Stay Here

120 6 0
                                    

[ 5 ]

"Bi! Jangan pergi, Bi! BIAN!!!"

Bian yang baru saja merebahkan tubuhnya di ranjang, kaget mendengar suara Adara yang menggumam gelisah di sampingnya.

Ia mengguncang tubuh istrinya yang kini penuh dengan peluh. Tak butuh waktu lama, mata Adara terbuka. Menatap liar ke sekelilingnya dan berhenti saat manik cokelatnya mendapati wajah Bian disampingnya, menatap khawatir.

"Bi.." panggil Adara dengan suara parau. Matanya berkaca-kaca, tubuhnya bergetar, membuat Bian tak bisa menahan diri untuk memelukannya.

"Sst.. aku disini." Ucap Bian berulang kali. Tangannya mengusap punggung Adara, berusaha membuatnya tenang.

"Jangan pergi..."

"I'm not. I'm here, love. I'm here..with you."

Setelah Bian mengatakan itu, Adara mengetatkan pelukannya. Mencoba meyakinkan dirinya sendiri akan keberadaan Bian disana adalah nyata.

Sementara Bian hanya diam, membalas pelukan Adara sambil sesekali mengecup puncak kepala Adara dan mengatakan kata-kata menenangkan.

Entah sudah berapa lama mereka berpelukan seperti itu. Sejujurnya Bian merasa letih, ia ingin sekali tidur. Tapi hatinya pun tak akan bisa tenang dengan keadaan Adara. Tangannya kembali bergerak mengusap lembut kepala Adara.

"Kamu mimpi buruk lagi?" Tanyanya pelan.

Adara tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya.

"Mimpi apa?" Tanya Bian lagi.

Kali ini tak ada jawaban maupun pergerakan dari Adara. Tapi B bisa merasakan tubuh Adara yang menegang dan kembali bergetar.

"Ssht.. It's okay. Kamu cuma mimpi.. aku disini, jangan takut, hmm?"

"Jangan pergi. Jangan tinggalin aku.." ucap Adara dengan suara bergetar.

Bian yang mendengar itu menarik tubuhnya ke belakang sedikit.

Matanya menatap lurus ke dalam manik terang Adara. Sedangkan kedua tangannya perlahan terangkat menangkup wajah A.

"Lihat aku. Aku disini, love. Aku nggak akan pergi kemana-mana. Apapun yang kamu lihat di mimpi kamu barusan, itu cuma pikiran buruk kamu. Aku nggak akan ninggalin kamu, jadi jangan pikirin lagi mimpi kamu itu. Oke?"

Adara diam menatap manik Bian yang selalu membuatnya merasa nyaman. Ia bisa melihat jelas kesungguhan disana. Adara baru menganggukkan kepalanya saat jemari Bian mengusap pipinya penuh perasaan, menyentak kesadarannya kembali.

"Tidur lagi ya.. aku ngantuk, love." Ucap Bian lembut setelah mengecup kening Adara cukup lama. Ia kembali memeluk Adara dan menutup matanya.

"Love you, Bi.."

Senyum Bian mengembang mendengar kata cinta dari Adara dan semakin mengetatkan pelukannya.

"Love you too, Ra. Aku disini, kita tidur lagi ya." balasnya tanpa membuka mata dan tak melepas pelukannya sama sekali dari tubuh mungil Adara.

***

Bian baru saja ingin melangkah ke arah taman belakang saat telinganya menangkap suara Cindy, sahabatnya yang juga sahabat Adara.

"Adara! Lo kenapa sih?" Tanya Cindy agak kencang dengan tatapan khawatir pada Adara yang hanya diam, menatap kosong makanan di depannya.

"Nggak apa-apa, Cindy." Jawab Adara tanpa mengalihkan tatapannya.

"Lo berantem sama Bian?"

Kumpulan Cerpen Siska Damast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang