P r o l o g

51 5 0
                                    

[ Selamat datang kembali, Cintaku. ]

"Sejauh apapun kamu pergi. Kalau kamu cuma ditakdirkan buat aku, kamu akan kembali lagi dipelukanku."

[Bandara Soetta, 15 Januari 2022]   

     Aira, gadis berambut hitam legam sepunggung itu duduk di kursi tunggu kedatangan luar negeri dengan senyum yang mengembang. Dia duduk seorang diri menanti kedatangan kekasih tercinta yang sudah empat tahun terakhir ini menimba ilmu jauh di negeri Paman Sam, sambil menggenggam kepingan putih tipis berlambang apel tergigit.    

     Sesekali ia mengecheck kepingan putih tersebut. Ia tersenyum lagi melihat wallpaper hpnya tersebut, "Hello! Setelah empat tahun nggak ketemu aku yakin, kamu pasti masih ganteng kayak terakhir kali kita ketemu."     

     Saat sedang asyik memandangi foto tersebut, suara intrupsi dari bandara tentang kedatangan penerbangan dari Amerika Serikat membuatnya mengalihkan perhatian dan segera beranjak dari kursi untuk menemui orang yang sampai saat ini masih ia cintai.     

     Aira mengedarkan pandangannya kesana kemari, melihat penumpang yang baru keluar dari dalam pesawat, namun sosok laki-laki yang ia cari tidak segera ia temukan. Ia terus mencari sambil sesekali mendesah kesal.

     "Ini bener kan pesawat yang dia tumpangi? Kok orangnya nggak ada sih?! Masa iya baru mau ketemu udah bohongin aku gini."     

     Seorang laki-laki bertubuh tinggi menjatuhkan koper dari tangannya tepat dibelakang gadis berambut sepunggung yang terlihat kebingungan. Tiba-tiba ia tersenyum saat meneliti perawakan gadis tersebut sama persis atau mungkin dia lah gadis yang ia cintai.     

     Tangannya tergerak untuk menutup mata gadis tersebut, "Sesekali bikin kamu kesel nggak apa-apa ya, Ay. I love you ah.." Ia tersenyum kecil saat tangannya menutup kelopak mata Aira.     

     "Heh! Apa-apaan nih?! Siapa lo? Main tutup mata gue?" Bara sendiri hendak membisik ditelinga kanan Aira. Namun, melihat gadis itu yang sepertinya kesal ia mengurungkan niatnya dan tetap menutup mata Aira.     
     Aira yang diperlakukan seperti itupun tidak hanya tinggal diam. Dia terus saja bergerak berontak. Karena tubuh, tepatnya bagian depan orang yang menutup matanya ini menempel dipunggungnya, ia yakin bahwa orang ini adalah seorang laki-laki. Sebersit ide terlintas dikepalanya.     

     Ia menendang kebelakang, tepat dibagian selangkangan laki-laki tersebut. Lalu tersenyum penuh kemenangan saat laki-laki itu melepas tutupan matanya. Seraya mengaduh.

     "Awwh... aww..."

     Bara jatuh terduduk sambil menutupi bagian selangkangannya itu. Dari raut wajahnya terlihat tendangan yang Aira berikan cukup keras.     

     Aira menolehkan tubuhnya ketempat laki-laki yang jatuh terduduk dibelakangnya. Ia bersidekap dada seraya tersenyum sinis.

     "Makanya, Mas. Kalau nggak kenal jangan main pegang-pegang. Biarpun cuma nutup mata, itu juga nggak sopan buat seukuran Mas yang udah puber."     

     Bara masih terduduk dan mengaduh, lalu setelah mendengar Aira membuka suara, ia tersenyum dan membuka kacamata hitamnya.

     Seketika mata Aira melotot, bibirnya membentuk huruf "O", tangannya terkulai disamping tubuhnya.     

     Bara yang melihat reaksi Aira seperti itu berusaha untuk menjaga image dengan tidak tertawa keras-keras melihat ekspresi wajah Aira. Ia bangun sambil sesekali meringis, dan balik bertanya pada Aira,

My Lovely BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang