C h a p t e r 0 5

14 3 1
                                    

[ Welcome to the Hell, Aira. ]

"Hati-hati pada laki-laki bermata tajam. Sekali kamu menatap matanya lebih lama, kamu bisa jatuh hati padanya."

[ X IPA 2 ]

     Pagi itu, Aira bangun kesiangan. Ia tidur terlalu larut, karena memikirkan ucapan Bara minggu lalu saat disekolah. Kenapa baru saat ini ia berfikir? Karena, kegiatan belajar mengajar atau KBM baru dimulai minggu ini. Yang artinya, seluruh struktur organisasi kelas baru akan dimulai juga hari ini.

     Selama seminggu kemarin, Aira memang belum merasakan apa yang dimaksud Bara saat itu. Ia masih bisa santai-santai saja. Karena Bara juga masih biasa saja. Entah mengapa semalam, kalimat Bara itu seperti menyihir otaknya. Sehingga, selalu berputar-putar dalam fikirannya.

      Welcome to the hell. Aira.

     "Aih, sialan! Udah pagi padahal. Kenapa gue masih aja mikirin itu ancaman sih? Nggak banget deh ah." gerutu Aira yang mulai jalan menuruni tangga.

⬛◼⬛◼⬛◼

     "Pagi, Non Aira. Mau sarapan nasi goreng atau roti gandum?" tanya Bi Inah saat ia duduk di meja makan.

     Aira masih diam. Sampai akhirnya teriakan Farel membuatnya kembali tersentak ke alam nyata.

     "Ih! Apaan sih lo, Rel?! Gue nggak tuli ya! Kalau manggil biasa aja bisa nggak?!" Aira berucap kesal sambil mengusap-usap telinganya. Pasalnya, tadi Farel berteriak tepat didepan telinganya. Pantas saja kalau telinga Aira panas.

     "Lagian. Lo ini kenapa sih, Kak? Diam aja dari tadi. Tuh ditanyain sama Bi Inah apa Kakak dengar? Nggak kan pasti? Makanya jangan mikirin cowok mulu!" Farel malah menceramahinya.

     "Eh enak aja lo kalo ngomong! Gue lagi nggak mikirin cowok ya. Lagian juga disekolah baru gue lagi nggak tertarik sama cowok."

     Farel yang sedang mengunyah buah apel, langsung tersedak mendengar penuturan kakaknya.

    "Hati-hati makannya. Gue juga nggak minta, Rel. Santai aja. Santai." Ujar Aira sambil memberikan segelas air putih dan menepuk-nepuk punggung Farel.

     "Uhuk.. uhuk.. nggak gitu, Kak. Cuma gue kaget aja sama apa yang lo omongin barusan. Jangan-jangan lo pindah haluan ya?"

     Kali ini giliran Aira yang tersedak omelet kornet.

     "Pindah haluan? Maksud lo?"

     "Yaa.. itu... pindah haluan. Lo LGBT."

     Sontak mata Aira membulat, dan ia meraih kain lap yang ada didepannya dan melemparkannya kehadapan Farel.

     "Sembarangan aja kalo ngomong lo! Ya nggak lah! Gila kali gue!"

     "Hahahahahahaha.... kali aja gitu, Kak. Lagian omongan lo gitu banget. Gue kan jadi ragu. Hahahaha."

     "Terus aja lo ketawa terusss..."

     "Heh.. udah-udah, Non, Den. Nggak usah berantem. Ini dari tadi Bibi nanyain Non mau bekal apa kok nggak dijawab sih?" Bi Inah menengahi.

My Lovely BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang