Bonus Chapter

506 45 23
                                    

20.000 tahun kemudian

Thomas Stamford Raffles meminggirkan kapalnya di sebuah pulau yang indah yang banyak ditumbuhi tanaman merambat dengan tiga gunung kembar ditengah pulau.

'Pulau yang indah' benaknya

Raffles membasuh wajahnya dengan air laut kemudian ia masuk menyusuri pulau lebih dalam,  mencari makanan yang layak untuk menganjal perutnya.

Raffles menghentikan langkahnya ketika kakinya terantuk batu yang lumayan keras.

Raffles memungut batu itu. Batu kecil berwarna keemasan dan berkilauan dibawah matahari. Dibasuhnya batu itu dengan air laut.

'Emas.'
'sepertinya pulau ini kaya akan sumber daya alamnya. Sebaiknya aku menyusurinya lebih dalam lagi.' benaknya

-

Dari matahari yang baru memunculkan sinarnya dari timur  hingga sekarang matahari berada tepat diatas kepala Raffles terus menysuri pulau indah itu.

Dirinya terpesona akan kehindahan pulau itu. Langkahnya terhenti ketika kakinya menginjak sebuah benda hingga patah.

Raffles melihat benda itu. Sebuah kerangka manusia.

Raffles menengadahkan kepalanya. Matanya menyapu sekelilingnya. Kerangka-kerangka manusia berserakan dimana-mana. Kerangka yang sudah terlihat amat rapuh. Tetapi ada juga kerangka yang masih terlihat kokoh biarpun ada retak di beberapa bagian.

Ia mengambil beberapa tulang itu dan menyimpannya di tas kecil agar bisa dibawa pulang ke negaranya untuk diteliti.

Raffles mengalihkan pandangannya kearah tiga gunung besar yang terlihat jelas di tempatnya berdiri.

Bentuk ketiga gunung itu.. Seperti bentuk piramid yang berlumut dan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan.

Deja vu

Sepertinya dulu pulau ini adalah pulau yang makmur dan memiliki peradaban maju.

Raffles merasa mengenal pulau ini.

Ingatannya kembali kepada sebuah buku tebal dan lusuh yang beberapa bulan yang lalu dibacanya.

'The Atlantis'
Judul buku itu

Kakeknya sendiri yang menulis buku itu.

Pulau ini.. Memiliki karakteristik yang sama dengan yang ditulis di buku itu.

Sepertinya apa yang ditulis kakeknya bukanlah bualan semata. Jadi dongeng yang terkenal selama beribu-ribu tahun, tentang sebuah peradaban kuno bernama Atlantis yang tenggelam didasar laut itu nyata?

Tapi darimana kakeknya bisa begitu tahu dan menuliskan secara gamblang tentang Atlantis seolah-olah ia pernah hidup di jaman itu?

Raffles sedikit menaikkan bibirnya dan tersenyum. Tubuhnya bermandikan cahaya matahari.

Jika Atlantis benar ada, maka lebih baik jika Atlantis disembunyikan dari dunia, agar tidak ada tangan-tangan yang merusaknya. Biarlah Atlantis terus menjadi misteri. Biarlah pulau ini beserta peninggalan-peninggalannya berdiri kokoh disini, menjadi saksi bisu kemajuan peradaban di jaman dulu.

Biarlah pulau Atlantis terus ada hingga akhir jaman. menjadi rumah bagi para hewan dan menjadi salah satu dari banyak keindahan Indonesia yang tidak disadari.

Atlantis RuinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang