CHAPTER 1 - Beginning

550 18 6
                                    


_London, 19 November 2016_

Di tengah terik panasnya matahari, Sesosok lelaki besar dan gila mengejarku. parangnya dibiarkan menggantung ditangan sehingga besinya bergesekan dengan aspal jalanan. Bunyinya membuat telingaku sangat tidak nyaman. Aku berlari secepat mungkin namun sepertinya langkahnya jauh lebih besar daripada aku. Sesekali aku menoleh kebelakang, tapi tak bisa ku temukan ciri-ciri lelaki tersebut. hampir seluruh tubuhnya ditutupi kain hitam. Namun.. rambutnya! ya aku bisa melihat rambutnya yang lurus sebahu berwarna kuning pucat. seketika aku berfikir dia membayar mahal untuk mendapatkan warna rambut sebagus itu. Menyadari jarak kami semakin dekat, aku mempercepat ayunan kaki sembari memalingkan wajah. Mataku berkeliaran mencari tempat persembunyian yang aman.

Nafasku sudah tak karuan lagi dan decitan suara gesengan parang itu semakin mengganggu pendengaranku. Kini paru-paru dan telingaku rasanya ingin pecah!

Hah...hah... Siapa dia? Kenapa aku merasa aku akan mati jika tidak kabur?

Langkahku semakin berat, aku memperlambat lariku dan masuk ke salah satu gedung di pinggir jalan. Kaki ini sudah tidak kuat lagi berlari, sebaiknya aku bersembunyi di salah satu bilik disini. Tanpa berfikir panjang aku masuk kesalah satu kamar kosong dan bersembunyi di dalam lemari kayu.

"hah....hah...mph.." dadaku terasa sangat sesak. Aku menutup mulutku dengan kain agar suaraku tidak terdengar. Ku peluk erat kedua lutut dan terus mengatur napasku.

Nyiit.. nyiit...

Decitan itu terdengar lagi..

Nyiiit... nyiitt..

Suara itu semakin kuat..

Semakin mendekat..

...

...

Suara itu menghilang....

PRAK!

sebuah parang menembus pintu lemari kayu ini...

....

"April!"

Aku tersentak, Seorang wanita mengejutkanku. Ku lihat samar-samar wajahnya tersenyum.. puas.

" Ahh..." ucapku lirih. Rasa sesak ini masih ada. Apa itu tadi? Mimpi?

"biasakan membuka tirai ketika pagi hari. Mau sampai kapan tidur terus?" ucapnya lembut dan menyibakkan tirai jendela kamarku. Aku hanya termenung melihat sinar-sinar matahari merambat masuk kekamar. Kurasakan hawa dingin mulai memenuhi kamar, aku kembali menarik selimut dan menyembunyikan kepalaku. Aku masih pusing.

Oia, kenalkan dia ibuku. Kegiatan yang paling ia senangi : Membangunkan anak-anaknya dipagi hari.

"Cepat siap-siap, hari ini ada pelatihan kan?" Ibu berkacak pinggang didepanku.

"ibuuu"

"apriill" Ibu mulai lagi menirukanku.

"ibu hari ini dingin sekali" keluhku. dan aku masih dalam bayang-bayang mimpi buruk tadi, bu.

"semua orang menyukai musim dingin" ucap ibuku santai. Ia menyingkirkan selimut dari padanganku. Kini ia menarik paksa anaknya ini sampai aku berdiri dari kasur.

"aku tidak!" aku memalingkan wajah dan menyilangkan tangan di dada.

"tidak ada yang peduli" ia mencibir puas. "aku tidak akan membiarkanmu jadi anak yang manja. Sekarang siap-siap atau terima akibatnya" ibu melenggang indah meninggalkan kamarku. Seketika aku menghempaskan tubuh di kasur kesayanganku. Ibu kejam!

LOST [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang