AMOUR 3

1.9K 148 16
                                    

Secuil kisah dari balik ff ini---> sebenernya putri bikin ff ini cuman buat iseng aja. Mikir ff putri yang Love Between Lust konfliknya berat banget jadi putri pengen bikin ff yang ringan dan bikin readers senyum-senyum sendiri pas bacanya. Dan taraaaa... Jadilah ff ini :D

+++

Hujan deras sudah berganti menjadi gerimis ketika Geun Suk mengendarai mobilnya keluar basement hotel. Shin Hye hanya diam duduk disampingnya dengan memegang es batu yang dibungkus dengan kain berwarna biru muda yang ia tempelkan dibagian tubuhnya yang terkena tumpahan sup panas, ia mendapatkan itu dari Geun Suk yang meminta pada salah satu pelayan restaurant hotel---dengan nada membentak---sebelum membawanya keluar hotel.

"Jang Geun Suk-ssi, kau mau membawaku kemana?"

"Kau pikir kemana lagi? Tentu saja rumah sakit"

Shin Hye masih ingat betul wajah gusar dan khawatir Geun Suk ketika pria itu mengatakan akan membawanya ke rumah sakit. Tunggu, khawatir? Shin Hye semakin merasa bingung, sebenarnya ada apa dengan pria ini?

"Sudah merasa lebih baik?"

Shin Hye menoleh dan saat itu juga ia sadar kalau mobil Geun Suk sudah sampai didepan rumah sakit paris. Atensinya kembali pada Geun Suk, melemparkan senyum manis sebagai jawaban atas pertanyaan Geun Suk.

Senyumnya manis sekali...

Geun Suk turun dari mobilnya, diikuti oleh Shin Hye. Pria itu kembali menggenggam telapak tangan Shin Hye. "Kau harus tetap mendapat pemeriksaan dokter" ucapnya lembut, berbeda sekali dengan ketika ia berteriak memarahi pelayan restauran yang membuat Shin Hye tersiram sup panas.

Dan Shin Hye hanya mengikuti langkah Geun Suk dan tanpa sadar membiarakan telapak tangannya merasakan hangat karena digenggam oleh Geun Suk.

+

+

Shin Hye duduk diam disamping tempat tidur rumah sakit tempat ia diperiksa beberapa menit yang lalu. Bagian perut kirinya yang terkena sup panas sudah tidak sakit lagi, entah apa yang diberikan dokter tampan tadi pada permukaan perutnya. Kini Shin Hye hanya tinggal menunggu Geun Suk kembali, pria itu sedang berbicara mengenai lukanya dengan dokter.

Cklek!

Shin Hye menoleh pada pintu yang terbuka, Geun Suk datang dengan sebuah paper bag ditangannya. Pria tampan itu menutup pintu terlebuh dahulu sebelum berjalan menghampiri Shin Hye.

Shin Hye bisa merasakan Geun Suk menaruh paper bag yang dibawanya keatas tempat tidur, tepat disampingnya. Kedua mata wanita itu tidak lepas menatap Geun Suk, memperhatikan gerak-gerik pria tampan yang selalu membuat hatinya berdebar tidak karuan.

Kedua tangan Geun Suk bertumpu pada sisi tempat tidur di kanan dan kiri tubuh Shin Hye, membuat wanita itu berada didalam kungkungan tubuhnya. Geun Suk sedikit menunduk demi mensejajarkan wajahnya dengan wajah Shin Hye, menatap pahatan sempurna milik Tuhan. Amarah kembali ia rasakan saat mengingat kejadian dihotelnya tadi. Meski begitu, Geun Suk dengan susah payah menahan amarahnya hingga kini yang terlihat hanyalah tatapan khawatir dimatanya

Shin Hye jelas bisa mengerti tatapan khawatir Geun Suk. Tapi ia memilih diam, menunggu apa yang akan diucapkan ataupun dilakukan pria ini.

"Maafkan aku"

Shin Hye mengernyit bingung.

"Kau terluka karena-ku, kalau saja aku tidak mengatakan hal konyol menurutmu, mungkin kau akan tetap merasa nyaman duduk menemaniku sarapan"

Dia tahu Shin Hye, dia tahu kau merasa tidak nyaman karena ucapannya.

"Tapi apa yang aku katakan sama sekali bukan hal konyol atau sekedar omong kosong belaka. Aku benar-benar tertarik padamu, Dear"

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang