Aku bangun dari tidurku saat melihat matahari muncul dari sela-sela istana atlantis. Istana atlantis terletak di tengah-tengah pulau atlantis. Saking besarnya, puncak istana atlantis bisa terlihat di perbatasan negara atlantis dan negara Gupang. Disana puncak istana atlantis terlihat seperti gunung berwarna abu-abu kehitaman.
Istana atlantis berbentuk tiga piramida yang terbuat dari beberapa campuran logam. Piramida yang paling besar terletak di bagian tengah dengan piramida kecil untuk kerabat kerajaan dan selir di kanan kirinya.
Di depanku terhampar tiga piramida abu-abu dengan ladang jagung yang sudah masak. Kudengar suara-suara tapak kaki dan gemerisik diantara tanaman jagung. Kuambil kapakku dan pergi ke asal suara tersebut.
Itu rusa hutan! Hahaha! Aku memegang kaki rusa hutan yang tersangkut di sela- sela tanaman jagung untuk mencegahnya kabur. Kutebas kepalanya. Mmm.. Aku tidak kuat untuk mengangkat rusa ini. Apa tidak ada yang bisa membantuku? Ah! Itu kakakku!
"Kakak! Bantu aku mengangkat rusa gendut ini!"
"Kamu angkat kepalanya saja, pala. Biar kakak yang mengangkat badannya."
_
Tiang kayu kutancapkan di ladang jagung. Kemudian aku memasang kepala rusa diatasnya untuk menakut-nakuti burung.
Aku kembali kedalam rumah untuk menguliti badan rusa dan mengumpulkan darah babi untuk diminum. Rakyat atlantis percaya darah hewan akan membuat kita menjadi makhluk abadi yang tidak bisa terserang penyakit. Tetapi tetap bisa mati jika kau dibunuh oleh orang lain.
Kakek buyutku meminum darah hewan setiap hari. Terutama rusa. Terbukti ia tetap sehat di umurnya yang sudah menginjak 260 tahun.
Kuserahkan satu guci kecil darah rusa pada kakekku. Ia meminumnya dan menyisakan setengah untukku.
*gluk..gluk..
Ahh segar ! Rasanya enak sekali! Aku akan lebih sering lagi berburu rusa dan membantainya sampai habis!
_
Setelah makan pagi aku pergi ke danau kecil di dekat rumahku untuk membasuh wajah. Danau ini dikenal sebagai danau suci persembahan dewa Akanggi untuk pemimpin kami, raja Atlas. Raja Atlas lahir di danau ini.
Kemudian aku menemani kakakku untuk berangkat ke istana. Kakakku bekerja sebagai tukang kayu disana. Dia biasa memperbaiki interior kerajaan dan membuat kapal.
Kadang aku bergaul dengan cendekiawan-cendekiawan di istana. Mereka ramah dan terbuka pada rakyat biasa sepertiku.
Punang, salah satu dari dari cendekiawan itu mendalami ilmu astronomi dan astropologi. Katanya, beberapa bulan kedepan akan muncul meteor sebesar seperempat luas pulau Atlantis tetapi ledakannya mampu memusnakan seluruh bangsa kami dan menenggelamkan pulau ini.
Percaya akan ramalan itu, tukang kayu dari seluruh Atlantis termasuk kakakku datang ke istana untuk membuat beberapa kapal dan membawa bangsa kami ke pulau yang lebih aman dari pulau ini.
Perkiraannya, yang bisa diselamatkan hanya sekitar 300.000 penduduk saja dari 8juta penduduk Atlantis.
Aku merinding membayangkan meteor akan menghantam Atlantis.
Mengerikan.
-
"Kak, kerja yang giat ya. Nanti sore aku kembali lagi kesini untuk menjemputmu."
Aku memberikan beberapa jagun rebus untuk kakakku dan pergi ke kuil dewa Akanggi untuk berdoa.
Kuil dewa Akanggi terdiri dari tujuh undakan batu dengan patung dewa Akanggi di puncaknya. Kuil ini dipercaya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kuilnya masih tetap utuh dengan patung Akanggi yang kokoh dan mitosnya terbuat dari batu meteor.
Aku bersujud di hadapan patung dewa Akanggi untuk memohon keselamatan bagi bangsa Atlantis. Memohon kemakmuran dan kekayaan untuk bangsa kami.
_
Buat yang nggak ngerti ceritanya, aku ngambil latar atlantis di indonesia. Di antara kalimantan dan jawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlantis Ruin
Historical FictionA short story about atlantis ruin. Kerangka cerita saya tulis berdasarkan wikipedia. Sisanya hanya khayalan semata. Jadi ceritanya jangan ditelan mentah-mentah ya :) Note : ceritanya agak gore, mengandung beberapa adegan berdarah Highest rank : #79...