gak sengaja" ucap Vani karena telah menabrak seseorang. Orang itu melihat kearah Vani dan Vani melakukan hal yang sama. Vani tentu terkejut karena yang ditabraknya adalah Rafi. Ya Rafi.
Tatapan meraka berlangsung cukup lama. Karena keduanya sama sama terkejut.
'Kenapa gue bisa nabrak dia, ya? Aduuh malu banget gue. Tapi dia ganteng banget kalau dari deket kaya gini. Mana lidah gue kaku banget gabisa ngomong' batin Vani.
"Lo kalau jalan liat-liat dulu bisa kan?" Ucap Rafi. "Aduh eh, emm maaf, ya gue gak sengaja nabrak lo, gue buru-buru soalnya tadi" jelas Vani. "Emang gue nanya alasan lo?" Ucap Rafi lalu pergi meninggalkan Vani.
"Yaelah malah pergi" ucap Vani. Dia memegang kedua pipinya, "pasti pipi gue merah banget, deh gara gara tadi. tapi dia emang ganteng ternyata. Gak sia-sia juga ternyata gue gebet haha" ucapnya sambil berjalan menuju lab biologi.
Sesampainya di lab dia berlari menuju jedela dan melihat kearah luar jendela.
"OH MY GOD!! FANDA!" Dia berteriak dan langsung menutup mulutnya. "Huuh, untung cuma gue sendiri disini" ucapnya sambil mebuang nafas dan melihat keadaan selanjutnya.
"Ko bisa Fanda bareng sama cowo itu? Dia bilang kalau dia itu gasuka sama tuh cowo tapi sekarang? Eh malah berangkat barengan kaya gitu. Pasti ada yang salah, nih. Gue harus cari tau" ucap Vani.
Flashback off
Udah lama gak publish hehe.
Lanjutannya balik lagi ke awal, ya dan masih di part 4. Maaf dikit
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost but Loved
Teen Fiction" Cukup lo bikin gue sakit hati, Ger. Gue gak mau jatuh lagi " ucap Fanda. Gerry dan Fanda. Dua orang memiliki perasaan yang sama. Tapi hubungan pertemanan mereka tidak seperti teman sewajarnya melainkan seperti lebih dari seorang teman. Hubungan y...