BAB 3

4.8K 284 12
                                    

Zaza sendirian diapartemen, gadis itu memutuskan untuk membersihkan diri, ia senang tempat tidurnya sudah rapi.

"Sean memang baik merapikan tempat tidurnya"

Gadis itu memilih menonton televisi di ruang tamu sambil mengunyah buah pir yang telah ia kupas, beberapa kali ia melihat kearah jam watu terasa sangat lama, ia mulai merasa bosan, ia memutuskan melihat ruangan di sebelah kamar Sean, itu adalah ruang kerja Sean, tampak beberapa tumpukan laporan diatas meja tersusun rapi di sana, gadis itu membuka satu persatu laporan itu ia juga bisa membaca nama perusahaan tempat Sean bekerja, setelah bosan matanya terasa berat ia memutuskan untuk tidur di kamar Sean.

***

Di tempat lain Sean tampak sibuk di ruangnya, sebagai kepala ruangan ia bertugas memberikan yang terbaik untuk perusahaan yang telah menerimanya selama delapan tahun ini, ia sangat berterimakasih pada pemimpin perusahaan ini karena menerimanya berkerja disini.

Sean ingat saat ia masih kulia dulu ia sangat kesulitan dalam segi ekonomi, ia bisa kulia itupun karena biasiswa yang ia dapat, ia bertemu dengan salah satu utusan perusahaan ini SR Compeni untuk mencari mahasiswa yang berkompeten di bidangnya untuk di perjakan di perusahaan mereka, Sean tahu hal itu langsung mengikuti tes dan ia berhasil lulus, semenjak itu kehidupan ekonomi Sean menjadi membaik, walau ia masih berstatus mahasiswa, ia sudah berkerja paru waktu di sana, ia menuangkan ide-ide terbaiknya.

Sudah jam sembialan malam Sean memutuskan untuk pulang ke apartemennya, ia segerah membuka pintu dan masuk, tampak seorang gadis sedang duduk sambil tersenyum lebar.

"Kau sudah pulang?" tanya sang gadis.

"Ya" Jawab Sean singkat kemudian berlalu kekamarnya, Sean Segera mandi dan menganti pakaiannya, ia mengambil bantal dan selimut membawahnya ke sofa, ia benar-benar lelah sekarang ini.

"Awas aku mau tidur" Sean megusir Zaza dari tempat duduknya, dengan cepat gadis itu berdiri mempersilakan Sean untuk tidur ia tahu laki-laki itu sangat lelah.

Sean memejamkan matanya, rasa ngantuk menghampirinya, ia tidak peduli dengan gadis yang masih berdiri di hadapanya, Zaza masih diam di tempat.

Seketika Sean membuka matanya, memperhatikan gadis Zaza tampak melipat dua tangannya di depam dada, rasanya ada yang aneh.

"Kau memakai bajuku?" tanya Sean sambil melotot, gadis itu tersenyum sambil mengangguk.

"Lepaskan!" teriak Sean sambil duduk dan menarik bajunya, Zaza mengeleng, ia kembali menarik bagian baju yang di tarik Sean.

"Aku bilang lepaskan bajuku!" teriak Sean, gadis itu masih mengeleng, dengan cepet laki-laki itu menarik kaus yang dikenakan Zaza dengan kuat hingga membuat gadis itu terhempas ke tubuh Sean.

"Aduh!" teriak Zaza, Sean segera mendorong Zaza dari tubuhnya sungguh posisi itu tidak menguntungkan untuk keduanya.

"Jangan perna memakai pakaianku" bisik Sean sinis.

"Kau harus membelikan ku baju agar aku tidak memakai baju dan boxer mu" jawab Zaza tidak mau kala.

"Mana pakaian mu?" Sean bertanya.

"Kotor" Jawab Zaza entang.

"kau sudah mencucinya?" Sean menyelidik, Zaza mengeleng sejenak.

"Aku tidak bisa mencuci" jawab gadis itu jujur. "Ya tuhan bencana apa lagi ini, mengapa gadis di hadapanku tidak bisa apa-apa, bahkan untuk mengurus dirinya sendiri ia tidak bisa" gumam Sean, Zaza melotot tajam mendengar perkataan Sean, tapi Sean benar aku tidak bisa mengurus diriku sendiri.

"Kau harus mengajari ku Sean"

***

Sean kembali memejamkan matanya, siapa sebenarnya Zaza kenapa ia tidak bisa apa-apa, ia memang cantik, tapi bagaimana mungkin ia akan menjadi seorang istri yang baik jika menikah nanti.

ZAHARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang