Kami masuk ke dalam toko senjata di depan kami. Toko ini tidak besar namun koleksi senjatanya cukup lengkap. Berbagai macam senjata terpajang rapi di dinding juga etalse toko mulai dari senapan ringan hingga berbagi jenis shotgun serta handgun juga revolver.
"Kunci pintunya!" perintah Will.
"Pintu itu memiliki jendela kaca, percuma menguncinya," jawabku.
Aku melirik sekitar jika ada sesuatu yang bisa digunakan. Selain berbagai macam senjata, tidak ada yang bisa digunakan untuk menganjal pintu itu.
"Kalau begitu, tolong aku!" tukas Will.
Aku mengalihkan pandanganku. Will sedang mencoba mendorong sebuah rak kosong. Kemudian aku melangkah ke belakang rak itu. Mendorongnya bersama Will.(Suara gesekan)
"Menurutmu ini tidak berlebihan? Orang ini memiliki rak ini untuk memajang senjata-senjatanya."
"Entahlah, mungkin dia tidak ingin menjual senjata," jawab Will.
Perlahan rak kosong ini bergerak maju dan menutupi seluruh pintu. Setelah "Menguci" pintu itu, aku mulai mengamati barang-barang eksotis itu.
" kita bisa menjadi orang paling berbahaya dengan semua ini, kau tahu?" kekeh Will saat mengamati seisi toko ini.
"Lebih berbahaya dibanding mayat-mayat di luar sana? Tidak!," ujarku.
Tak selang beberapa lama, suara eraman muncul dari salah satu sudut toko. Seorang pria gemuk dengan mata yang mulai cekung dan mulut penuh dengan cairan hitam muncul dari sana. Pria itu berjalan sempoyongan ke arah kami. Dari apa yang kulihat dari keadaan wajah serta kulitnya yang menghijau kehitamaan aku tahu, dia adalah undead. Aku berjalan ke arah pria itu sembari mempersiapkan sabitku dan setelah itu.
"Srrrkkk.."
Kepalanya terjatuh ke lantai mengeluarkan cairan merah kehitaman berbau amis yang sangat menyengat.
"Orang ini bau sekali! Aku yakin dia tidak pernah mandi."
"Seharusnya kau gunakan ini!" tukas Will menimang- nimang sebuah sub machine gun berukuran kecil.
"Aku tidak ingin membuang peluru hanya untuk membunuhnya," balasku datar.
Kami mengamati semua senjata-senjata disini sembari memilih apa yang akan kami gunakan nantinya. Sebuah sw 500. Magnum berhasil menarik perhatian perhatianku. Aku menimang-nimang revolver ini. Tidak terlalu berat, ini cukup ringan. Ada 12 lubang selongsong peluru pada bagian barrelnya yang berkaliber 22mm. Ini adalah revolver dengan ruang selongsong terbanyak yang kutahu.
"Kenapa tidak ini saja?" tanya Will menunjukan sebuah senapan serbu otomatis berjenis ak107.
"Itu bagus tapi tidak terlalu mematikan," jawabku singkat. "Dengan sebuah magnum aku bisa menghancurkan kepala mereka hanya dengan satu tembakan," tambahku.
"Ya, terserah tapi aku akan bawa ini."
Tidak hanya senjata, aku juga menemukan tas khusus senjata yang lumayan besar disini. Aku mengambil beberapa senjata lainnya di antaranya sebuah rmg870, s.i.g.p250, sebuah p90, serta dua pucuk handgun yang dilengkapi sinar laser serta banyak peluru dan magazine untuk machine gun juga banyak selongsong besar shotgun.
"Kita beristirahat disini untuk sementara," ujar Will.
"Baiklah, itu boleh juga," tanggapku.
Baiklah, saatnya untuk berkeliling. Aku memeriksa setiap inci dari toko ini berharap tempat ini sangat mengingat pintunya sudah terbuka saat kami sampai di sini. Aku tidak menemukan apapun selain zombie gendut yang kupenggal kepalanya tadi. Ada sebuah pintu di kiri bagian belakang tempat ini. Perlahan aku membukanya, tidak ada apa-apa. Pintu ini terhubung dengan garasi, ada sebuah terpal yang menutupi sebentuk mobil dibaliknya. Sepertinya itu milik si gendut. Aku mengambil langkah meninggalkan garasi ini menuju lantai 2. Di lantai 2 ini juga tidak ada apa-apa selain sebuah kamar. Aku yakin pemilik tempat ini juga tinggal di sini sebelumnya. Jika dia punya istri pasti istrinya sudah menjadi salah satu undead. Dan benar saja, saat aku membuka pintu itu tampak seorang wanita yang berada tepat di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Chaos
Science FictionMereka bukan manusia. tidak, mereka manusia. Tidak, mereka bukan manusia. Ya, mereka bukan manusia. Mereka hanya makhluk kelaparan. Tidak, mereka lebih dari itu. mereka monster. Siapa mereka? Apa mereka? Lari! Lari! Tidak! Jangan lari! Hadapi! had...