Hanami POV
Aku memainkan violinku di kamar. Violin adalah satu-satunya hal yang dapat menenangkanku saat ini. Banyak sekali hal yang terjadi yang bisa membuatku stress jika ini berlanjut.
Aku sedang memainkan piece kesukaanku Ave Maria dan berlanjut ke lagu kesukaanku berikutnya Sonata no.9 Kreutzer sampai permainanku terganggu oleh sebuah ketukan di depan pintu kamarku.
Aku menghela nafas kesal dan menaruh violinku di atas kasur dan membuka pintu. Well, aku tidak terkejut melihat Hazeil berdiri di depanku.
" Hmm?? Apa lagi yang kau inginkan? " Tanyaku kesal.
" Makan malam telah siap.. " Jawabnya dengan tenang. Aku menatapnya kesal dan membanting YA! MEMBANTING pintu di depan wajahnya itu. Ha! Rasakan! Mana mungkin aku akan makan malam bersamanya dalam satu ruangan setelah apa yang ia lakukan.
Aku menaruh violinku ke tempatnya dan duduk di kasurku. Apa yang harus kulakukan? Besok aku akan meninggalkan tempat ini... aku tidak ingin pergi, tapi.. aku tidak punya pilihan.. Mereka akan menemukanku dimanapun aku pergi.. aku juga tidak punya tempat lagi...
Air mataku menetes untuk kedua kalinya dalam satu hari ini. Hei! Bertahanlah Hanami! Kau tidak selemah ini!!
Aku mengambil IPhoneku yang berada di meja dan menelfon Araki.
( Note : A = Araki , H = Hanami)
A : Moshi-moshi.. Hanami? Ada apa?
H : Hei! Kau pikir aku menelfonmu karena ada masalah hah!?
A : Hehe.. gomenne, tapi aku tau kau ada masalah.... Ayo! Ceritakan apa yang terjadi..
H : Araki... Jika aku pergi dari sini, apa yang akan kau lakukan?
A : .......
H : Araki? Jawab aku please!
A : Maksudmu... Kau akan pergi?
H : Aku tidak tau... aku ingin minta pendapatmu Araki!
A : .... Aku akan sedih...
H : Ara-
A : Tapi, aku akan tetap mendukungmu! Tidak peduli kau ada dimana... kita...tetap akan berteman kan..?
H : Tentu saja! Bagaimanapun, kau tetap sahabatku...
A : .......Aku mendengar suara isakan dari seberang dan tanpa disadari, air mataku keluar kembali.
A : .. pergilah Hanami... itu...sebagai... -kebaikanmu jugaa.... hiks
H : Araki... tapi bagaimana deng-
A : Jangan hiraukan aku! Liat saja, saat dewasa aku akan menjadi perempuan sukses!
H : hahaha... Coba saja!
A : Hmph! Tunggulah 10 tahun yang akan datang!
H : Haha.. iya iya.. Wakatta, aku akan pergi...
A : Nah! Gitu dong! Huh..kau ini..
H : Aku akan pergi besok..
A : HUH!?!?!? BESOK!?!?
Aku segera menjauhkan telingaku dari handphoneku ini.. huh, Araki..tetap saja berisik..
A : Hanami?
Aku pun menempelkan telingaku kembali.
H : Yeah?
A : Apa kau sudah siap?
H : *sweatdrop* Hehe..tentu saja belum..
A : APA!? KAU INI BAGAIMANA!? JANGAN MALAS DONG!!
H : Ahhh.. aku harus ke Tht setelah ini..
A : !?!?!?
H : Bercanda!!! Kau ini... pikiran aju akan pergi saja baru melekat beberapa menit yang lalu.. bagaimana aku sudah siap??
A : Eh? Kau benar juga..
H : ....
A : Demo, maaf Hanami..sepertinya aku tidak bisa melihatmu berangkat..
Mendengar ucapan itu, aku berdiam sejenak. Aku tidak tau kapan bisa bertemu dengannya lagi... dan kami tidak bisa bertemu saat hari keberangkatanku...
Bagaimana ini? Apa-
A : Hanami!?
H : A-ah.. Ya?
A : Geez.. kau ini, kita kan masih bisa Video call??
H : AH! Kau benar..
A : Ya sudah, lebih baik kau bilang ke laki-laki yang mengetuk rumahku dan menyeretmu pergi itu dan siap-siap.
H : Yeah.. Arigatou Araki, aku tidak tau harus apa tanpamu..
A : Hmm.. kau itu sahabatku..
H : Jaa.. Matta ne..
A : Ha'i....
Aku segera menutup telfonku dan mengambil koper yang ada di atas lemari dan segera membereskan pakaianku.End of Hanami POV
#-#-#-#-#-#-#-#
Hazeil duduk di ruang makan dengan aura yang tidak mengenakan. Ia seperti terlihat bermasalah dan depresi. Ia mulai memakan sarapannya dengan sangat perlahan seperti tidak sedang nafsu makan hingga suara bantingan pintu terdengar.
Hazeil, yang kaget langsung tersedak makanannya sendiri dan segera minum sambil menatap pintu di hadapannya yang terbuka, menampilkan seorang perempuan yang sudah berpakaian rapi. Hazeil mengangkat alisnya saat Hanami duduk di depannya dan mulai memakan sarapannya dengan diam.
Bingung dengan tingkahnya, Hazeil hanya melanjutkan makannya dengan tenang.
Setelah keduanya selesai makan, Hanami langsung berdiri dan menatap Hazeil.
" Ada apa? Ingin membanting pintu di hadapanku lagi? " Tanya Hazeil dengan nada sedikit kesal. Ia sedang tidak mood berbicara dengan Hanami setelah apa yang dilakukan olehnya dan bagaimana rencana sekolahnya itu dibatalkan.
Hanami, melipat kedua tangannya menjawab. " Cepatlah..nanti kita akan ketinggalan pesawat.. " Ujarnya dan segera pergi keluar tanpa melihat ekspresi bingung yang ditunjukan Hazeil.
Hazeil, memutar otaknya tentang apa yang baru saja terjadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hazeil Membelalakkan matanya dan menatap figur Hanami yang telah hilang dengan pandangan tidak percaya.
Ia pun tersenyum lebar dan segera pergi menyiapkan limousine untuk mengantar Hanami ke bandara dengan aura yang berbinar-binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡♥ Princess Life
General FictionMizuka Hanami, gadis pintar namun ceroboh yang bersekolah di sekolah elite. Ia harus menerima kenyataan bahwa ia adalah seorang putri kerajaan dan sedikit demi sedikit pun kehidupannya mulai berubah.