LOVE YOU... ALWAYS

128 6 0
                                    

Sama seperti cerita sebelum ini, cerita 'LOVE YOU... ALWAYS' juga di share disini...

👉 damastsiska16.blogspot.com
👉 siskadamast.wordpress.com 
👉 siskadamast.livejournal.com

And once again, you can always say hello to me like we know each other for a long time~

Seriusan! Ssk bukan orang galak yang suka gigit kok.. ssk suka ketemu dan kenal sama orang lain yang bisa diajak sharing terutama tentang hobby yang sama-sama suka nulis disini atau bahkan mungkin sekedar suka baca aja.. 😍😁

Jujur ssk juga suka banget dua-duanya, bahkan ssk punya versi cetak dari beberapa cerita-cerita yang pernah ssk baca disini.. malah sempat pernah menggalau gara-gara budget bulanan untuk beli buku meroket karena buanyak nya cerita yang oke-oke banget dari sini & nggak tahu mau yang mana yang diduluin beli. 😂😂😂😂

Yasudah, kalau begitu lanjut deh.. ini cerita lain yang pernah nangkring di buku harian ssk cukup lama. Masih berantakan parah dan nggak jelas, karena memang nggak tahu sebenarnya ini tulisan mau di gimana-in. Hehe,

Selamat menikmati~
^,^)/"
Anyeong~
💕💕💕

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

[ 2 ]

Yara menatap foto di tangannya dengan mata berbinar. Jantungnya berdetak tak karuan, sampai ia dapat mendengar jelas di telinganya sendiri.

Ia masih tak percaya kalau akhirnya Tuhan menitipkan keturunan kepada dirinya setelah dua tahun terus menunggu. Senyum di bibirnya tak pernah pudar sejak ia dinyatakan hamil tadi.

Yara yakin kalau berita kehamilannya ini pasti akan menjadi kejutan besar untuk kepulangan suaminya nanti malam. Ia juga berharap dengan berita bahagia ini, hubungan mereka yang sempat renggang beberapa minggu terakhir bisa terkikis.

Suara dering ponsel milik Yara yang mengalunkan nada piano milik Yiruma terdengar. Ia segera mengangkat panggilan masuk tersebut saat melihat nama suaminya terpampang di layar ponselnya.

"Halo?"

"Kamu dimana?" Suara Ezar terdengar datar di seberang sana. Tapi Yara tak terlalu memperhatikan, masih terlalu bahagia dengan berita kehamilannya.

"Aku di rumah. Kamu nanti sampai jam berapa mas?"

"Aku nggak jadi pulang malam ini."

Senyum Yara menghilang dalam hitungan detik mendengar ucapan Ezra. Hatinya lagi-lagi serasa di remas oleh tangan tak kasat mata di dalam sana. Apalagi nada datar suaminya kini terdengar jelas di telinga Yara.

"Yara! Kamu dengar aku kan?"

Nada tinggi suaminya menyentakkan Yara dari lamunannya. Air mata luruh begitu saja tanpa bisa dicegah olehnya.

"Iya.." lirih Yara. Matanya menatap lagi foto di tangannya yang kabur tertutup bulir air matanya.

"Oke. Aku tutup teleponnya."

Kumpulan Cerpen Siska Damast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang