Hal itu terjadi begitu cepat. Orang-orang tumbang dan lalu mereka tidak bernapas untuk beberapa saat. Setelah itu, mereka bangkit. Menjadi sesuatu yang berbeda. Mereka berjalan sempoyongan. Darah keluar dari mata, hidung, serta mulut mereka. Apa yang sebenarnya terjadi?
Hanya beberapa orang yang selamat dari wabah.
Aku adalah salah satu dari yang selamat. Menurut berita yang tersebar, ada sebuah virus yang menyebar lewat udara di seluruh belahan dunia. Jika benar, bagaimana kami yang selamat bisa tidak tertular?
Mungkin virus ini tersebar bukan lewat udara. Mungkin virus ini tersebar lewat hewan kecil seperti nyamuk ataupun lalat. Itu adalah pemikiran yang paling logis saat ini mengingat masih ada beberapa orang yang tidak tertular. Meskipun begitu, satu goresan ataupun satu gigitan kecil bisa merubah dirimu menjadi bagian dari mereka. Dan itu adalah salah satu alasan aku tetap bersembunyi, berharap semuanya akan segera berakhir. Aku berada di sebuah swalayan. Ah ya, namaku Kyle, Kyle Jhonson, 19 tahun. Aku tinggal di Ottawa, Kanada. Saat ini aku bersembunyi bersama kakakku, William, 22 tahun.
Satu bulan setelah wabah terjadi, mereka yang awalnya hanya berjalan lamban dan lunlai mulai berlari. Beberapa dari mereka bahkan bisa berlari sangat cepat. Mereka seolah-olah belajar, atau mereka mulai menjadi manusia lagi. Tidak ! Mereka tidak menjadi manusia kembali. Mereka menjadi lebih liar dan beringas, juga semakin kelaparan. Di kota ini sepertinya tidak ada lagi manusia yang hidup selain aku dan kakakku. Kami harus bertahan, harus!
"Kita tidak bisa terus disini," ujarku.
"Aku tahu. Tapi mereka terlalu banyak. Kita tidak bisa lewat begitu saja," kata will.
"Aku ada ide, bukankah ada toko senjata tiga blok dari tempat ini? Kita bisa mengambil senjata dari sana dan mempertahankan diri dengan itu." Aku memberi usul.
"Kau benar. Tapi kemana tujuan kita?"
"Yang terpenting kita harus menemukan orang yang belum menjadi makhluk itu."
"Mungkin kita harus ke Atlanta. Sebelum pria gemuk itu pergi, dia mengatakan bahwa disana aman."
"Baiklah. Bagaiman jika malam ini kita mempersiapkan semuanya dan pergi besok."
"Got it," ucap will menyetujuinya.
Aku mengambil makanan dan minuman sebanyak yang kubisa sebagai persediaan kami nanti. Sedangkan will mengambil beberapa barang yang mungkin berguna nantinya. Semua persediaan kumasukan kedalam ransel hiking yang kutemukan di swalayan ini. Will datang dengan membawa beberapa macam tongkat dan sebuah alat pemotong kayu kecil.
"Ambil yang kau suka. Kita tidak bisa hanya mengandalkan tangan kosong," katanya sambil meletakkan barang-barang perkakas tersebut.
"Aku ambil ini," ujarku mengambil sebuah sabit lipat seperti milik Abraham Lincoln dalam film yang terkenal beberapa tahun lalu. Setelah itu aku mengambil sebuah tongkat baseball yang terbuat dari logam, ya, ini logam. "Dan juga ini."
"Kau siap ?" tanya will.
"Ayo kita hancurkan makhluk-makhluk itu," kataku dengan senyum menyeringai.
Will membuka pintu swalayan yang telah kami ganjal dengan sebuah tongkat besi. Sinar matahari langsung menyapa kulitku saat pintu itu terbuka. Wajah-wajah kelaparan di luar sini sontak melihat kami. Mereka sepertinya sangat kelaparan hingga tak mampu berlari seperti kemarin. Aku dan Will berlari menerjang mereka. Dengan cekatan Will memotong kepala mereka dengan gergaji portable itu.
Aku juga tidak ingin ketinggalan. Aku menghempaskan sabit milikku sehingga kini sabit milikku telah terlihat wajah aslinya yang terlihat seperti sabit milik grim reaper. Dengan sabit ditanganku, aku memenggal kepala pria yang paling dekat dekat denganku. Darah keluar dari lehernya yang telah terpisah dari kepalanya. Kami terus menerjang mereka hingga kami sampai ditoko senjata itu.
'Gun N Blase'.
Kami masuk kedalam toko dengan cepat. Kami mengunci pintu serta mengganjalnya dengan sebuah linggis yang ada di dekat pintu ini. Ini benar-benar sebuah gudang senjata. Ada banyak senjata terpajang dan ada juga yang tersimpan di etalase.
"Waw..." Ini bukan pertama kali aku melihat senjata. Namun, ini seperti menemukan oasis.
"Aku akan pakai ini !" seru Will sambil mengambil sebuah senapan serbu berjenis ak.107.
"Kalau begitu aku akan gunakan ini," kataku mengambil sw.500 magnum.
"Kalau kita ingin ke Atlanta kita harus punya kendaran. Selain itu senjata yang memadai," ujar Will.
"Kita bisa ambil mobil di garasai tempat ini kan?" Aku memberi suara sambil terus mengamati.
"Ayo kita lihat!" ajaknya dengan penuh semangat.
Kami melangkah kearah pintu samping yang langsung mengarah ke garasi karena toko ini yang langsung tersambung dengan garasinya. Didalam garasi terlihat sebuah bentuk dari balik body cover di ruangan ini. Will menarik cover itu dan terlihat sebuah mobil Hummer berwarna hitam panjang, sepertinya mobil ini bisa memuat 6 sampai 8 orang.
"Kurasa kita butuh lebih banyak senjata dan amunisi," ujarku.
"Kalau begitu apa yang kita tunggu," katanya dengan garis melengkung di bibirnya.
Will membuka pintu mobil itu. Tidak terkunci, selain itu kuncinya juga ada tergantung di dasbor. Ini memang sudah menjadi tradisi aneh orang barat. Meninggalkan kunci kendaraan mereka di dalamnya.
Lalu aku pergi kembali kedalam toko. Aku mengambil beberapa senjata yang menurutku mematikan. Aku mengambil sebuah remington.870, sg.p20 dan sebuah pisau belatih sepanjang 8 inci berwarna hitam. Will datang, dia mengambil beberapa senjata tipe sub machine gun dan juga senapan serbu.
"Kau hanya mengambil itu ?" tanya Will. Bibirnya menyunggingkan seutas senyuman yang memuakkan. Mengejek.
"Shotgun ini lebih mematikan. Selain itu, aku dapat menembak lebih dari satu target sekaligus," akuku, kemudian aku menjarah semua selongsong peluru yang ada.
"Kita perlu beberapa yang berbeda. Kita tidak akan mengetahui apa yang ada di luar sana."
Will mengambil sebuah p90 serta beberapa jenis smg. Kami membawa semua senjata itu kedalam mobil. Tidak lupa aku juga membawa semua granat yang kutemukan di toko ini. Semua senjata kami masukan kedalam tas khusus senjata yang ada di toko.
(Suara mesin mobil)
"Kita punya cukup bahan bakar sampai kota selanjutnya," ujar Will. "Kau siap."
"Let's rock !" seruku. Pintu garasi terbuka. Mobil melaju dan menghantam para mayat hidup itu.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Chaos
Science FictionMereka bukan manusia. tidak, mereka manusia. Tidak, mereka bukan manusia. Ya, mereka bukan manusia. Mereka hanya makhluk kelaparan. Tidak, mereka lebih dari itu. mereka monster. Siapa mereka? Apa mereka? Lari! Lari! Tidak! Jangan lari! Hadapi! had...