Bruk
" Hinata! !" teriak shika saat melihat hinata yang tergolek dwngan bersimba darah karena tertabrak sebuah mobil.
Tap ! Tap !
" Hinata ! Hinata ! bangun ! " ucap shika sambil mengguncang kan bahu hinata berharap sang wanita membuka mata.
tap tap
" S-Shikamaru.. A-aku .. " ucap sang penabrak yang tidak lain adalah Ino .
" Kau ! apa yang sudah kau lakukan terhadapnya ? " raung shika saat mengetahui jika inolah yang menabrak hinata.
" A-aku .. A-aku t-tidak s-sengaja A-a-aku.. " bata ino ketakutan akan perbuatan nya .
" Diam! lebih baik kau pergi dan jangan pernah menemui ku lagi " sentak shika sambil menggendong hinata untuk membawanya ke rumah sakit .
"..... "
" Shika .. " lirih ino saat melihat sang pujaan hati menghilang dari pandangan nya.
" maaf .. "Rumah sakit
Srek
" bagimana kondisinya? " tanya shika dengan raut khawatir .
" tenanglah ! Dia sungguh beruntung karena kau dengan cepat membawanya kemari karena jika tidak mungkin dia bisa mati karena kehilangan banyak darah " jelas sang dokter saat menyadari raut wajah shika .
" Huff.. syukurlah " lirih shika lega akan penjelasan dokter tersebut.
" Baiklah , saya permisi dulu " pamit sang dokter sambil menepuk pundah shika menyemangati.
" Hai , Terima kasih sensai " balas shika sambil sedikit membungkuk.Shikamaru pov
Aku berjalan perlahan sambil terus melihatnya , Kulit putihnya sekarang berubah menjadi pucat dengan banyak lecet karena kecelakaan tadi Namun yang membuatku heran kenapa hinata berlari saat melihatku dan ino tadi , Walaupun begitu aku tidak terlalu memikirkan hal tersebut karena sangatlah merepotkan.
" ummm "
" Hinata kau sudah sadar ? " tanya Shikamaru saat mendengar lenguhan hinata .
" aku dimana ? " tanya hinata setengah sadar .
" Kau di rumah sakit sekarnag , bodoh " balas shika dengan tenang walaupun hatinya kalut .
" Shikamaru-kun ? k-kenapa kau disini dan aku kenapa bisa berada disini? " tanya hinata polos tidak sadar akan raut muka sebal shika.
" kau baru saja tertabrak jadi diamlah karena kau sangat berisik , huh merepotkan "ujar shika sambil berjalan menghampiri hinata .
" ah .. aku ingat sekarang " lirih hinata sendu karena mengingat penyebab ia bisa tertabrak.
" Baka .. jika kau cemburu harusnya kau tidak perlu sampai ingin bunuh diri seperti ini , merepotkan " hardik shika sambil tersenyum miring atas kesimpulannya .
" S-siapa yang c-cemburu ! " bantah hinata sambil membuang muka karena malu .
" Hah .. sudahlah , sebenarnya aku ingin bicara sesuatu kepada padamu " putus shika sambil menghela nafas lelah .
" A-apa ? "
" Kau sangat mengganggu ku dari hari ke hari dan itu merepotkan " ucap shika sambil menatap mata hinata dalam .
" S-Shikamaru-kun k-kenapa kau berkata seperti itu " bata hinata terkejut akan ucapan Shikamaru.
" Tapi aku sadar jika aku malah menyukai hal tersebut karena aku sadar jika aku mencintaimu, karena itu menikah lah denganku hinata " tandas shika menyelesaikan kalimatnya sambil tersenyum tipis kepada hinata .
" Shikamaru.. kau ? "
" dasar merepotkan.. aku bilang aku mencintai mu dan aku ingin kau menikah denganku " lamar shika dengan sangat tidak romantis nya .
" huh .. kau ini ! siapa yang mau menerima lamaran yang tidak romantis seperti ini " dengus hinata sambil tersenyum tipis membalas genggaman tengan Shika.
" huh.. jadi bagaimana ? kau mau atau tidak " tanya Shikamaru sambil menggenggam erat tangan hinata berharap.
" um ! A-aku m-mau " balas hinata sambil tersenyum
malu-malu kepada Shikamaru.
Greb
" Terima kasih , aku janji kita akan bahagia " ujar shika sambil memeluk hinata terharu .
" um ! aku tahu "
" baiklah kalau begitu , lusa kita menikah " putus Shikamaru sambil terseyum tanpa dosa .
" Ehhhhh ! "TBC
ah... akhirnya updet juga nih fanfic . But Gomen ne kalau pendek dan untuk Yuli-senpai makasih karena gak bosen- bosennya menyemangati ku .
Sekian
E.X.O
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family and Littel Baby
Fanfiction" Hinata ! cepat kemari !"/ " merepotkan , sudah kubilang untuk memakai pakaian dingin . nanti kalian bisa sakit "/ " tentu saja aku mengkhwatirkan istriku dan calon anak kita "/ " merepotkan , sudah sekarang kita pulang . aku tidak ingin anak kita...