8 - Kembali dan Pergi

74 22 8
                                    


Alva hampir saja gila, akibat kejadian tadi pagi yang membuatnya benar-benar marah ditambah lagi dengan Rizky yang menghubungi Alva saat jam istirahat tiba dan itulah yang membuat Alva kesal, karena ia jadi tidak bisa makan di kantin seperti biasa bersama Wulan dan Veno, hanya karena alasan ia sedang mendapat telepon dari Rizky selama hampir setengah jam, pria itu menghubunginya.

Dan kalian tau? Alasan Rizky menelepon Alva hanya karena gadis itu, Cacha. Cacha yang terus mengamuk, berbicara tidak jelas, menangis, dan ahh... sepertinya Alva lupa dengan semua penjelasan yang keluar dari mulut Rizky, yang Alva ingat hanyalah Alva harus segera ke rumah Grace, setelah waktu pulang sekolah tiba. Entahlah kenapa bukan ke rumah Rizky saja.

Dan sekarang ia harus buru-buru pergi ke rumah Grace. Meninggalkan Wulan dan harus merelakannya pulang bersama Veno.

"Akhirnya lo datang juga. Ayo masuk! Cacha ada di kamar sama Grace." Rizky mempersilahkan, lalu menyuruh Alva untuk mengikutinya kesebuah kamar. Di dalam kamar tersebut sudah ada Grace yang sedang berusaha menenangkan Cacha.

Grace tersentak, karena tiba-tiba saja Cacha melepaskan pelukannya dari Grace, lalu Cacha menghampiri Alva sambil memeluknya.

"Al..va hiks Karel... Aku takut." Alva tersenyum ini pertama kalinya Cacha memanggil Alva bukan dengan nama Karel.

Rizky memberikan kode kepada Grace supaya mereka keluar dan membiarkan Cacha bersama Alva.

"Cha, gue tau. Apa yang lo rasain saat ini. Gue mohon, lo jangan kaya gini lagi. Lo gak maukan ngeliat kakak lo sedih karena mikirin keadaan lo?" Alva merasakan pelukan Cacha melemah, dia segera membalikkan tubuh gadis itu supaya berhadapan dengan dirinya. Alva tertegun saat melihat Cacha sudah pingsan. Tanpa pikir panjang Alva segera menggendong Cacha keluar dari kamar.

"Alva?"

Alva sedikit menoleh mendengar namanya disebut. Dia sama sekali tidak tersenyum atau sekedar menyapa Wulan, gadis yang tadi memanggilnya.

Wulan memang baru saja datang bersama Veno. Hal itu membuat Wulan menatap ke arah Alva, seakan ia tidak percaya dengan penglihatannya saat ini.

Alva menghiraukannya hanya karena sedang membawa seorang gadis yang ia ketahui bernama Cacha. Wulan sedikit kecewa dengan pria itu. Apa harus pria itu mengacuhkannya?

Rizky yang mengetahui bahwa adiknya pingsan lagi, segera menghampiri Alva dan membantunya membawa Cacha ke rumah sakit.

***

Sudah dua minggu lebih sejak kejadian dimana Alva membawa Cacha ke rumah sakit dan Alva sama sekali tidak menyapa Wulan di rumah Grace waktu itu. Bahkan waktu itu, tersenyum saja rasanya sangat berat untuk pria itu lakukan.

Wulan rindu Alva yang dulu, Alva yang selalu membuat Wulan kesal, karena tingkahnya, Alva yang cerewet dan Alva yang selalu menjaili Wulan.

Kenapa Alva berubah?

Sekarang Alva lebih suka menghabiskan waktunya bersama Cacha daripada bersama dirinya. Apa Alva sudah tidak menganggap Wulan sebagai sahabatnya lagi?

"Lan, lo kenapa sih? Lo lagi mikirin Alva?" pertanyaan Veno ini sudah sering Wulan dengar dan dengan mudahnya dia akan menjawab dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Walaupun Veno tidak yakin dengan jawaban yang diberikan oleh Wulan. Tapi, dia berusaha untuk mengerti dengan apa yang Wulan rasakan saat ini.

Ke duanya sekarang sedang berada di rumah Wulan, karena hari ini adalah hari libur. Jadi, ke duanya memutuskan untuk menghabiskan waktu libur dengan belajar bersama di rumah Wulan.

"Ikut gue yuk!" Veno menarik tangan Wulan dan sedikit membuat gadis itu tersentak kaget. Wulan hanya terdiam, lalu ia mulai memasuki mobil Veno.

Dia sebenarnya sangat ingin menanyakan pada Veno 'gue mau dibawa kemana?' tapi, niatnya ia urungkan dikarenakan melihat wajah bahagia yang terpancar dari pria itu. Wulan tak ingin membuatnya pria itu kesal atau marah. Wulan sadar dia sudah banyak merepotkan pria itu, semenjak Alva menjauhinya.

Mini Couple (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang