Satu

26 1 0
                                    

"Cinta adalah rasa yang tumbuh bukan karena sesuatu, juga tidak untuk sesuatu"--Ragil Quotes.

Catatan ini kutulis beberapa jam setelah hujan reda, setiap aku melihat dia tentunya. Bagiku, liburan musim dingin adalah saat-saat yang paling menjenuhkan. Tersebab aku adalah tipe lelaki yang malas mengeluarkan banyak energi saat cuaca sedang mendung. Tapi jangan salah, dari semua kemalasanku selama tiga bulan musim dingin, satu hal yang tidak bisa aku lewatkan; menjadi seorang pelukis jalanan di sore hari.

Lepas sholat ashar aku sudah duduk di sini. Di depan Leona Cafe. Duduk menghadap jalanan bersama kanvas, kuas dan cat air. Kafe tempat aku biasa mangkal ini berdiri di lokasi yang cukup strategis. Pantas pengunjungnya selalu ramai. Berada di pintu masuk Komplek Perumahan 'Parahiyangan'. Di seberang jalan ada taman yang biasa ditongkrongi dari bayi hingga lansia. Beberapa meter dari sebelah kanan Kafe ada halte bus. Nah, dari sanalah pemandangan yang membuatku ketagihan berasal. Pemandangan yang membuat semangatku seperti menjalani hidup di musim panas.
***

Hari ini hujan turun dengan deras. Langit tampak gelap. Lengkap dengan petir dan sedikit cahaya merah halilintar. Begitulah, mereka sering bertengkar, membuat kegaduhan di langit lepas.
Bahkan suara vokalis band di dalam Kafe nyaris tak kedengaran. Tertutup oleh suara rintik hujan yang jatuh menghantam aspal.

Aku masih berdiri di depan Leona Cafe. Bersandar ala foto model di tembok Kafe yang bercat ungu muda. Tak ketinggalan kanvasku juga ikut-ikutan bergaya ala Lee Min Ho sedang masuk angin.
Menanti hujan sedikit reda, lalu kami akan bercengkerama. Aku duduk menghadap dia, dan dia terpaku melihat aku. Kami memang pasangan serasi sejak dulu.

Mataku menyapu jalanan depan Leona Cafe yang lengang. Tak ada anak-anak yang biasa mandi hujan, tim futsal yang biasa bermain di tengah-tengah hujan juga tak nampak. Sepi.
Akhirnya pandanganku terperangkap di halte bus; kepada seorang wanita yang turun dengan setengah melompat dari bus kota. Derasnya hujan membuat wanita itu mencari posisi yang aman untuk duduk.
Sebentar kemudian, wanita itu melempar pandangan ke arahku. Haha maksudku ke arah Kafe. Sepertinya dia punya niat untuk ke sini, mungkin. Tapi derasnya hujan membuat wanita itu duduk di kursi panjang sambil melindungi sesuatu yang berada di pelukannya. Aku tak dapat melihat dengan jelas. Bis selanjutnya datang, wanita itu pun bergegas pergi. Konyolnya, akhir-akhir ini pandanganku tersita banyak kepada wanita berambut shaggi pendek yang hanya kulihat mampir sebentar di halte.
***

Sore yang menyenangkan. Hujan telah reda, meski jalanan sedikit licin, tapi suasana depan kafe mulai ramai. Lukisan pertamaku hari ini baru saja selesai. Menggambarkan seorang perempuan tua sedang merajut topi langsung di kepala suaminya yang terbaring kaku di tepi mati. Terinspirasi dari pasangan lanjut usia yang sering kulihat berjalan-jalan di taman setiap hujan reda.
"Bukan sekedar lukisan, tapi juga cerita.." Spontan aku menoleh, ke arah seseorang yang setengah berbisik tak jauh dariku.
Dia. Hari ini aku melihatnya dengan sangat jelas.
Dia, wanita yang selalu hadir di halte ketika hujan, selalu terburu-buru setiap naik dan turun bus, dan wanita yang menyembunyikan sesuatu dalam dekapannya. Detik ini dia hadir di depan Leona Cafe, tepat di sampingku.

Aku merasakan sesuatu yang aneh tengah menguasai tubuhku. Hatiku tepatnya.
"Berapa harganya?"
"Ah..eh.. B-b-berapa ya?!"
Aku menggaruk kepala yang tidak gatal dan spontan melempar pandangan ke arah yang sama.
Wanita itu tak perduli dengan reaksi gugupku. Tatapannya terfokus pada lukisan dan beberapa kali aku melihatnya berdecak kagum.
Aku masih mengambil kesempatan ini untuk memandangnya lebih lekat, lebih dekat.
Dari samping wajah mungil itu..
Sebentar, sepertinya...
Rasa-rasanya aku pernah melihat wanita ini. Tapi kapan? Sedang aku tidak punya banyak teman wanita.
"Oh No! Kita harus kembali!" Ujarnya sambil mengusap punggung seekor kucing di dalam dekapannya.
Klakson bus berbunyi dari jauh. Wanita itu mempercepat larinya.
Dalam hati "Besok datang lagi, yaa".
Aku tersipu tanpa melepas pandangan.
~~~^^^~~~

Haloo.,, pendatang baru nih di Wattpad🤗
Masih belajar., semoga berkenan yaa..
Silahkan tinggalkan kritik dan saran yang membangun☺️👌

Untukmu...SeluruhkuHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin