C h a p t e r 0 7

4 1 0
                                    

[ First Meeting With You. ]

"Terkadang, jatuh cinta itu nggak sulit kok. Cukup dengan sekali pertemuan, atau pertemuan pertama. Kalau hati merasa cocok, buat apa bohongin diri sendiri?"

[Brother Class, Arya Alfandi.]

     "Kenapa? Lho kok nangis?

     Fanny terkejut saat ada suara berat khas laki-laki yang menginterupsi pikirannya untuk meminta bantuan kepada siapa.

     Hufft, gue kira si Keriting balik lagi. Untung bukan. Ngagetin aja sih ini orang, kalo gue jantungan emang dia mau ngobatin. diam-diam Fanny menggerutu. Fanny memang hobi sekali menggerutu, tentunya dalam hati saja.

     "Eh? anu.. emm..."

     Fanny bingung! Jelas saja. Dia mau panggil siapa laki-laki didepannya ini? Kenal saja tidak? Jadi, daripada salah panggil lebih baik dia pura-pura diam kan? Menunggu laki-laki tersebut memperkenalkan diri. Orang jahat atau bukan. Mau menolong atau mau maling. Tapi, sepertinya dia tidak masuk kategori kedua.

     Laki-laki berseragam basket sekolah ini tersebut tersenyum lalu mengulurkan tangan. Dia menyadari kesalahannya belum memperkenalkan diri. Dia tahu, dua anak perempuan didepannya ini takut.

     "Sorry, kita belum kenalan. Jangan takut. Gue anak sini kok. Nama gue Arya. Gue kelas 12 IPA 2. Gue anak basket SMA ini. Kebetulan sore ini gue sama tim basket gue masih latihan dilapangan. Terus gue lihat tadi kalian lagi kebingungan. Makanya gue kesini, siapa tahu ada yang bisa gue bantu."

     Tawar Arya pada Aira dan Fanny. Sementara itu, Aira terlihat berbinar.

     Akhirnya ada juga yang mau nolongin gue gara-gara kerjaan si Batu Bara kampret itu. Mana ganteng pula ahh.. bathin Aira berteriak senang. Belum lagi, Arya tidak lepas tersenyum.

     Aira langsung bangun dan berdiri disamping Fanny yang terlihat kikuk.

     "Oh.. Oke. Kak Arya. Gue Fanny, dan ini Aira. Ban mobil Aira kempes. Jadi kita nggak bisa pulang. Aira panik, takut juga. Terus dia nangis deh karena nggak tahu mesti minta tolong sama siapa. Kita kira juga disekolah udah nggak ada orang hehehe. Makanya Aira nangis disini, gue baru aja mau jalan cari bantuan. Eh Kakak dateng."

     "Iya, Kak. Ban mobil depanku kempes. Tadi kayaknya ada yang jahil ngempesin ban mobilku." Aira mengubah bahasanya dari 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'.

     Sekalian tebar pesona boleh kali ya. Ganteng gitu hehehehe... sisi centil Aira kembali muncul. Biasa, modus-modus pertama kenal. Kalo nggak klik ya tinggalin.

     Arya mengangguk dan berjongkok untuk memastikan ban mobil Aira. Benar-benar kempes atau bocor. Saat melihat body mobil tersebut masih mulus sekali, baru keluar dari dealer dia mengernyit kemudian bangkit.

     "Mobil lo baru, Aira?"

     Aira tersenyum dan mengangguk, "Iya, Kak. Baru. Baru banget malah. Tadi pagi baru dikasih Papa langsung aku bawa sekolah. Nggak tahu juga kalau ujung-ujungnya bakalan begini."

     "Mungkin ada yang iri lihat mobil kamu, Aira. Hahaha." canda Arya.

     Aira ikut tertawa. Sementara Fanny, merasa kurang nyaman. Dia hanya tersenyum simpul, sambil meneliti apa Kakak kelas didepannya ini punya maksud terselubung atau tidak?.

My Lovely BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang